Novo Amor – Birthplace: Tahun 2050 “Plastik Memakan Manusia”
Lagi, saya tertarik dengan karya musik yang berjudul Terraform (2017) dan Birthplace (2018) dari Novo Amor.
Pernah mendengan musisi dunia Novo Amor ? Memiliki nama asli Ali John Meredith-Lacey, seoranng komposer dan penulis lagu asal Cardiff, Britania Raya.
Alunan musik bergenre folk dengan lirik-lirik sederhana namun makna yang mendalam mampu membius saya hingga tenggelam kedalam musik-musik karyanya.
Lagu Terraform dan Birthplace menceritakan interaksi yang meyeluruh antara kehidupan manusia dengan lingkungan sekitar. Pada lagu Birthplace, laut dan seisinya secara khusus diceritakan, terlebih lokasi syuting dipilihnya adalah Indonesia.
Tahun 2018, video klip Birthplace diproduksi dengan cara ekstrim yakni di dalam laut Bali dan Taman Nasional Komodo.
Hal lebih menarik lagi perhatian saya, visual yang ditampilkan terkesan jujur megenai kondisi dan keadaan sekitar, terlihat dari pemilihan topik tentang krisis plastik di lautan.
Selain itu, diketahui Novo Amor beserta timnya juga menggandeng seniman dan warga lokal untuk membantu proses syuting.
Sebagai bintang video klip, adalah seorang penyelam (Freediver) asal Inggris, Michael Board.
Michael diketahui saat ini menetap di Pulau Gili Trawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dalam video klip terlihat harus menahan nafas lebih dari 180 detik untuk merekam seluruh kegiatannya bersama dengan ular laur, penyu, hingga ikan pari manta tanpa alat bantu apapun untuk menyelam (Freediving).
Bagian awal sang model video klip berenang dengan beragam fauna bawah laut dalam habitatnya. Semua terlihat menyenangkan dan indah.
Namun sampai di suatu titik, ia bertemu dengan sejumput plastik dan mengalihkan mood kebahagiaan menjadi renungan.
Bahkan diakhir video klip divisualkan bahwa jika semua tidak berubah plastik akan berbalik “memakan” manusia.
Klip ini disutradarai oleh Sil van der Woerd and Jorik Dozy.
Memang tetap memunculkan indahnya kedalaman laut Bali dan Taman Nasional Komodo, namun Novo Amor juga tidak melupakan pesan sosial terhadap krisis lingkungan yang sedang dihadapi bersama yaitu dengan mempromosikan gerakan tidak membuang sampah plastik sembarangan.
Konsep videonya adalah menyoroti permasalahan sampah plastik. Sang sutradara, Van der Woerd menuturkan bahwa permasalahan ini berkembang layaknya tumor, ganas dan agresif. Novo Amor pun sepakat dengan sang sutradara.
“Kita sedang berpacu dengan waktu. Jika masalah ini tidak diatasi, maka diperkirakan tahun 2050 jumlah sampah plastik di lautan akan lebih banyak dibanding jumlah ikan,” ujar Novo Amor, sebagaimana dilansir dari Culture Trip.
“Masalah ini tidak hanya mengancam lautan saja, tapi seluruh ekosistem di bumi karena ini berkaitan dengan rantai makanan,” ujarnya.
Baca juga: Indonesia Jadi Destinasi Diving Terbaik Dunia 2021, di Mana Saja Lokasinya ?
Sumber: Wiwitastari Via Medium, Culture Trip, Akun Youtube Novo Amor
Tanggapan