Krisis Iklim Mempengaruhi Pesisir dan Ekosistem Laut

Dampak dari krisis iklim dari tahun ke tahun semakin terasa. Hal tersebut ditandai dengan bertambah buruknya kualitas udara, cuaca dan semakin panasnya suhu bumi.

Berdasarkan laporan PBB perubahan cuaca dan pemanasan global mengungkap 2019 menjadi tahun ‘terpanas’ dalam periode lima tahun terakhir. 

Laporan PBB menemukan bahwa gelombang panas adalah hal yang paling ekstrim pada periode 2015-2019 yang mempengaruhi seluruh wilayah Bumi. Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan dengan dampak perubahan iklim.

Hal tersebut  ditandai oleh fenomena iklim yang ekstrim, seperti semakin panjangnya musim kemarau, kenaikan temperatur permukaan laut, perubahan pola dan intensitas curah hujan, serta kenaikan permukaan air laut.  

Sebagai negara kepulauan, kenaikan permukaan air laut dapat menyebabkan ancaman Indonesia kehilangan pulau-pulau kecil. Dilansir oleh media Merdeka, tercatat ada beberapa pulau indonesia yang “tenggelam” karena meningkatnya air laut.

Pulau-pulau tersebut antara lain Pulau Dapur, Ayer Kecil, Ubi Kecil, Ubi Besar, Nyamuk Kecil dan Nyamuk Besar di Kepulauan Seribu akibat peningkatan air laut serta abrasi.

Naiknya permukaan air laut juga diprediksi akan menghilangkan lebih dari satu juta mil persegi ladang pertanian dan tanah penghasil makanan lainnya, sehingga berpotensi menyebabkan berkurangnya bahan pangan.

Selain itu dampak dari krisis iklim pada ekosistem laut, salah satunya adalah terumbu karang dari  krisis iklim yang menimbulkan perubahan signifikan pada suhu air laut yang berdampak buruk terhadap terumbu karang.

Terumbu karang merupakan salah satu komponen ekologi yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, hal ini ditandai dengan kerusakan terumbu karang salah satunya akibat kenaikan suhu air laut. 

 Hal tersebut juga bisa memberikan dampak negatif yang besar terhadap produktivitas perikanan. Banyak spesies laut yang rentan terhadap perubahan lingkungan dan iklim yang tidak bisa beradaptasi dengan memanasnya suhu air laut, dengan kata lain, perubahan iklim akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas perikanan. 

Kondisi ekstrim dengan meningkatnya suhu air, rendahnya oksigen terlarut dan pH air dapat mengakibatkan kematian pada ikan. Lingkungan dengan kondisi yang tidak optimal dapat berpengaruh pada kondisi keberlangsungan hidup ikan.

Pertumbuhan dan kemampuan bertelur dari ikan, perubahan ini secara langsung berpengaruh pada populasi dan struktur komunitas ikan yang pada akhirnya berpengaruh pada stok perikanan.

Menurut Kementrian Kelautan dan Perikanan ada beberapa spesies laut di Indonesia tahun 2015 hingga 2019  terancam punah antara lain Hiu Paus, Hiu Martil, Paus biru, Paus Sirip, dugong dan berbagai jenis spesies lainnya.

Punahnya sebagian spesies fauna laut ini juga berdampak bagi keseimbangan ekosistem, selain itu juga menjadi hal yang sangat disayangkan mengingat Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati. 

Jadi bagaimana guys, apakah semakin terasa akan perubahan iklim yang memiliki berbagai dampak buruk?

Mari kita bersama-sama melakukan sesuatu untuk mengurai dampak pemanasan global !

 

Editor : Annisa Dian Ndari

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Overfishing dan Kekeringan Laut

Peningkatan suhu global menyebabkan peningkatan penguapan air dari permukaan laut, yang pada gilirannya meningkatkan konsentrasi garam dalam air laut. Kekeringan laut terjadi ketika air laut menguap lebih cepat daripada yang dapat digantikan oleh aliran air segar, seperti dari sungai-sungai atau curah hujan. Akibatnya, air laut menjadi lebih asin dan volume air laut berkurang.

Tanggapan