Sunscreen: Sahabat Manusia, Musuh Terumbu Karang
Rekreasi ke pantai menjadi hal yang menyenangkan karena kita bisa melihat keindahan ekosistem laut. Tidak lupa pula, ketika ingin berenang di laut, kita biasa menggunakan tabir surya atau nama familiarnya yaitu sunscreen. Hal ini karena sunscreen sangat penting dalam melindungi manusia dari sinar UV yang dapat menyebabkan kanker kulit dan masalah lainnya.
Tapi meski terbukti menyelamatkan manusia, sunscreen malah mengakibatkan efek domino negatif terhadap ekosistem laut, lho! Salah satu yang paling terdampak adalah kerusakan terumbu karang.
Terumbu Karang Terancam di Seluruh Dunia
Terumbu karang adalah salah satu harta bawah laut paling spektakuler di planet ini. Terumbu karang merupakan makhluk hidup indah yang berfungsi sebagai taman untuk ekosistem laut.
Salah satu fungsinya adalah sebagai rumah bagi berbagai makhluk lautan dan juga penggerak perekonomian pariwisata. Oleh karena itu, apabila terumbu karang punah, kita akan kehilangan harta karun laut penting ini.
Sedihnya lagi, terumbu karang di seluruh dunia terancam oleh pencemaran, dan banyak wilayah paling populer memiliki karang yang paling berisiko. Salah satunya adalah di Indonesia.
Luas terumbu karang di Indonesia mencapai 51.875 kilometer persegi sebagai terbesar di dunia, tapi 92,8 persen diantaranya terancam rusak. Adapun ancaman terbesarnya adalah pencemaran dari bahan-bahan yang digunakan pengunjung lautan, salah satunya sunscreen.
Masalah Kandungan Sunscreen
Meskipun kita mungkin berpikir sedikit sunscreen yang kita gunakan di laut tidak dapat berdampak banyak dibandingkan dengan luasnya lautan, penelitian oleh National Park Service menunjukkan bahwa setiap tahun, antara 4.000 dan 6.000 ton sunscreen memasuki terumbu karang.
Bayangkan apabila sunscreen yang digunakan lebih banyak lagi, bisa-bisa dampak yang didapatkan lebih besar lagi. Ibarat pepatah “nila setitik, rusak susu sebelanga” yang berarti dampak satu tetes sunscreen dapat merusak banyak terumbu karang.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Archives of Environmental Contamination and Toxicology, menunjukkan ada beberapa efek bahaya utama dari sunscreen yang mengandung Oxybenzone (Benzophenone-3), yaitu:
1) Peningkatan kerentanan terhadap pemutihan
Saat kamu berenang dengan sunscreen, bahan kimia seperti oxybenzone dapat meresap ke dalam air, dan diserap oleh karang. Zat ini mengandung ‘nanopartikel’ yang dapat mengganggu reproduksi dan siklus pertumbuhan karang, yang pada akhirnya menyebabkan pemutihan.
Ketika pemutihan karang terjadi, alga keluar dari karang, meninggalkan hewan laut tanpa sumber makanan utama dan lebih rentan terhadap penyakit.
2) Efek yang cepat
Konsentrasi sunscreen yang mengandung benzophenone yang sangat rendah sekalipun, dapat dengan cepat membunuh terumbu karang remaja yang sedang dalam masa berkembang.
3) Kerusakan DNA
Sunscreen dengan benzophenone menyebabkan karang meningkatkan frekuensi mutasi dengan menyebabkan kerusakan pada DNA mereka, kerusakan DNA ini tidak dapat dikembalikan seperti semula.
4) Pertumbuhan kerangka abnormal karang
Berhubungan dengan kerusakan DNA pada poin nomor 3, mutasi DNA ini menyebabkan pertumbuhan kerangka abnormal karang. Kerangka yang abnormal menyebabkan karang tidak dapat hidup lebih lama dan tidak dapat memberikan fungsi secara maksimal sebagai tempat hidup alga dan ikan.
Langkah Cerdas Menggunakan Sunscreen
Gunakan langkah-langkah baik dalam menggunakan sunscreen berikut ini untuk membantu kamu melindungi diri sendiri dan terumbu karang!
1. Cek Label Kandungan Sunscreen
Sebelum membeli sunscreen, kamu bisa cek label di belakang kemasannya di bagian “kandungan” atau “ingredients”. Hindari sunscreen dengan kandungan berikut ini:
- Oxybenzone/benzophenone
- Octinoxate
- Octisalate/octocrylene
- Homosalate
- Avobenzone
- Ethylhexyl
- Methoxycinnamate
- Parabens
- Retinyl palmitate
- Fragrance
Lalu, sebaiknya pilihlah sunscreen berbasis mineral yang menggunakan kandungan ‘zinc oxide’ atau ‘titanium dioxide’ yang merupakan partikel berukuran “non-nano” yang tidak dapat dicerna oleh terumbu karang sehingga aman bagi terumbu karang (Reef-Safe).
- Hindari Sunscreen Spray
Sunscreen yang disemprot atau spray memang merupakan langkah yang praktis dan cepat. Tetapi di balik itu, ada harga yang harus dibayar oleh terumbu karang kita, lho! Hal ini dikarenakan sunscreen spray biasanya mengandung kandungan aerosol yang berfungsi agar sunscreen mudah disemprot.
Aerosol adalah partikel ‘nano’ berbahaya yang menyebabkan sunscreen kita mudah meleset dari badan dan jatuh ke pasir, di mana ia dapat dengan mudah hanyut ke laut dan membahayakan terumbu karang.
- Lindungi Diri dengan Hal Lain
Mengenakan topi, kemeja, dan pakaian lain yang mengandung perlindungan UV dapat mengurangi jumlah sunscreen yang kamu butuhkan hingga 90 persen, dan barang-barang ini juga bertahan secara efektif lebih lama daripada sebotol sunscreen. Bagaikan pepatah “sambil menyelam sambil minum air”, langkah ini menyebabkan kamu tidak hanya bisa melindungi terumbu karang tetapi juga dirimu secara efektif.
- Advokasi Penggunaan Sunscreen Berbahaya
Selain mengubah tindakan dan keputusan pembelian kita untuk melindungi lingkungan laut, penting juga untuk menyebarkan kesadaran tentang masalah ini kepada teman, keluarga, dan anggota masyarakat.
Di tingkat lokal, pastikan toko di kota kamu menawarkan produk sunscreen yang “ramah terumbu karang”, dan advokasi mereka untuk mulai menghentikan penjualan produk yang berbahaya bagi terumbu karang.
Semoga kedepannya, penggunaan sunscreen yang berbahaya bagi terumbu karang kita yang indah dapat segera dihentikan. Mari kita juga ikuti langkah perubahan untuk melindungi terumbu karang mulai dari sekarang, karena kalau bukan kita, siapa lagi, dan kalau bukan sekarang, kapan lagi.***
Baca juga: Emisi Sehari-hari, Mengikis Fungsi Ekologis Lautan
Editor: J. F. Sofyan
Sumber:
National Park Service, 2022. Protect Yourself, Protect the Reef.
Ocean Service, 2022. Skincare Chemicals and Coral Reefs.
Coral Reef Alliance, 2021. Sunscreen 101: Protecting Your Skin and Coral Reefs
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim. Data Kerusakan Terumbu Karang.
Tanggapan