Perubahan Iklim Membuat Hiu Semakin Rentan Tertangkap
Penangkapan ikan hiu yang berlebihan tidak hanya berdampak pada dinamika suatu ekosistem, tetapi juga kepada kemampuan hiu untuk mengurangi dan beradaptasi dengan perubahan iklim.
Laporan Greenpeace – Protect The Oceans yang dirilis pada Juli 2022 menyebutkan bahwa perubahan iklim mendorong perluasan zona hipoksia laut, menyebabkan ikan pelagis untuk berkonsentrasi di lapisan permukaan air yang teroksigenasi. Ini merupakan lapisan di mana intensitas aktivitas perikanan longline lebih banyak.
Dalam laporan dijelaskan sebuah studi dari Australia menemukan bahwa menghilangkan hiu macan dari suatu ekosistem menyebabkan dugong berlebihan mengkonsumsi tanaman di padang lamun. Padang lamun merupakan tanaman yang menyumbang 10% dari kapasitas lautan untuk menyimpan karbon.
Dampak dari perubahan iklim berjalan dua arah dan sebagai pengganda ancaman yang kemungkinan besar juga dirasakan oleh hiu. Meskipun informasi soal melihat bagaimana perubahan iklim berdampak pada predator teratas seperti hiu masih relatif jarang.
Kita tahu bahwa perubahan iklim menyebabkan pemanasan dan deoksigenasi wilayah pesisir dan pengasaman laut yang merupakan tantangan penting bagi kinerja fisiologis organisme laut. Seperti perubahan distribusi, efek pada performa berenang, dan masalah metabolisme.
Selain itu, semakin menjelaskan bahwa hiu memainkan peran penting dalam pompa karbon lautan, meningkatkan kemampuan laut untuk menyerap dan mengolah karbon yang mengurangi dampak terburuk perubahan iklim.
Sebuah studi baru yang dilakukan oleh para peneliti di University of Mexico mengevaluasi kemungkinan pergeseran distribusi hiu Carcharhinidae yang berbeda dalam berbagai skenario perubahan iklim. Ditemukan bahwa pada tahun 2050, perubahan iklim dapat mengurangi area hidup yang cocok untuk sebagian besar spesies carcharhinid.
Studi lain, yang dilakukan pada tahun 2019 di Teluk Chesapeake, mencoba memahami bagaimana perubahan yang disebabkan oleh perubahan iklim dapat memengaruhi spesies individu seperti hiu sandbar (Carcharhinus plumbeus).
Hiu sandbar adalah predator ram-ventilation puncak dimana spesies remaja menggunakan Teluk Chesapeake sebagai tempat pertumbuhan hingga usia 10 tahun.
Dalam kondisi yang dikontrol laboratorium, para peneliti menentukan bahwa, ketika terkena air hangat dan hipoksia (oksigen rendah atau habis), kinerja keseluruhan hiu sandbar menurun drastis pada suhu 32°C, atau ketika konsentrasi oksigen terlarut berkurang di bawah 3,5 mg l−1 .
Oleh karea tingkat air yang hangat dan hipoksia meningkat di daerah ini, para peneliti berekspektasi bahwa habitat pertumbuhan hiu sandbar yang tersedia akan berkurang, yang dapat berdampak buruk terhadap populasi hiu sandbar di Atlantik Barat dan tentu saja kepada kesehatan secara keseluruhan sebuah ekosistem.
Selanjutnya, sebuah studi tahun 2021 yang dilakukan oleh beberapa peneliti dari Portugal, Spanyol, dan Inggris menyimpulkan bahwa perubahan iklim mendorong perluasan zona hipoksia lautan. Menyebabkan ikan pelagis terkonsentrasi di lapisan permukaan yang mengandung oksigen.
Berbagai faktor yang terkait dengan deoksigenasi yang didorong oleh iklim berkontribusi pada penyusutan habitat vertikal blue shark, yang berpotensi meningkatkan kerentanan mereka terhadap aktivitas perikanan permukaan di mana intensitas upaya penangkapan longline yang lebih besar terjadi.
Bagaimana perluasan hipoksia dan penangkapan ikan akan bersinggungan dan megancam hiu pelagis langka masih harus ditinjau, walaupun tangkapan hiu yang lebih tinggi dikaitkan dengan penurunan gradien oksigen terlarut yang kuat kaitannya. Singkatnya, hiu pelagis akan menjadi lebih rentan untuk ditangkap sebagai akibat dari perubahan iklim.
Oleh karena itu, langkah-langkah pengelolaan untuk hiu pelagis yang terancam punah, yang secara khusus bertindak untuk mengurangi dampak perubahan iklim, mungkin diperlukan karena lautan terus menghangat.***
Simak laporan selengkapnya di sini.
Tanggapan