Serial Hewan dan Tumbuhan Unik di Laut: Ikan Napoleon, Sang Pahlawan Terumbu Karang
Ikan Napoleon merupakan jenis ikan karang atau ikan terumbu yang memiliki banyak keunikan serta menarik perhatian termasuk bagi para penyelam. Ikan Napoleon memiliki ciri khas bentuk tubuh yang memiliki tonjolan di dahi.
Konon, bentuk tonjolan di dahi ikan ini mirip dengan Jenderal dan Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte sehingga menjadikannya disebut Ikan Napoleon. Tapi kalau menurut saya, mungkin ikan ini disebut Ikan Napoleon karena rupanya yang elegan dann gagah (berukuran besar) haha.
Ikan Napoleon memiliki nama ilmiah Cheilinus undulatus. Makin bertambah usia ikan ini, tonjolan di dahinya juga bertambah besar. Terdapat beragam nama atau sebutan ikan ini dalam bahasa Inggris, seperti Napoleon Wrasse, Humphead Wrasse, Napoleonfish dan Maori Wrasse. Di Indonesia ikan Napoleon dikenal dengan beberapa nama, seperti Maming, Langkoe, Somay, dan lain-lain (biasanya tiap daerah memiliki nama populer masing-masing).
Ikan napoleon sangat mudah untuk dikenali dengan ciri khasnya seperti memiliki bibir yang tebal, dahi yang menonjol, serta memiliki gurat di bagian bawah dan atas matanya.
Bioekologi Ikan Napoleon
Cheilinus undulatus atau dikenal dengan Ikan Napoleon merupakan salah satu ikan karang (ikan terumbu) yang dapat tumbuh berukuran besar dari famili Labridae, dengan ukuran bisa mencapai panjang 2 m dan berat sekitar 190kg. Ikan Napoleon juga bisa mencapai usia yang panjang dan diperkirakan dapat mencapai 50 tahun. Salah satu keunikan ikan Napoleon bola matanya yang dapat melihat arah sudut pandang 180°.
Ikan Napoleon memiliki ciri morfologi yang berbeda antara fase juvenile (anakan) dan fase dewasa. Perubahan juga terjadi pada warna ikan Napoleon, dimana saat masih anakan akan berwana terang dengan garis gelap yang melintang sampai bawah mata.
Sedangkan anakan yang sudah beranjak dewasa memiliki warna hijau terang. Ikan napoleon dewasa akan berwarna hijau yang tergradasi dari hijau terang sampai hijau gelap. Tetapi jika sudah tua, warna tubuhnya akan menjadi biru atau hijau pastel dan akan bertumbuh semakin besar.
Ikan napoleon juga mengalami pergantian jenis kelamin saat dewasa. Perubahan bentuk tubuh serta perubahan warna sepanjang hidupnya, menyebabkan sulit untuk mendeteksi ikan tersebut mengalami perubahan jenis kelamin. Namun, ikan betina dapat dikenali dengan sepintas memiliki warna yang lebih hijau dibanding ikan jantan.
Menurut laman Active Wild, para betina akan berganti jenis kelamin menjadi jantan pada usia 9 tahun.
Ikan ini hidup di area terumbu karang perairan tropis dan subtropis. Sebaran utama di Indonesia adalah Kabupaten Mentawai, Pulau Nias, Kabutapen Anambas, dan Kabupaten Natuna.
Secara ekologi, Ikan Napoleon menjadi salah satu pahlawann bagi Terumbu Karang karena ia bertindak sebagai predator yang dapat memangsa bintang laut mahkota atau dikenal dengan Acanthaster planci yaitu spesies pemakan polip karang yang bisa membunuh terumbu karang.
Ancaman Populasi Ikan Napoleon
Diduga untuk mengurangi overpopulasi karena jarang ada predator yang menyerang mereka, membuat diri mereka berkembang biak sangat lambat. Namun sayangnya, hal ini berdampak pada populasinya yang semakin langka, dan membuatnya didaftarkan dalam kategori endangered atau genting oleh IUCN.
Fakta menyedihkan juga Ikan ini masih kerap ditangkap karena masih terdapat rantai bisnisnya. Ikan napoleon menjadi hidangan mewah di Hong Kong dan kerap diekspor dari Indonesia, menurut National Geographic. Kemewahan dan sifatnya yang langka menjadi daya tarik tersendiri.
Ikan ini telah ditetapkan sebagai jenis ikan yang dilindungi secara terbatas berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 37/KEPMEN-KP/2013 tentang Penetapan Status Perlindungan Ikan Napoleon.
Ketika menyelam, saya (penulis) merasakan sensasi yang luarbiasa ketika bertemu ikan ini, bentuk dan gerakan berenangnya yang santai dan elegan seolah membuat kita seakan bertemu dengan seorang pahlawan yang menjaga peradaban bawah laut haha.
Baca juga: Serial Hewan dan Tumbuhan Unik di Laut: Ikan Mola Mola, Anugrah bagi Nusa Penida, Bali
Editor: J. F. Sofyan
Foto Thumbnail: Axel Heimken / Greenpeace
Sumber: Situs FPK UNAIR, Situs IDN Times, Situs Kab. Buleleng, Situs KKP, Situs Active Wild, Situs National Geographic
Rekomendasi Video: Akun Youtube Сергей Мясоедов
Tanggapan