Si Karang Kabur, Si Lamun Lari : Ada Apa dengan Laut Kita?

Tahukah anda bahwa lautan kita penuh dengan hal negatif? Aku tidak membicarakan tentang epidemi plastik yang ada di lautan kita sekarang. Laut kita penuh dengan Ion negatif yang terbukti bisa membantu fungsi paru-paru kita. Ketika kita menghirup udara laut, ion negatif ini dapat membantu membersihkan saluran udara kita serta dapat mengurangi alergi dan gejala asma yang pada nantinya akan membantu kita bernapas lebih mudah.

Tidak hanya itu, tahukah anda bahwa laut memiliki kemampuan untuk menghilangkan stres? The Blue Health program merupakan sebuah penelitian yang belajar tentang bagaimana lingkungan akuatik bisa mempengaruhi kesehatan manusia. Dari hasil penelitian terbukti bahwa berada di dekat atau mendengar suara ombak laut dapat memberikan rasa tenang, perspektif, dan kedamaian bagi subjek. Diluar manfaat-manfaat kesehatan itu lautan juga menyediakan sumber makanan, energi, dan juga tempat tinggal bagi banyak biota-biota laut. Jadi apa yang terjadi jika lautan kita mati? Bagaimana sesuatu yang tidak “hidup” bisa mati?

Jika kita perhatikan saja kepada Indonesia, Indonesia termasuk sebagai negara maritim yang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat tinggi. Ini terjadi karena letak geografis dan astronomis Indonesia. Secara geografis Indonesia memiliki 17.500 pulau dan sekitar 62% dari luas wilayah Indonesia itu mencakupi daerah lautan dan perairan. Faktor-faktor inilah yang akhirnya menjadi alasan utama mengapa Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Kehadiran dari berbagai macam spesies dalam satu daerah, membantu menjaga keseimbangan dari ekosistem tersebut.

Menurut Pusat Data dan Informasi KIARA (Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan, 2020) krisis iklim yang disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia terbukti memberikan dampak buruk terhadap keanekaragaman hayati di lautan.

Terumbu karang yang ada di Indonesia sudah ada pada kondisi yang mengkhawatirkan di mana dari total luas 1.528.106,29 hektare, hanya 29,60 yang berada dalam kondisi baik ungkap Susan Herawati yaitu Sekretaris Jenderal KIARA. Tanpa adanya terumbu karang masa depan Indonesia pun bisa terancam, masalah-masalah baru akan muncul seperti kekurangan oksigen, penurunan ekonomi dikarenakan penurunan populasi ikan, hingga meningkatnya kasus kelaparan di Indonesia.

Tidak hanya itu, selain terumbu karang, padang lamun Indonesia juga terancam punah. Penelitian LIPI menunjukkan bahwa dari tahun 2015 hingga 2017 tutupan lamun di Indonesia adalah 46%. Tutupan lamun yang dikategorikan sehat bernilai sebesar 60%, sedangkan kategori tutupan lamun yang kurang sehat bernilai di antara 30%-59%. Padang lamun tersendiri berfungsi sebagai tempat tinggal berbagai macam biota laut, seperti ikan, kepiting, teripang dan juga biota-biota laut lainnya.

Sejak tahun 2022, lebih dari 100 peneliti dari berbagai penjuru dunia mendesak adanya aksi global untuk melindungi padang-padang lamun di lautan. Dikarenakan faktanya adalah ekosistem lamun di dunia hanya tersisa sebanyak 7%. Jumlah tersebut bisa disamakan dengan kehilangan sepertiga dari terumbu karang dan hutan hujan tropis dunia. Tidak hanya itu tapi tahukah anda bahwa padang lamun juga dapat memproduksi metana?

Jika padang lamun di Indonesia lanjut rusak maka kita harus bisa bersiap menghadapi banjir metana yang dapat memperburuk perubahan iklim Indonesia. Ini adalah kenyataan menyedihkan yang dihadapi oleh ekosistem laut kita. Hari demi hari, keanekaragaman hayati Indonesia yang dicari dan diburu oleh seluruh dunia dengan cepat punah di depan mata bangsanya sendiri.

Penyebab dari hilangnya penopang dunia seperti ekosistem terumbu karang dan padang lamun bisa disebabkan oleh banyak hal. Menurut Jurnal Kependudukan dan Pembangunan Lingkungan, penyebab utama kerusakan ekosistem terumbu karang disebabkan oleh faktor manusia dan alam mulai dari perubahan suhu air laut hingga kegiatan perikanan. Harus diingatkan walau kerusakan terumbu karang bisa disebabkan oleh faktor alam, kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan manusia lebih kronis dan tidak bersifat sementara.

Pengelolaan Ruang Laut (PRL) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan bahwa tekanan berat akibat tingkat pemanfaatan yang tinggi dan juga aktivitas manusia di darat dan laut telah mempercepat kerusakan terumbu karang. Menurut Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang aktivitas manusia yang merusak sebagian besar dari terumbu karang Indonesia merupakan aktivitas seperti pengambilan terumbu karang secara ilegal, penambangan, penangkapan ikan secara ilegal, dan juga hal sederhana seperti penggunaan pestisida.

Pestisida yang kita gunakan pada lahan pertanian dan perkebunan akan hanyut ke laut dan mencemari ekosistem-ekosistem terumbu karang, padang lamun, dan juga hutan bakau. Karena itu edukasi merupakan solusi yang bisa mengatasi masalah ini dari akarnya. 23,4% dari masyarakat Indonesia merupakan tamatan Sekolah Dasar (SD) dan tidak hanya itu, 23,61% dari masyarakat Indonesia belum sekolah. Dari data ini saja bisa terlihat  bahwa untuk mengubah kondisi lingkungan yang mendesak Indonesia harus menerima pendidikan yang lebih berkualitas sejak umur dini.

Anak-anak maupun orang yang sudah berumur harus tau konsekuensi dan juga dampak dari kegiatan yang mereka lakukan sehari-hari. Beberapa kegiatan yang bisa membantu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat adalah dengan mengadakan workshop tentang ekosistem laut, berbagi informasi menarik lewat akun di Instagram ataupun mengadakan festival yang berisi dengan permainan-permainan serta acara yang bisa mengingatkan kita tentang betapa penting kesehatan laut bagi kelangsungan Indonesia. Jadi jangan sampai karang kita kabur, dan lamun Indonesia lari masyarakat yang sadar akan buat Indonesia semakin mekar.***

Sumber :

https://www.kiara.or.id/2021/06/28/kiara-keanekaragaman-hayati-pesisir-indonesia-terancam-krisis-iklim-dan-pembangunan

https://lautsehat.id/flora-fauna/mala/mikroplastik-di-ekosistem-lamun

https://m.bisnis.com/amp/read/20230710/540/1673530/perlu-perhatian-3382-persen-terumbu-karang-di-indonesia-rusak

http://jkpl.ppj.unp.ac.id/index.php/JKPL/article/download/92/16/#:~:text=Berbagai%20aktivitas%20manusia%20seperti%20pengambilan,di%20perairan%20khususnya%20Kepulauan%20Indonesia.

https://news.mongabay.com/2022/04/data-show-decline-in-indonesian-fish-stocks-amid-push-for-higher-productivity/amp

https://kehati.or.id/problem-konservasi-di-perairan-laut-indonesia

https://www.gramedia.com/literasi/manfaat-terumbu-karang

https://biologi.fkip.um-surabaya.ac.id/homepage/news_article?slug=pentingnya-konservasi-biodiversitas-menurut-asyari-dosen-pendidikan-biologi-umsurabaya-1#:~:text=Biodiversitas%20membantu%20menciptakan%20ekosistem%20yang,obatan%2C%20dan%20lain%2Dlain.

https://journal.unesa.ac.id/index.php/jg/article/view/v18.1.1#:~:text=Padang%20lamun%20berfungsi%20sebagai%20tempat,manusia%20sebagai%20sumber%20bahan%20makanan.

https://journal.unesa.ac.id/index.php/jg/article/view/v18.1.1#:~:text=Padang%20lamun%20berfungsi%20sebagai%20tempat,manusia%20sebagai%20sumber%20bahan%20makanan.

https://www.mongabay.co.id/2022/05/29/padang-lamun-gudang-karbon-yang-terancam-punah/amp

https://www.nationalgeographic.com.es/naturaleza/salvemos-mediterraneo-posidonia-planta-rescate_14324

Artikel Terkait

Tanggapan