Hiu Berjalan (Hemiscyllum halmahera) Spesies Endemik Dari Timur Indonesia

Halo sobat Laut Sehat!

Apakah kamu pernah mendengar hiu berjalan ?

Nah, kali ini saya akan memberikan informasi yang menarik terkait hiu berjalan.

Hiu berjalan (Hemiscyllum halmahera) adalah spesies yang sangat unik dan satu-satunya di dunia. Dunia Internasional menyebut hiu ini  dengan nama walking shark karena memiliki empat sirip yang mirip seperti kaki di bagian sisi tubuhnya.

Keempat sirip tersebut membuat Hemiscyllum halmahera seperti sedang berjalan saat berenang di dasar lautan. Hemiscyllum halmahera memiliki kemampuan di perairan dangkal karena mampu bertahan di lingkungan dengan oksigen yang rendah dengan waktu yang cukup lama.

Siripnya memberikan keunggulan dan kemudahan yang luar biasa untuk menangkap mangsanya, seperti krustasea dan moluska kecil.

Hemiscyllum halmahera sejauh ini teridentifikasi terdapat ada di perairan Indonesia Timur, khususnya di kawasan perairan Maluku dan kepulauan Papua yang keduanya merupakan Negeri seribu pulau yang menyimpan kekayaan bawah laut menajubkan. Spesies ini ditemukan oleh Gerard. R. Allen seorang biologis asal Australia.

Sejauh ini Hemiscyllum halmahera yang ada di Indonesia diperkirakan jumlahnya mencapai enam spesies. Berdasarkan enam spesies tersebut dapat disimpulkan bahwasanya perairan di Indonesia menjadi rumah tempat tinggal utama bagi hiu berjalan yang jumlahnya di dunia saat ini ada sembilan.

Bentuk morfologi Hemiscyllum halmahera juga terbilang unik, Ukuran Hemiscyllum halmahera pada umumnya relatif kecil,  dimana pernah spesimen yang pernah tertangkap dengan ukuran 70 cm. Hiu ini bergerak dengan berjalan di dasar laut menggunakan sirip pektoral dan sirip pelvis yang ada di tubuh mereka.

Pada umumnya warna kulit Hemiscyllum halmahera adalah coklat dan kulit mereka juga dihiasi oleh bintik bintik kecil poligonal bewarna cukup gelap pekat. Keberadaan Hemiscyllum halmahera saaat ini terancam karena belum masuk dalam daftar spesies yang dilindungi karena dilatar belakangi belum memiliki data yang cukup untuk diolah dan dikaji.

Hingga kini hanya terdapat 8 spesies hiu yang mirip dan masih satu famili dengan spesies hiu berjalan Halmahera yang terdaftar pada International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) Redlist dan memiliki status konservasi.

Perlu kamu ketahui berdasarkan data bahwa Indonesia selama hampir empat dekade terakhir menjadi negara penangkap hiu dan pari terbesar di dunia. Mengejutkan bukan? Dan sampai saat ini belum ada upaya pengelolaannya secara lestari terhadap keberlangsungan Hemiscyllum halmahera di perairan Indonesia.

Berbagai ancaman yang bisa mempengaruhi keberlangsungan Hemiscyllum halmahera di perairan Indonesia, seperti kegiatan yang ada di kawasan pesisir juga kegiatan yang ada di kawasan darat, sampah-sampah yang ada di lautan terutama sampah plastik, limbah cair dan padat dari pabrik yang dibuang ke lautan, pembangunan yang tidak memerhatikan nilai – nilai AMDAL dan masih banyak lagi.

Dari aktivitas-aktivitas tersebut mempengaruhi dan akan merusak ekositem perairan terutama terumbu karang yang merupakan habitat utama Hemiscyllum halmahera berkemang biak dan hidup. Oleh karena itu diperlukan aksi nyata untuk upaya konservasi Hemiscyllum halmahera terutama di sekitar perairan Maluku dan Papua yang sebagai lokasi dominan ditemukan nya Hemiscyllum halmahera.

Upaya yang dilakukan tentunya bukan hanya berfokus ke wilayah perairan saja tentunya juga wilayah daratan agar terjaminnya keberlangsungan Hemiscyllum halmahera spesies endemik dari Indonesia ini.

Spesies Hemiscyllium halmahera adalah bukti kekayaan perairan Indonesia yang diberikan oleh Tuhan, Spesies ini harus menjadi prioritas nasional agar dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat yang berada di sekitar habitatnya.

Salah satu contoh tindakan yang bisa memberikan profit bagi masyarakat adalah penetapan dan pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) terpadu dengan mengkonsepkan pariwisata berbasis spesies yang ramah lingkungan juga berkelanjutan. Tentunya akan menjadi salah satu daya tarik wisata yang sangat potensial dan mengundang wisatawan nasional bahkan internasional dan bisa meningkatkan taraf kehidupan masyarakat di sekitarnya.

Hiu berjalan (Halmahera halmahera) bukan hanya sekedar spesies endemik namun spesies unggulan yang harus dijaga dan dilestarikan serta mampu memberikan nilai ekonomi untuk masyarakat.

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan