FDC IPB University Berangkat Ekspedisi ke Maluku Hanya dengan Modal Nekat?

FDC IPB

Fisheries Diving Club atau yang biasa disebut dengan FDC tidak absen untuk melakukan ekspedisi rutinnya yang tahun ini akan menjalankan ekspedisi ke-17 kalinya.

Ekspedisi Zooxanthellae XVII FDC IPB University akan dilaksanakan di bagian timur Pulau Seram, Maluku, tentunya tidak berangkat hanya dengan modal nekat, banyak persiapan yang kami lakukan di berbagai bidang dan kompetensi.

Ekspedisi ini bukan hanya menjelajahi pesona ekosistem terumbu karang di sana, namun juga sosial-ekonomi-budaya serta kajian budidaya yang tentunya tidak kalah menarik.

Dalam rangka mempertajam keilmuan anggota dalam rangka persiapan ekspedisi, maka dilaksanakan berbagai pelatihan.

Pelatihan tersebut mencakup pelatihan pemetaan, pelatihan drone, pelatihan underwater photography, identifikasi ikan terumbu, identifikasi karang dan penyakit karang, identifikasi makrobenthos, dan pelatihan input data ke website MERMAID.

Pelatihan mengoperasikan kameran drone. / Foto: FDC IPB University

Pelatihan pemetaan dibutuhkan untuk pembuatan peta dan penetuan titik penelitian yang potensial untuk dikaji.

Publikasi yang menarik perhatian juga diperlukan untuk ekspedisi kami, hal itu lah yang mendasari adanya pelatihan drone dan pelatihan underwater photography, agar hasil ekspedisi ini dapat dimuat dalam kemasan yang memiliki nilai estetika.

Pelatihan identifikasi ikan terumbu, identifikasi karang, identifikasi penyakit karang, dan identifikasi makrobenthos juga sama krusialnya, apalagi jenis biota di laut Indonesia Timur yang lebih beragam sejajar dengan keindahan alamnya.

Serangkaian pelatihan sebelum melaksanakan ekspedisi. / Foto: FDC IPB University

Selanjutnya, pendataan jenis biota yang sudah dicatat di bawah air, akan diinput ke website MERMAID (Marine Ecological Research Management Aid) karena sistem MERMAID dapat mempermudah peneliti dalam merekap data, sebab pada website ini sudah memiliki database dari jenis-jenis biota bentik ekosistem terumbu karang.

Harapannya, pelatihan-pelatihan ini dapat mengasah kemampuan peserta agar Ekspedisi Zooxanthellae XVII FDC IPB dapat berjalan secara optimal dan memberi manfaat untuk banyak orang.***

Penulis: Qonita Sinatrya, anggota Fisheries Diving Club

Editor: J. F. Sofyan

Baca juga: Serial Cerita Ekspedisi Zooxanthellae XVII FDC IPB University

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Penerapan Kampung Ikan Berbasis Teknologi Hatchery dalam Optimalisasi Percepatan Kemandirian Pangan Perikanan Nasional

Salah satu kisah sukses teknologi hatchery adalah hatchery skala rumah tangga (HSRT) yang terdapat dibagian utara Bali.

Teknologi ini dikembangkan oleh Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali dan dengan pesat diterapkan oleh nelayan – nelayan setempat yang awalnya ingin mengadakan diversifikasi usaha dari perikanan budidaya secara tradisional ke perikanan budidaya skala industri seperti tambak dan keramba jaring apung.

Tanggapan