Asal Muasal Air Bersih dan Bagaimana Laut Berperan

asa muasal air bersih

Pernahkah kamu membayangkan mengapa ada air bersih atau air tawar di muka bumi ini? Setiap hari kita menggunakan air tersebut untuk minum, mandi dan kegiatan lainnya. Pernahkah juga kamu bayangkan jika suatu saat tidak ada air bersih yang bisa kamu gunakan sehari-hari?

Agar kita bisa memahami asal muasal adanya air bersih, maka kita akan berbicara mengenai siklus air. Air termasuk dalam sumber daya alam yang dapat diperbaharui sebab jumlahnya seolah tidak pernah habis dan akan ada secara terus-menerus.

Meskipun demikian, jika faktor-faktor (proses alam) yang mendukung hadirnya air bersih sudah tidak berjalan sebagaimana mestinya atau rusak, maka tidak menutup kemungkinan suatu saat air bersih akan langka bahkan tidak ada lagi.

Jika tidak ada lagi air bersih, bukan saja air itu sendiri yang akan hilang, tapi semua makhluk dibumi akan terkena dampaknya termasuk manusia dan sumber pangan bagi manusia.

Keberadaan air ternyata mengalami siklus yang prosesnya terjadi secara berulang yang disebut siklus air. Siklus air ini disebut juga dengan daur hidrologi atau water cycle. 

Infografik siklus air. / Sumber: usgs.gov

1. Proses Penguapan Air dari Laut

Laut berperan menjadi penampung air di muka bumi. Air yang mengalir dari daratan akan bermuara di laut. Selain laut ada juga danau, sungai, dan embung. Pada tahap ini, air yang tertampung di lokasi-lokasi tersebut menguap menjadi uap air ke atmosfer karena adanya peran matahari yang memberikan panas.

2. Proses Penguapan Air dari Tumbuhan (Transpirasi)

Proses transpirasi juga berkontribusi pada siklus hidrologi laut. Transpirasi terjadi ketika tumbuhan mengeluarkan uap air melalui stomata pada daun. Di sini kita bisa memahami bagaiman pohon-pohon yang ada di daratan juga memiliki peran untuk ketersediaan air bersih. Jadi, menjaga pohon berarti menjaga air.

3. Proses Perubahan dari Gas Menjadi Tetesan Air (Konveksi)

Uap air (gas) yang terangkat ke atmosfer, baik melalui penguapan atau transpirasi, membentuk awan melalui proses konveksi. Ketika uap air mengalami pendinginan, itu berubah menjadi tetesan air dan membentuk awan di atmosfer. Ini dipengaruhi oleh suhu yang dingin.

4. Proses Terjadinya Air Turun ke Bumi (Presipitasi)

Proses ini terjadi ketika uap air telah membentuk awan. Dengan adanya angin yang bertiup awan tersebut akan “terseret” mengikuti arus angin.

Air yang mengembun semakin menumpuk, sehingga udara tidak dapat mendukung beratnya, maka air yang ada di awan tersebut akan jatuh ke bumi dalam bentuk hujan air atau salju (es) tergantung kondisi suhu pada area spesifik.

5. Aliran Air di Permukaan Bumi

Air yang jatuh sebagai presipitasi sebagian akan mengalir di permukaan dan menuju ke permukaan bumi yang lebih renddah seperti daerah aliran sungai. Dari sungai air mengalir ke permukaan bumi yang lebih rendah lagi hingga berujung di laut.

6. Aliran Air di Bawah Tanah

Sebagian air yang jatuh dari atmosfer mencapai permukaan bumi dapat meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi selama permukaan tanah ini alami.

Air ini kemudian dapat mengalir melalui lapisan tanah dan batuan di bawah permukaan sebagai air tanah. Air tanah dapat mengalir ke laut melalui mata air di pegununungan melalui sungai-sungai, atau di pesisir atau secara langsung memasuki laut melalui sirkulasi air di bawah laut.

Sirkulasi air bersih melibatkan banyak sekali unsur-unsur alam. Jika unsur-unsur alam tersebut terganggu dan tidak terjaga kealamian fungsinya, maka siklus air akan terganggu, dan akan berdampak kepada seluruh lini kehidupan.***

Baca juga: Indonesia Beresiko Tinggi Alami Krisis Air Bersih di 2040, Harus Kita Lawan

Sumber: USGS, Univ. Muhamadiyah Sumatera Utara

Artikel Terkait

Tanggapan