Aksi Guru Pantai : Selamatkan Teluk Ambon Dari Polusi Sampah Laut

“ Ambon Manise

Sebuah slogan yang tak pernah salah diucapkan. Terdiri dari kata Manise, merupakan bentuk dialeg dari orang Ambon yang di artikan manis sekali. Manis ini ditunjukkan untuk setiap pandangan sudut kotanya yang menyimpan kenangan dan cerita bagi masing – masing orang yang menikmatinya.

Perairan Teluk Ambon (Dokumentasi Pribadi)

Manis pula untuk setiap manusia yang berasal dari tempat ini, tak lupa juga manis untuk teluknya yang indah dan permai. Saat ini, tekanan terhadap kondisi sumberdaya alam dan lingkungan pesisir Teluk Ambon terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan pertambahan kebutuhan yang harus dipenuhi.

Pemenuhan kebutuhan masyarakat tersebut tentu akan diupayakan melalui berbagai bentuk kegiatan yang melibatkan pemanfataan terhadap sumberdaya alam yang ada.  Pada umumnya masyarakat yang bermukim di daerah pesisir Teluk Ambon adalah para nelayan atau masyarakat yang mengandalkan wilayah pesisir sebagai sumber mata pencaharian mereka.

Kegiatan – kegiatan masyarakat yang melibatkan semberdaya laut dapat memberikan tekanan terhadap kondisi wilayah pesisir, sehingga dapat dikatakan bahwa aktivitas manusia akan memberi dampak bagi kualitas lingkungan pesisir dan lautan.

Kualitas lingkungan peairan Teluk Ambon dapat dilihat hubungannya dengan kualitas kehidupan penduduk pesisir sekitarnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa bertambahnya penduduk maka bertambah pula pemenuhan kebutuhan hidup. Manusia berlomba – lomba untuk memanfaatkan sumberdaya pesisir untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Permasalahan akan muncul ketika pemanfaatan sumberdaya menjadi tidak terkendali. Degradasi ekosistem yang terjadi di daerah pesisir Teluk Ambon kebanyakan diakibatkan karena ulah masyarakat pesisir yang sering membuang sampah dilaut

Tumpukan Sampah Di Pesisir Teluk Ambon (Dokumentasi Pribadi)

Permasalahan ini merupakan bukti nyata terhadap penurunan kualitas pesisir Teluk Ambon akibat tumpukan sampah yang berlebihan. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan aktivitas warga seperti pemukiman masyarakat pesisir, industri, pusat perbelanjaan, dan aktivitas transportasi laut baik lokal maupun antar pulau.

Efek yang ditimbulkan dari kegiatan ini antara lain yaitu meningkatnya jumlah sedimentasi, perubahan suhu, fluktuasi salinitas, dan eutrofikasi yang berlebihan. Selain itu, kurang tersedianya sarana untuk tempat pembuangan sampah dan kurang sadarnya masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya telah menyebabkan pencemaran diteluk semakin meningkat.

Timbunan sampah juga dapat dilihat dengan mudah pada permukaan air laut di Teluk Ambon. Ditambah lagi dengan adanya tumpahan minyak dari pelabuhan di sekitar teluk juga mempengaruhi kondisi penurunan kualitas air perairan tersebut.

Keadaan ini telah menimbulkan berbagai masalah, khususnya mengenai pencemaran laut. Berbagai tanggapan bermunculan di media masa mengenai kualitas perairan Teluk Ambon. Hal ini disebabkan karena semakin berkurang dan rusaknya beberapa potensi sumberdaya yang ada, seperti berkurangnya populasi ikan umpan, rusaknya terumbu karang, rusaknya ekosistem lamun dan rusaknya hutan mangrove. Kondisi ini menjadi peringatan bahwa kerusakan di Teluk Ambon semakin parah

Aksi Guru Pantai Di Kawasan Teluk Ambon (Dokumentasi Pribadi)

Aksi Guru Pantai dibentuk dalam rangka memaksimalkan layanan pendidikan berbasis konservasi laut yang dilakukan berbasama para mahasiswa dan komunitas pemuda untuk mengatasi permasalahan pencemaran laut di perairan Teluk Ambon.

Langkah pertama yang biasa dilakukan oleh tim Aksi Guru Pantai yaitu melakukan pembinaan untuk pengendalian sampah laut dengan fokus utama kepada anak-anak dan remaja. Beberepa materi yang diberikan diantaranya yaitu :

a). Mengenali Jenis Hewan & Tumbuhan Laut

Para fasilitator mengajak anak – anak pesisir untuk mengenal hewan laut, tumbuhan laut dan cara melindunginya. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mendongeng dengan menggunakan boneka bertemakan laut seperti boneka ikan, penyu, udang, dan kepiting. Meskipun mereka menonton sambil bermain, mereka tetap menyimak penjelasan Guru Pantai serta aktif menanggapi dan bertanya. Kegiatan ini juga semakin seru ketika fasilitator menyuruh mereka melakukan observasi dilaut untuk identifikasi hewan atau tumbuhan dipinggir pantai.

b). Pengendalian Pencemaran Laut

Dalam penyampaian materi ini, tim Guru Pantai membawa bahan – bahan pencemar baik yang organik maupun anorganik sebagai contoh bahaya yang ditimulkan bahan tersebut jika dibuang dilaut.

Eksperimen Sains Guru Pantai
Eksperimen Sains Guru Pantai (Dokumentasi Pribadi)

Metode pembelajaran ini memperlihatkan Guru Pantai yang sedang melakukan eksperimen sederhana kepada anak – anak pesisir untuk melihat reaksi telur jika direndam dengan air cuka. Hasilnya, cangkang telur bisa melunak dan hancur. Percobaan ini megilustrasikan jika cangkang hewan – hewan laut seperti siput, kepiting dan udang berada pada kondisi laut yang mengalami pengasaman akibat pencemaran, maka dapat mengakibatkan cangkang hewan – hewan laut tersebut bisa melunak dan mati.

c). Aksi Demonstrasi Pembuatan Pupuk Kompos

Selama ini sebagian besar masyarakat pesisir masih memandang sampah organik sebagai barang sisa yang tidak berguna dan dengan mudah mereka membuangnya dilaut. Kehadiran tim Guru Pantai disini ingin membentuk paradigma baru bahwa sampah sebagai bahan yang dapat dimanfaatkan, salah satunya yaitu sebagai pupuk kompos. Demonstrasi yang dilakukan Guru Pantai bersama anak – anak pesisir yaitu dengan memberikan edukasi dan praktikum cara yang baik dalam mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos

d). Pemanfaatan Sampah Anorganik untuk Pembuatan Ecobrick

Aksi ini dilakukan anak – anak pesisir untuk menyulap sampah plastik menjadi benda artistik. Ecobrick adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah non – biological untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali.  Dengan ecobrick, sampah – sampah plastik ini akan tersimpan terjaga didalam botol sehingga tidak perlu dibakar, menggunung, tertimbun dan lain – lain. Ecobrick biasanya digunakan untuk membuat furnitur modular seperti kursi, meja dan perabotan indoor lainnya. Selain itu, di Ambon saat ini juga sudah banyak bank sampah yang menerima ecobrick dan bisa ditukarkan dengan uang.

e). Aksara Bahari

Fokus utama kegiatan aksara bahari yaitu dengan membuat slogan – slogan yang bertemakan “Sayangi Laut Kita”, dimana tulisan slogan tersebut yang telah dibuat oleh anak – ank pesisir akan ditempel disudut pantai dan pemukiman masyarakat pesisir. Kegiatan ini diniai tepat guna dalam meningkatkan kesadaran warga agar tidak membuang sampah dilaut

f). Pohon Impian Anak Pesisir

Pohon Impian Anak Pesisir (Dokumentasi Pribadi)

Pohon impian merupakan kreasi yang dibuat oleh anak – anak pesisir dengan kreativitas yang tinggi. Pohonnya dicat warna – warni dengan penuh semangat. Makna kertas yang digantung disetiap ranting pohon impian ini adalah berisi harapan dan doa mereka untuk kelestarian perairan Teluk Ambon.

Selain itu, langkah yang biasa dilakukan oleh para tim Aksi Guru Pantai yaitu melaksanakan aksi sosial terintegrasi yang melibatkan masyarakat lokal untuk gotong-royong melakukan aksi bersih pantai bersama-sama. Di closing kegiatan, tim melaksanakan program Parents Day.

Hal ini dilakukan oleh para Guru Pantai yang menemui orang tua anak – anak pesisir untuk memberikan evaluasi pembelajaran yang selama ini telah diberikan dan mengingatkan kembali bahwa butuh peran orang tua dalam mengedukasi anak-anak agar tetap mencitai lingkungan disekitar mereka

Mentoring Dilakukan Guru Pantai Kepada Anak – Anak Pesisir (Dokumentasi Pribadi)

Gerakan mengajar berwawasan bahari ini merupakan aksi nyata yang dapat ditempuh oleh para mahasiswa dan komunitas pemuda untuk menginspirasi dan memotivasi masyarakat pesisir agar mereka memiliki nilai tanggung jawab, kerjasama dan gotong royong dalam memelihara kebersihan lingkungan perairan Teluk Ambon.

Langkah – langkah kecil inilah yang diharapkan dapat menuju sebuah perubahan besar bagi kondisi lingkungan Teluk Ambon yang lebih baik

Editor : Annisa Dian Ndari

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan