Fakta Unik Paus: Kotoran Paus Meningkatkan Kesehatan Laut

Studi yang dilakukan Roman dan James McCarthy dari Universitas Harvard mengemukaan bahwa kotoran paus dapat meningkatkan kesehatan laut.

Menurut temuan mereka, paus makan di kedalaman laut dan akan kembali ke permukaan membawa nutrisi seperti nitrogen melalui kotorannya. Studi ini menunjukkan bahwa paus secara historis memainkan peran penting dalam produktivitas ekosistem laut yang akan berdampak kepada produktivitas perikanan.

Banyak tempat di lautan Belahan Bumi Utara memiliki pasokan nitrogen yang terbatas. Termasuk Teluk Maine di Atlantik Utara bagian barat yang menjadu tempat Roman dan McCarthy melakukan studi mereka.

Dulunya perairan Teluk Maine kaya akan ikan. Di sana, fitoplankton, yang merupakan basis rantai makanan, mengalami penurunan produktivitas ketika nitrogen digunakan pada bulan-bulan musim panas yang produktif.

“Kami berpendapat bahwa paus memberikan pengaruh langsung yang sangat penting terhadap produksi tumbuhan (fitoplankton) yang menjadi dasar jaring makanan ini,” kata McCarthy sebagaimana dilansir dari sciencedaily.com.

“Kami menemukan bahwa paus meningkatkan produktivitas primer, sehingga memungkinkan lebih banyak fitoplankton tumbuh, yang kemudian “meningkatkan produktivitas sekunder. Perikanan yang lebih besar dan kelimpahan yang lebih tinggi di seluruh wilayah dengan kepadatan paus yang tinggi,” kata Roman.

fakta unik paus
Ilustrasi paus berenang di permukaan.

Jumlah paus yang berenang di lautan sebelum era penangkapan manusia dimulai masih menimbulkan kontroversi.

“Perkiraan konservatif menunjukkan bahwa jumlah paus besar telah berkurang hingga 25 persen, meskipun penelitian yang dilakukan pada genetika paus menunjukkan bahwa kita mungkin mendekati 10 persen dari jumlah yang tercatat dalam sejarah,” kata Roman.

Untuk mencakup berbagai kemungkinan, penelitian Roman dan McCarthy mempertimbangkan beberapa skenario, memperkirakan stok ikan paus saat ini sebesar 10, 25, atau 50 persen dari tingkat historis.

“Bagaimanapun Anda melihatnya, paus memainkan peran yang jauh lebih besar dalam ekosistem di masa lalu dibandingkan sekarang,” kata Roman.

“Dan segala upaya yang kami lakukan untuk meningkatkan pemulihan dan restorasi paus besar hingga mencapai tingkat sebelum maraknya penangkapan paus dan melawan dampak buruk lainnya yang disebabkan oleh manusia di lautan, seperti menurunnya produktivitas laut secara keseluruhan seiring dengan perubahan iklim. Menaikkan suhu air, yang pada gilirannya menyebabkan penurunan nutrisi bagi fitoplankton, ” kata McCarthy.

Dampak lebih lanjut dari studi baru ini adalah seruan kepada beberapa negara yang melonggarkan pembatasan penangkapan ikan paus dan secara internasional tidak dipertimbangkan dengan baik.

“Program pemusnahan dan pemberian hadiah akan mengurangi nitrogen dan “menurunkan produktivitas secara keseluruhan,” catat Roman dan McCarthy.

“Untuk waktu yang lama, dan hingga saat ini, Jepang dan negara-negara lainnya mempunyai kebijakan yang membenarkan penangkapan mamalia laut. Negara-negara ini berpendapat bahwa paus bersaing dengan perikanan komersial mereka.” kata Roman.

“Penelitian kami membalikkan gagasan tersebut, bukan saja persaingannya kecil atau tidak ada sama sekali, namun sebenarnya keberadaan paus dapat meningkatkan nutrisi dan membantu perikanan dan sitem kesehatan laut di mana pun mereka ditemukan. Dengan memulihkan populasinya. kita mempunyai kesempatan untuk melihat sekilas betapa produktifnya ekosistem ini di masa lalu,” kata Roman.

Baca juga: Fakta Unik Paus, Menyerap Karbon Setara dengan Menghilangkan 40.000-410.000 Mobil di Jalanan

Jurnal Referensi:

Joe Roman, James J. McCarthy. The Whale Pump: Marine Mammals Enhance Primary Productivity in a Coastal BasinPLoS ONE, 2010; 5 (10): e13255 DOI: 10.1371/journal.pone.0013255

Artikel Terkait

Overfishing dan Kekeringan Laut

Peningkatan suhu global menyebabkan peningkatan penguapan air dari permukaan laut, yang pada gilirannya meningkatkan konsentrasi garam dalam air laut. Kekeringan laut terjadi ketika air laut menguap lebih cepat daripada yang dapat digantikan oleh aliran air segar, seperti dari sungai-sungai atau curah hujan. Akibatnya, air laut menjadi lebih asin dan volume air laut berkurang.

Tanggapan