Keunikan Cara Pengambilan Data Ekosistem Terumbu Karang | Ekspedisi Zooxanthellae XVII

Foto: FDC IPB University

Kegiatan prafield atau sebelum ke lapangan untuk Ekspedisi Zooxanthellae XVII, FDC IPB University menggelar kegiatan simulasi pengambilan data ekosistem terumbu karang di Kepulauan Seribu.

Latihan dan simulasi ini diperlukan untuk menyesuaikan antara kebutuhan data yang ingin diambil dengan kondisi di lapangan, sebelum pengambilan data yang sesungguhnya di timur Seram, Maluku.

Uniknya, pengambilan data ekosistem terumbu karang yang dilakukan oleh Fisheries Diving Club (FDC) dibanding pengambilan data pada umumnya adalah, peneliti sebagai pengambil data sudah hafal identifikasi biota beserta nama genus serta nama spesiesnya, sehingga dapat langsung dicatat saat di bawah air.

FDC IPB
Bentuk pertumbuhan karang foliose. / Foto: FDC IPB University

Rancangan pengambilan data ekosistem terumbu karang pada Ekspedisi Zooxanthellae XVII memiliki konsep penyelaman yang dilakukan pada satu kedalaman, yaitu kedalaman 10 meter.

Pengamatan dilakukan oleh 6 penyelam yang memiliki tugas berbeda untuk tiap penyelam.

Urutan penyelam diawali dengan penyelam pendata ikan, dive leader, penyelam pengambil data karang, penyelam pengambil data penyakit karang, penyelam pengambil data makrobenthos (biota yang hidup di dasar perairan), dan diakhiri oleh penyelam sweeper.

Foto: FDC IPB University
Penyelam pengambil data karang. / Foto: FDC IPB University

Total panjang transek yang dibentangkan adalah sepanjang 165 meter yang sudah mencakup 3 ulangan (3×50 meter transek ditambah 3×5 meter jeda di tiap akhir ulangan transek) pada kedalaman yang sama sepanjang transek.

Data ikan yang dicatat mencakup data genus, spesies, jumlah, dan panjang ikan terumbu di sepanjang transek dengan tambahan lintasan sejauh 300 meter di luar transek untuk inventarisasi data ikan besar dengan ukuran lebih dari 10 cm.

Foto: FDC IPB University
Transek pengamatan. / Foto: FDC IPB University

Pengambilan data karang mencatat genera karang dan lifeform (bentuk pertumbuhan karang) serta data penyakit karang dengan mencatat jumlah koloni genera lifeform yang mengalami gangguan kesehatan dan penyakit.

Foto: FDC IPB University
Penyelam mencatat data pada kertas khusus bawah air. / Foto: FDC IPB University

Data makrobenthos yang diambil meliputi spesies, jumlah, dan ukuran biota. Kegiatan prafield diperlukan agar rencana penyelaman dan pengambilan data yang dibuat dapat tepat sasaran dan Ekspedisi Zooxanthellae XVII ke bagian timur Seram, Maluku, dapat berjalan dengan lancar.***

Penulis: Qonita Sinatrya dan Hanif Al’Jabbar Pembang, anggota Fisheries Diving Club

Editor: J. F. Sofyan

Baca juga: Serial Cerita Ekspedisi Zooxanthellae XVII FDC IPB University

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Penerapan Kampung Ikan Berbasis Teknologi Hatchery dalam Optimalisasi Percepatan Kemandirian Pangan Perikanan Nasional

Salah satu kisah sukses teknologi hatchery adalah hatchery skala rumah tangga (HSRT) yang terdapat dibagian utara Bali.

Teknologi ini dikembangkan oleh Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali dan dengan pesat diterapkan oleh nelayan – nelayan setempat yang awalnya ingin mengadakan diversifikasi usaha dari perikanan budidaya secara tradisional ke perikanan budidaya skala industri seperti tambak dan keramba jaring apung.

Tanggapan