Ancaman Tersembunyi bagi Kehidupan Bawah Laut

Ketika kita berjalan di pantai yang indah dan memandang keheningan samudra yang luas, mungkin sulit untuk membayangkan betapa rapuhnya kehidupan di bawah permukaan laut. Namun, saat ini lautan sedang menghadapi ancaman tersembunyi yang dapat menghancurkan ekosistem yang indah dan mengancam kehidupan bawah air yang luar biasa.

Seperti yang kita ketahui, lautan adalah sumber daya alam yang paling berharga di planet ini yakni sebagai sumber makanan, sebagai mata pencaharian, dan rekreasi bagi jutaan orang di seluruh dunia. Namun, aktivitas manusia yang tidak terkendali telah menyebabkan peningkatan pencemaran laut yang mengkhawatirkan.

Mengutip dari Nita Elyazar dkk dalam artikelnya yang berjudul Dampak Aktivitas Masyarakat Terhadap Tingkat Pencemaran Air Laut Di Pantai Kuta Kabupaten Badung Serta Upaya Pelestarian Lingkungan, aktivitas manusia yang tidak terkendali telah menyebabkan peningkatan pencemaran laut yang signifikan. Dampak dari pencemaran laut ini sangat serius dan beragam, mengancam kelangsungan hidup berbagai spesies laut dan mengganggu keseimbangan ekologi (Elyazar et al., 2007).

Salah satu efek langsung dari pencemaran laut adalah kerusakan terumbu karang yang luar biasa.

Terumbu karang adalah rumah bagi berbagai macam kehidupan laut yang berwarna-warni dan indah. Namun, limbah industri dan bahan kimia beracun yang dibuang ke laut merusak keseimbangan alami di perairan dan menyebabkan pemutihan terumbu karang yang menghancurkan keindahan dan keberagaman ekosistem ini.

Tidak hanya itu, logam berat seperti merkuri dan timbal yang mencemari perairan memiliki efek buruk yang merusak bagi kehidupan bawah air.

Ketika logam berat ini masuk ke dalam organisme laut seperti ikan, logam berat tersebut dapat merusak sistem biologisnya dan menyebabkan gangguan kesehatan serius bagi hewan dan manusia yang mengonsumsinya.

Pencemaran laut juga menyebabkan kehilangan keanekaragaman hayati yang tak tergantikan contohnya seperti pupuk, pestisida dan limbah minyak yang terbuang ke laut dapat membunuh organisme laut secara langsung atau mengganggu keseimbangan ekosistem.

Satu lagi ancaman yang mungkin tidak terlihat secara langsung adalah limbah plastik yang melimpah di lautan kita. Plastik yang dibuang sembarangan dapat mempengaruhi kehidupan bawah air dalam berbagai cara.

Sampah plastik sudah banyak ditemukan di dasar laut. / Foto: Greenpeace

Hewan laut seperti penyu, ikan dan burung laut terjebak dalam jaring-jaring plastik atau memakan potongan plastik yang terapung bisa menyebabkan cedera serius dan bahkan kematian.

Masalah ini semakin memburuk ketika plastik memicu perubahan kimia dalam air laut, mengancam reproduksi dan pertumbuhan organisme laut.

Namun, ada harapan. Dalam menghadapi tantangan pencemaran laut ini, tindakan pencegahan sangat penting. Pengelolaan limbah yang bijaksana, seperti mendaur ulang bahan yang dapat didaur ulang, pengurangan penggunaan plastik dan mengadopsi sumber energi terbarukan adalah langkah awal yang signifikan dalam menjaga kelestarian ekosistem laut.

Melalui upaya bersama dan kesadaran kolektif, kita dapat melindungi kehidupan bawah air yang indah ini dan memastikan bahwa generasi masa depan dapat menikmati keajaiban dan kekayaan yang tersembunyi di dalam laut kita.

Jadi, mari kita bergandengan tangan dalam upaya melindungi lautan kita dan memastikan bahwa pencemaran laut tidak lagi menjadi ancaman tersembunyi bagi kehidupan bawah air yang kita cintai.***

Baca juga: Kura-Kura Paling Terancam Punah di Dunia Ditemukan Mati

Editor: J. F. Sofyan

Referensi:

Elyazar, N., Mahendra, M. S., & Wardi, I. N. (2007). Dampak Aktivitas Masyarakat Terhadap Tingkat Pencemaran Air Laut Di Pantai Kuta Kabupaten Badung Serta Upaya Pelestarian Lingkungan. ECOTROPHIC, 2(1), 1–18.

Artikel Terkait

Overfishing dan Kekeringan Laut

Peningkatan suhu global menyebabkan peningkatan penguapan air dari permukaan laut, yang pada gilirannya meningkatkan konsentrasi garam dalam air laut. Kekeringan laut terjadi ketika air laut menguap lebih cepat daripada yang dapat digantikan oleh aliran air segar, seperti dari sungai-sungai atau curah hujan. Akibatnya, air laut menjadi lebih asin dan volume air laut berkurang.

Tanggapan