Mengenal Istilah Hidro-oseanografi yang Mempengaruhi Ekosistem Laut

Pengambilan sampel plankton

Hidro-oseanografi adalah ilmu tentang laut (sea) dan lautan (ocean), fenomena dan proses yang terjadi di dalamnya, sifat-sifat dan dinamikanya, beserta kehidupan yang ada di dalamnya.

Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang penting, karena menjadi sumber kehidupan bagi biota laut.

Ekosistem terumbu karang dapat terbentuk dari 480 spesies karang, dan di dalamnya hidup lebih dari 1.650 spesies ikan, moluska, krustasea, sponge, algae dan lamun.

1. Salinitas (Kadar Garam Air Laut)

Salinitas atau kadar garam adalah jumlah garam-garam dalam gram didalam satu kilogram air laut. Nilai salinitas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain hujan, aliran sungai, penguapan dan presipitasi.

Salinitas mempengaruhi proses kimia, fisika adan biologi di laut. Keberadaan kadar garam dapat diketahui berdasarkan fenomena fisik yang menjadi sifat air laut yaitu densitas, air laut yang mempunyai kadar garam tinggi mempunyai densitas yang tinggi.

Refraksi, air laut yang mempunyai kadar garam tinggi mempunyai kemampuan merefraksi yang tinggi pula.

Konduktivitas, air laut yang mempunyai kadar garam tinggi mempunyai muatan listrik yang tinggi dari ion-ion yang dikandungnya (Bahar, 2015).

Alat utuk megukur salinitas bernama refraktometer. Berikut ini cara untuk menggunakan refraktometer:

a) Kalibrasi kaca prisma refraktometer dengan aquades,nilai harus 0, jika tidak maka putar sekrup kalibrator sampai batas warna biru-putih (gelap- terang) menjadi nol.

b) Bersihkan kaca dengan tissue secara searah sampai kering.

c) Teteskan 3 tetes air sampel pada optik refraktometer.

d) Tutup dengan cover kaca prisma dengan sudut 45o agar tidak terbentuk gelembung udara.

e) Arahkan optic/kaca pada cahaya matahari.

f) Bacalah skala bagian kanan atas yang menunjukkan nilai salinitas.

g) Catat hasil yang ditunjukkan oleh skala.

2. pH (Derajat Keasaman) Air Laut

pH atau derajat keasaman berpengaruh terhadap pembentukan senyawa kimia di dalam perairan.

Senyawa beracun akan bersifat toksik pada pH rendah, sementara pembentukan rangka karang melalui proses kalsifikasi membutuhkan pH tinggi. Biota laut membutuhkan pH antara 7- 8,5 untuk kelangsungan hidupnya (Samawi et al., 2015).

Alat untuk mengukur pH bernama pH meter. Berikut cara untuk menggunakannya:

a) Ambil sampel air yang mau di ukur kadar pH nya (letakkan dalam wadah).

b) Nyalakan pH meter dengan menekan tombol on pada pH meter.

b) Masukkan pH meter kedalam wadah yang berisi air yang akan di uji.

c) Pada saat dicelupkan dalam air, skala angka akan bergerak acak.

3. Oksigen Terlarut dalam Air Laut

laut,
Ilustrasi penelitian air laut. / Foto: Abbie Trayler-Smith / Greenpeace

Metode analisis yang umum digunakan untuk menganalisis kadar oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) dalam air laut adalah metode titrasi iodometri.

Metode ini pertama kali dikenalkan oleh Winkler tahun 1888, kemudian dilakukan modifikasi untuk mengatasi ganggan yang ditimbulkan oleh garam-garam nitrit dengan menambahkan garam natrium asida dilakukan oleh Alsterberg pada tahun 1925.

Pengukuran oksigen terlarut dapat pula dilakukan dengan menggunakan metode elektrokimia menggunakan DO meter (Bahar, 2015). Berikut ini cara menggunakan DO meter.

a) Mengambil sampel air dengan menggunakan botol BOD 125 ml (tidak boleh ada udara yang masuk).

b) Kemudian menambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH dalam KI.

c) Tutup botol tersebut dan kocok hingga larutan homogen dan terjadi endapan.

d) Langkah selanjutnya menambahkan 1 ml H2SO4 pekat kemudian menutup botol BOD.

e) Kocok sampai endapan hilang dan larutan berwarna kuning.

f) Setelah itu memasukkan 50 ml sampel ke dalam erlenmeyer 250 ml.

g) Melakukan titrasi dengan 0,025 N Na2S2O3 hingga larutan berwarna kuning muda.

h) Menambahkan 2 tetes amilum, apabila timbul warna biru.

i) Melanjutkannya dengan titrasi Na2S2O3 0,025 N hingga bening.

4. Suhu Air Laut

Suhu merupakan salah satu faktor eksternal yang paling mudah untuk diteliti dan ditentukan. Aktivitas metabolisme serta penyebaran organisme air banyak dipengaruhi oleh suhu air. Pada umumnya suhu permukaan perairan (Ulqodry et al., 2010).

Berikut ini cara menggunakan termometer Hg/raksa untuk mengukur suhu air laut:

a) Bagian ujung termometer Hg/raksa diberikan tali sebagai pegangan saat pengukuran suhu air laut.

b) Bagian ujung lain yang terdapat Hg/raksa dicelupkan langsung ke dalam perairan perlahan-lahan hingga seluruh bagiannya masuk ke badan air.

c) Biarkan Thermometer beberapa saat (1-2 menit) lalu diangkat serta secepatnya dibaca dan dicatat nilai suhu pada skala Thermometer sebelum terpengaruh oleh suhu sekitar.

d) Hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran suhu air laut yaitu posisi yang membelakangi sinar matahari serta badan thermometer tidak boleh tersentuh oleh tangan.

5. Kecerahan Air Laut

Kecerahan merupakan tingkat intensitas cahaya matahari yang menembus suatu perairan, sehingga hal ini sangat dipengaruhi oleh kekeruhan (Salim et al., 2017).

Alat konvesional untuk mengukur air laut bernama secchi disk.

a) Secchi disk diturunkan pelan-pelan hingga batas pertama kali tidak tampak, ditandai tali secchi disk dengan karet gelang dan diukur panjang tali menggunakan tongkat skala serta dicatat sebagai D1.

b) Secchi disk diturunkan lebih dalam lagi hingga benar-benar tidak tampak.

c) Kemudian ditarik pelan-pelan hingga pertama kali tampak, ditandai tali secchi disk dengan karet gelang dan diukur panjang tali serta dicatat sebagai D2.

6. Kecepatan Arus

Arus merupakan parameter fisik oseanografi yang berperan dalam mendistribusikan nutrien dan oksigen terlarut dari suatu perairan ke perairan lainnya. Arus berperan pula dalam membersihkan permukaan karang dari sedimentasi.

Arus di laut ditimbulkan oleh tiupan angin atau oleh pengaruh pasang Surut. Pada perairan pantai umum didominasi oleh arus pasang surut dan yang dibangkitkan oleh tiupan angin. Secara umum, arus adalah gerakan massa air secara horizontal dalam skala besar.

Arus yang terjadi di wilayah pesisir dan dekat pantai dapat berasal dari arus laut global, akibat angin, pasang surut, gelombang, dan perbedaan densitas air.

Arus di wilayah pesisir yang dipengaruhi oleh arus global dan tiupan angin musim terjadi karena perubahan tekanan udara. Dengan demikian peran arus dalam perairan dapat mendukung pertumbuhan biota laut (Samawi et al., 2015).

Berikut ini alat konvesional sederhana untuk mengukur kecepatan arus:

a) Satu botol bekas air mineral diisi dengan air laut dan dihubungkan dengan botol bekas air mineral yang kosong menggunakan tali sepanjang 30 cm dan diikatkan lagi pada tali raffia sepanjang ±5 meter.

b) Botol bekas air mineral berisi air lokal berfungsi sebagai pemberat sedangkan yang kosong sebagai pelampung. Selanjutnya botol dihanyutkan mengikuti arus. Catat waktu yang diperlukan hingga tali meranggang (waktu tempuh diukur dengan Stopwatch).***

Baca juga: Zona Laut Berdasarkan Kedalaman dan Masuknya Cahaya

Editor: J. F. Sofyan

Artikel Terkait

Overfishing dan Kekeringan Laut

Peningkatan suhu global menyebabkan peningkatan penguapan air dari permukaan laut, yang pada gilirannya meningkatkan konsentrasi garam dalam air laut. Kekeringan laut terjadi ketika air laut menguap lebih cepat daripada yang dapat digantikan oleh aliran air segar, seperti dari sungai-sungai atau curah hujan. Akibatnya, air laut menjadi lebih asin dan volume air laut berkurang.

Tanggapan