Explore Wisata Laut di Negeri Dampo Awang
Rakyat Indonesia beruntung di anugerahi sebuah Negara bernama Indonesia yang luar biasa indahnya. Dengan ribuan pulau yang membentang dan keindahan alam membuatnya bagaikan pecahan surga yang jatuh ke dunia.
Sebagai negara besar Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang menjadi kekayaan yang tiada bandingan. Indonesia mempuyai banyak potensi dari sisi laut seperti sumber daya alam, hasil ikan, dan juga bagi dunia pariwisata laut.
Kabupaten Rembang merupakan salah satu wilayah di Jawa Tengah yang berada di kawasan Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa dan di kawasan pesisir. Seperti dikutip dari Jurnal GeoEco (Vol. 2, No. 1 Januari 2016, Hal. 67-79), Budi Setiyarso mengatakan bahwa panjang garis Pantai Rembang mencapai 51,5 kilometer.
Kawasan pesisir ini membentang mengikuti jalur utama pantura dari Kecamatan Kaliori di bagian barat hingga Kecamatan Sarang di ujung timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur.
Kondisi geografis tersebut tentu banyak memberikan keuntungan bagi masyarakat dan pemerintah daerah, serta berbagai potensi yang bisa dikembangkan. Misalnya dari sisi ekonomis, tentu akan menguntungkan masyarakat pesisir yang menggantungkan hidupnya dari hasil laut. Adanya Tempat Pelelangan Ikan (TPI) juga bisa menghidupkan roda perekonomian.
Sektor saat ini yang sedang digencarkan di berbagai daerah adalah pariwisata. Dilihat dari kondisi geografis, sebenarnya Kabupaten Rembang mempunyai berbagai potensi wisata jika mau dikembangkan. Walaupun berada di wilayah dataran rendah yang cukup panas namun cukup banyak potensi wisata yang bisa digali.
Rembang dengan garis pantai sepanjang itu tentu tidak ingin menyia-nyiakan potensi tersebut. Sebagai wilayah di kawasan pesisir, wisata pantai tentu masih menjadi andalan untuk menarik wisatawan datang ke Rembang.
Sekarang ini sudah bermunculan berbagai objek wisata pantai yang tidak kalah bagusnya dengan wisata pantai lainnya yang sudah lebih terkenal sebelumnya. Kondisi perairan Laut Jawa yang tidak se ganas pantai selatan tentu memberikan rasa aman bagi para wisatawan.
Dulu mungkin tempat wisata Pantai Kartini menjadi satu-satunya wisata pantai di Rembang. Namun sekarang masyarakat dan juga pemerintah setempat sudah mulai ada kesadaran bahwa Rembang punya potensi besar untuk menghidupkan pariwisata perairan.
Kini banyak bermunculan wisata pantai yang bisa masuk daftar destinasi wisata yang membentang dari barat yaitu Kaliori terdapat Pantai Wates dengan hamparan pasir putihnya.
Di Rembang kota juga ada Dampo Awang Beach yang terdapat ada jangkar raksasanya, serta Pantai Nyamplung. Bergeser ke timur yaitu Lasem yang notabene kota santri yang bersejarah, kita bisa menikmati keindahan Pantai Caruban dengan ribuan pohon cemara nya dan juga ada Pantai Binangun Indah.
Di Sluke juga ada Pantai Jatisari yang terkenal dengan hamparan bebatuan di sepanjang pantai. Di sini merupakan tempat yang tepat untuk menikmati keindahan terbenamnya matahari. Kragan yang konon menjadi tempat pertama kali Jepang mendarat di pulau Jawa juga punya destinasi Pantai Balongan dan Pantai Watu Gajah.
Dari sekian banyak wisata pantai dan pesisir di Kabupaten Rembang, Pantai Karang Jahe dapat dikatakan menjadi yang paling terkenal di kalangan wisatawan. Beberapa keunggulan dari Pantai Karang Jahe yaitu lokasi yang cukup strategis, dan tidak jauh dari jalan raya pantura.
Kondisi jalan menuju lokasi juga sangat baik dan beraspal. Garis pantai sepanjang 1,4 kilometer membuat Pantai Karang Jahe selalu menjadi tujuan destinasi wisata di Kabupaten Rembang. Seperti di kutip dari https://rembangkab.go.id, wisata Pantai Karang Jahe pernah masuk rekor ke jajaran 7 besar destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi di Jawa Tengah.
Kondisi pasir pantai relatif baik dengan ribuan pohon cemara di sepanjang pantai membuat kawasan ini menjadi rindang dan nyaman. Sarana prasarana juga cukup lengkap dengan berbagai sarana penunjang seperti persewaan ATV, pelampung, dan perahu karet.
Tiket masuk juga sangat terjangkau karena pengunjung cukup membayar biaya parkir kendaraan saja. Dengan berbagai kelebihan ini, sekarang Pantai Karang Jahe tidak pernah sepi dari pengunjung. Bahkan saat musim libur lebaran, antrian kendaraan bisa menyebabkan macet di jalan pantura.
Semakin meningkatnya potensi wisata Pantai Karang Jahe ini memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar dengan berjualan makanan, aksesoris dan persewaan.
Semua ini tentu tidak bisa dilepaskan dari peran para pemuda dan masyarakat setempat yang dulu prihatin dengan abrasi pantai yang cukup parah. Mereka kemudian menanam berbagai macam pohon akhirnya cemara yang paling cocok dan berhasil hingga menjadi seperti ini.
Selain pantai, di Rembang juga terdapat wisata pulau yang cukup menjanjikan yaitu Pulau Gede. yang terletak kurang lebih 4 kilometer dari Pantai Wates. Pulau ini tidak terlalu besar, sekitar 2 km2 yang terkena abrasi besar-besaran menjadikan kondisi pulau ini semakin menyusut. Namun demikian, pulau kecil ini menyimpan potensi besar yang ditawarkan.
Pemandangan sunrise maupun sunset bisa dinikmati dari sini. Selain itu karena tidak berpenghuni, maka kondisi pulau relatif masih bersih dari sampah.
Kondisi air laut juga jernih sehingga bisa memunculkan potensi wisata menyelam atau diving. Belum lagi dengan keberadaan terumbu karang dan pasir pantai yang bersih, menjadikan Pulau Gede cukup besar potensinya. Berbagai usaha pelestarian sudah dilakukan diantaranya dengan penanaman pohon untuk meminimalisir abrasi.
Potensi wisata pesisir lain adalah wisata hutan mangrove. Mangrove memang mempunyai manfaat yang sangat besar bagi kawasan pesisir. Diantaranya menahan abrasi, melindungi laut dari ancaman lumpur, sebagai tempat tinggal dan habibat bagi berbagai hewan. Dewasa ini mulai tampak kesadaran masyarakat akan pentingnya peran mangrove bagi ekosistem pesisir.
Dengan segala kebermanfaatan tersebut, hutan mangrove juga bisa disulap menjadi tempat wisata pesisir. Di Rembang setidaknya ada dua mangrove yang menjadi andalan, yaitu Mangrove Pasar Banggi dan Mangrove Dasun.
Mangrove Pasar Banggi berada di Desa Pasar Banggi Kecamatan Rembang Kota. Hutan mangrove ini telah ditata sedemikian rupa sehingga layak untuk menjadi tempat wisata yang layak dikunjungi.
Dikenal juga dengan sebutan Hutan Mangrove Jembatan Merah karena jembatan yang mengelilingi mangrove ini berwarna merah.
Selain menjadi tempat wisata, mangrove ini juga menjadi objek penelitian yang berkaitan dengan geografi, biologi dan pelestarian lingkungan. Hebatnya, Mangrove Jembatan Merah ini pada tahun 2021 kemarin menjadi percontohan tempat wisata yang buka pada masa PPKM Level 2 dengan penerapan protokol kesehatan.
Di Lasem juga terdapat wisata mangrove di Desa Dasun. Wisata hutan Mangrove Dasun ini mempunyai ciri khas yang berbeda dengan wisata mangrove lainnya. Ariyani Indrayati dalam artikelnya di Jurnal Geografi (Volume 14 No. 1 Januari 2017) mengatakan di Desa Dasun, mangrove ditanam sepanjang Sungai Babagan yang juga dikenal dengan Kali Lasem.
Hamparan mangrove ini membentang sepanjang 2 kilometer. Maka daya tarik khas dari wisata Mangrove Dasun ini adalah wisata Susur Sungai sekaligus untuk pengamatan berbagai spesies di dalamnya.
Kaitannya dengan pariwisata laut, yang luar biasa tidak jauh dari Pantai Karang Jahe terdapat tempat wisata sejarah yaitu Perahu Kuno Rembang. Penemuan awal fosil perahu ini sempat menggegerkan dunia purbakala waktu itu.
Setelah diteliti diperkirakan pembuatan perahu tersebut bahkan lebih tua dari Candi Borobudur. Hal ini membuktikan bahwa di Rembang sudah ada aktivitas kelautan sejak ratusan tahun lalu. Yang cukup membanggakan, penemuan ini dianggap yang paling utuh se-Asia Tenggara.
Masih kaitannya dengan wisata sejarah, di pesisir timur Lasem terdapat wisata religi Pasujudan Sunan Bonang yang tak pernah sepi dari wisatawan. Terletak dekat dengan bibir pantai, pengunjung harus menaiki ratusan anak tangga menuju tempat pasujudan yang dulu sering digunakan oleh salah satu anggota Walisongo tersebut.
Rasa lelah tersebut akan terbayar lunas saat kita sudah sampai di atas bukit. Dari titik bukit tersebut kita bisa melihat hamparan Laut Jawa yang eksotis dengan hembusan angin sepoi-sepoi.
Apabila anda melewati jalan pantura Lasem-Sluke, pasti akan disuguhi panorama keindahan alam laut Rembang. Posisi jalan raya yang persis di tepi laut membuat pengendara bisa langsung menyaksikan hamparan laut.
Bahkan spot ini juga dianggap salah satu jalan terindah di Indonesia Kondisi laut yang tidak seganas pantai selatan membuatnya enak untuk dinikmati.
Ditambah dengan deretan perahu membuat pengguna jalan singgah sebentar untuk sekedar menikmati pemandangan di Pantai Binangun dengan latar perahu nelayan yang bersandar.
Di seberang laut terdapat wisata Watu Layar yang konon katanya sering digunakan Sunan Bonang untuk menyendiri. Mungkin Sunan Bonang waktu itu juga merasakan kedamaian saat melihat laut dari arah bukit yang tinggi.
Pemerintah Kabupaten Rembang sendiri juga telah berupaya mempromosikan wisata lautnya agar menarik banyak wisatawan ke Rembang. Apalagi jika bertepatan dengan waktu Kupatan atau tujuh hari setelah lebaran pantai-pantai di Rembang akan kebanjiran wisatawan dari daerah sekitar Rembang.
Biasanya akan ada tradisi Lomban. Selain itu juga ada tradisi sedekah laut yang bisa menjadi ajang promosi wisata laut. Diharapkan pariwisata laut Rembang akan semakin menggeliat sehingga memberikan nilai tambah bagi pemerintah daerah dan masyarakat.
Yang cukup mengagumkan ternyata pantai di Kabupaten Rembang termasuk salah satu yang mempunyai pantai terpanjang di Pulau Jawa (https://www.patinews.com/memaksimalkan-potensi-wisata-pantai-di-kabupaten-rembang/).
Dengan segala potensi yang luar biasa ini hendaknya bisa menjadi aset besar bagi dunia pariwisata di Kabupaten Rembang khususnya bidang kelautan. Jika dikelola secara profesional tentu akan menjadi jauh lebih baik lagi dan dapat menarik lebih banyak wisatawan ke Rembang.
Gelombang pandemi yang melanda kurang lebih dua tahun ini memang membuat efek domino, tak terkecuali bagi dunia wisata laut di Rembang. Selama beberapa waktu banyak tempat wisata yang tutup. Banyak pihak yang terpukul. Kini, roda kehidupan itu mulai berputar. Pariwisata Rembang sudah mulai menggeliat kembali. Diharapkan kondisi normal kembali seperti sedia kala.***
Baca Juga: Menemukan Muro sebagai Solusi Menyelamatkan Teluk Hadakewa dari Kehancuran
Editor: J. F. Sofyan
Tanggapan