Prolog Presentasi Banda Neira

Hai Sahabat!

Ini pertama kalinya Aku melakukan blogging.

Mohon maklum untuk konten dan penulisannya ya…

Aku ingin menceritakan pengalamanku dalam hal presentasi.

Aku sudah berulang kali melakukan presentasi ke berbagai tempat karena ada program sekolah: Young Explorer 2019.

Young Explorer 2019 adalah kegiatan yang dirancang oleh siswa-siswi  kelas 7 atau 1 SMP Alam Indonesia yang dilaksanakan di Ambon dan Banda Neira dengan membawa kampanye: Save Ocean, Save Coral Reef, The Secret World of Spice dan Education and Social Service.

Dari semua kesempatan presentasi, Aku paling terkesan bertemu dan berdiskusi dengan Ibu Tanya Alwi. Hayooo, gak tau kan?

Ibu Tanya Alwi adalah putri dari tokoh terkenal Indonesia yang bisa dikatakan sejarawan dan di kampungnya dijuluki seorang “Raja.”

Yap, ada yang sudah tahu? Dia adalah putri dari Des Alwi.

Bapak Des Alwi seorang pebisnis yang mempunyai hotel yang dijuluki “Hotel Terbaik di Dunia” di masa lalu.

Sejarawan Banda ini yang membantu untuk memperbaiki Pulau Banda Naira. Beliau mengumpulkan dan membuat film-film dokumenter tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Tapi, yang membuat Pak Des Alwi sangat dikenang adalah beliau saksi atas pembuangan tokoh-tokoh pejuang Indonesia.

Dia melihat Bung Hatta, Bung Sjahrir, Bung Cipto Mangunkusumo, dan Bung Iwa Koesoema Sumantri.

Bayangkan teman-teman, jiwa nasionalis yang sudah mengalir dari kecil.

Nah, saat-saat Aku presentasi di depan Bu Tanya Alwi itu sangat luar biasa. Dengan aksen Belanda dan Inggris, membuat Aku ingin terus mendengarnya.

Ibu Des Alwi juga banyak bercerita tentang Pulau Banda dan perkembangannya selama ini.

Itu merupakan kesempatan presentasi yang tidak akan kulupakan.

Blogger: Naima Bibianasyifa, SL 7 Edirne, SMP Alam Indonesia.

Editor: AN.

Artikel Terkait

Penerapan Kampung Ikan Berbasis Teknologi Hatchery dalam Optimalisasi Percepatan Kemandirian Pangan Perikanan Nasional

Salah satu kisah sukses teknologi hatchery adalah hatchery skala rumah tangga (HSRT) yang terdapat dibagian utara Bali.

Teknologi ini dikembangkan oleh Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali dan dengan pesat diterapkan oleh nelayan – nelayan setempat yang awalnya ingin mengadakan diversifikasi usaha dari perikanan budidaya secara tradisional ke perikanan budidaya skala industri seperti tambak dan keramba jaring apung.

Tanggapan