Sarasah Barasok, Kembang Desa di Pedalaman Rimba Bukit Barisan

Semasa saya berkuliah liburan dan petulangan adalah hal wajib yang harus dilakukan setelah empat bulan berkutat dengan perkuliahan. Nah, ini cerita saya dan teman-teman  mencari surga lainya di tanah mandeh ini.

Saya selalu suka dengan air terjun. Bagi saya air terjun mempunyai filosofi sendiri. Namun dibalik itu saya selalu jatuh cinta pada keindahannya.

Salah satu air terjun yang kali ini saya datangi bernama Sarasah Barasok. Barasok kata penggalanya Bar-asok Artinya Berasap.

Ketika medengar pertama kali namanya yang terfikir di dalam kepala saya seperti apakah air terjun ini sehingga dinamakan barasok? berasap? apakah air terjunnya bisa mengeluarkan asap?

Oke saya telusuri jejaknya di di mesin pencarian google siapa primadona cantik dengan nama yang unik ini. Rumah si nona cantik ini berada di Kenagarian Maek, Desa Banja Loweh, Kecamatan Bukit barisan, Kota Sumatera Barat.

Meski saya asli putra bumi minang, saya belum punya gambaran tentang pesona kembang desa ini. Saya hanya mencari informasinya di google dan dari mulut ke mulut dan untuk pergi ke desa itu saja belum pernah.

Setelah mencari dan mencari saya menemukan teman dari sepupu saya. Biasa dipanggil datuk meski usianya muda. Datuk adalah gelar yang diberikan kepada pemimpin sebuah suku atau korong di wilayah dengan populasi etnis Melayu atau Minangkabau.

Jadi pada hari yang telah dijanjikan dan disepakati kami berkumpul dirumah datuk. Anggota perserta berenam dengan satu orang perempuan. Lima diantara mereka adalah kenalan baru termasuk si Datuk.

Untuk menempuh perjalanan kesana kami menggunkan kendaraan roda dua. Untuk tips kesana jenis kendaraan motor roda dua bisa apa saja dan pastinya bisa ditempuh dengan berjalan.

Perjalanan ke sana dari rumah datuk sekitar kurang lebih dua jam. Sebelum ke sana diharapkan membawa cukup bekal selain perjalanan jauh tidak ada yang jualan di lokasi. Karna air terjun ini jauh ke dalam hutan Bukit Barisan.

Oh satu lagi kalau hendak mencari sensasi lain mendaki gunung bisa juga dibawa perbekalan seperti tenda dan lain-lainnya. Obat-obatan juga jangan lupa dibawa sebab tidak ada pukesmas di sana.

Setelah sampai Desa Banja Loweh kami berhenti di pos ronda. Kami bertemu dengan beberapa orang maysarakat disana. Setelah berbincang-bincang ringan dengan si bapak kami sepakat untuk dituntun beliau pergi ke tempat air terjun si kembang desa.

Saya pikir setelah pos ronda kami akan jalan kaki. Ternyata tidak. Masih bisa dengan kendaran roda dua. Saya berfikir dalam imajinasi saya apakah hutanya seperti di film begitu saja, ternyata tidak.

Wow… tempat ini membuat saya terkesima sangat luar biasa, sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan alam yang sangat cantik. Seperti pemandangan kebun bukkit kecil seperti bukkit Teletubbies. Ternyata di tempat jauh dari kota ada tempat seperti ini.

Jalanya memang masih tanah tapi pemdangan sekitarnya seolah ini adalah negri dongeng. Mungkin yang tidak kuat ke air terjun bisa menikmati pemandangan yang indah ini.

Akhirnya kami berhenti disatu titik dimana sampai disini kendaran roda dua mengantar perjalan kami dan kami bersiap-siap pada perjalanan yang tidak manjah lagi, alias jalan kaki.

Perjalanan pertama saja kami sudah menuruni tebing tinggi sedalam 200 M kami berhati-hati menuruni lereng dengan hanya bertumpu pada rumput yang ditumbuh dibadan lereng. Setelah susah payah kami berhasil sampai dibawah.

Kaki-kaki kami berjalan menapaki tanah dihutan tropis ini. Untuk mencapai lokasi dari titik berhenti terakhir diperlukan waktu tiga jam perjalanan.

Setelah lama berjalan dan bahkan sempat tersesat sekali karna ada dua jalan. Tapi bukan tersesat hanya saja dua jalan dengan medan ya berbeda beda tingkat kesulitanya. Saya pilih jalan aman meski sedikit jauh hehe.

Ada yang menarik perhatian saya dalam perjalan ini. Disatu perjalanan saya menemukan tepatnya kami bertemu dengan aliran sungai kering. Seperti tempat ini baru saja dilewati ular raksasa. Disatu titik ada sebuah lobang seperti sumur.

Si Bapak pemandu menceritakan bahwa dibawah itulah asal air terjun tersebut dan di lobang itu cukup bisa dimasuki laki-laki dewasa untuk memancing ikan. Kalau diberi kesempatan ke sana lagi saya ingin masuk kedalamnya dan melihat seperti apa bentuk dibawah tanah itu.

Selain menikmati keindahan pemandangan bebukitan didepan yang hijau yang menyejukan mata serta tumbuhan tumbuhan yang masih asri dan kita kita juga dapat jumpai tumbuhan kantong semar yang cantik.

Beberapa waktu perjalanan kemudian kita akan temui jurang yang tingginya sekitar 500 meter yang juga memberikan pemandangan yang sangat bagus dan menyejukan mata dan kita juga mesti menuruninya untuk sampai di air terjun sarasah barasok.

Untuk menuruni tebing ini harus extra hati-hati. Pijakan jalan hanya pas satu orang kadang harus meraba dinding tebing atau berpenganggan pada akar pohon. Dan carilah yang akarnya kuat sebab disini sekali lagi tidak ada pukesmas apalagi rumah sakit.

Ada yang unik setelah kita menuruni tebing ini. Sebelum memasuki gerbang kita bertemu jalan setapak yang apit dua batu besar yang terbelah seolah menuntun kita ke gerbang surga. Ke rumah si air terjun kembang desa ini.

Sampailah kita bertemu dengan sang kembang desa tercantik di kedalaman hutan rimba sejuk dan mempesona ini. Hembusan angin dihiasi seperti asap langsung menyapa wajah-wajah lelah kami.

Ya asap itulah butiran butiran dari air terjun yang berterbangan membentuk asap yang diterbangkan oleh angin. Diperkirankan tingginya lebih dari 50 meter dan debit air raksaksa membuat rasa lelah sepanjang perjalanan kami tadi hilang seketika.

Tips yang paling tidak boleh dilupakan selanjutnya adalah jangan lupa membawa kamera atau hp yang bagus. Sebab tidak gampang bertemu dengan keindahan ditempat seperti ini..

Tips tambahan lainya, disarankan mengambil foto dengan jarak yang pas sebab bias air yang diterbangkan angin cukup jauh. Tidak lupa membawa tempat sampah sendiri untuk membawa kembali sisa makanan kita.

Karna saat berada di sana saya masih menemukan sampah dan satu bungkus nasi dan kemasan lainnya. Sangat merusak keindahan jika ini dibiarkan.

Konon kabarnya dibawah air terjut terdapat peniggalan sejarah candi peninggalan kerajaan nenek moyang terdahulu. Candi tersebut telah terkubur bersama dengan aliran air dan pasir yang dibawa oleh arus . diperkirakan candi tersebut telah berumur ribuan tahun.

Serta masih jadi perlintasan kucing besar kesayangan kita semua. Harimau sumatera alias Inyiak. Orang-orang ditanah andalas ini menyebutnya inyiak. Sang raja rimba hutan tropis dan penjaga hutan tanah andalas.

Sebelum kami pulang kami juga sempat mengunjungi sebuah bendungan bekas peninggalan zaman belanda.

Sekian cerita saya dari tanah mandeh, jika ada kesempatan saya akan menuliskan artikel lagi untuk jadi rekomendasi liburan para teman-teman komunitas laut sehat.

Editor: Annisa Dian Ndari.

Artikel Terkait

Tanggapan