Aksi Isabel bersama Teman dan Gurunya Menjaga Bumi

Ada yang berbeda di SDN Sukasari 5 Tangerang pada hari Sabtu pagi 29 April 2017 lalu. Di pagi itu siswa/i bersama para pengajar melakukan penanaman pohon dalam rangka menyambut Hari Bumi Sedunia yang jatuh pada tanggal 22 April.

Hari Bumi sendiri pertama sekali dicanangkan di Amerika Serikat oleh Senator Gaylord Nelson pada tahun 1970 dan sejak tahun 1990 diperingati secara luas dan mendunia.

Salah satu siswi yang mengikuti penanaman pohon itu adalah Isabel Zandonadi, gadis cilik berdarah Indonesia-Brazil.

Aksi Isabel tersebut adalah semangat kepedulian terhadap keberlangsungan bumi, seperti semangat yang juga dikobarkan oleh para pemimpin dunia pada peristiwa KTT Bumi 25 tahun silam di Rio de Jeneiro, Brazil.

Di tahun 1992, Peserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi yang diikuti 172 negara dan dihadiri oleh 108 kepala negara/pemerintah. KTT Bumi yang diselenggarakan di Rio de Jeneiro Brazil ingin mengajak seluruh negara di dunia untuk lebih peduli terhadap keberlansungan bumi dan perlindungan lingkungan.

Semangat kepedulian ini pula yang menjadi isu penting dari setiap perayaan Hari Bumi.

“I’histoire se repete” yang artinya sejarah selalu berulang begitulah teori siklus sejarah dalam kerangka berpikir Yunani. Perayaan Hari Bumi setiap tahunnya adalah bagian dari semangat kepedulian terhadap keberlansungan bumi yang dikobarkan secara berulang-ulang sejak tahun 1970 menjadi sejarah dan bagian kehidupan umat manusia hingga kini.

Sebagaimana yang terjadi seperempat abad yang lalu di Rio de Jeneiro, Brazil dan kegiatan penanaman pohon yang dilakukan di SDN Sukasari 5 Tangerang tempat Isabel belajar.

Menurut Ibu Kepala Sekolah SDN Sukasari 5 Tangerang Masfupah, M.Pd penanaman pohon yang dilakukan Sabtu pagi kemarin untuk menumbuhkan rasa kepedulian siswa/i terhadap lingkungan dan penyelamatan bumi.

Penanaman pohon tidak hanya berlangsung di SDN Sukasari 5 tetapi juga dilakukan hampir di seluruh sekolah yang ada di daerah Tangerang.

Pohon yang tanam di halaman sekitar sekolah SDN Sukasari 5 Tangerang adalah pohon tanaman obat, pohon bunga, pohon pelindung dan pohon buah. Harapan Ibu Masfupah melalui kegiatan penanaman pohon itu dapat menumbuhkan rasa kepedulian siswa/i terhadap lingkungan.

Para siswa/i SDN Sukasari 5 Tangerang begitu bersemangat melakukan kegiatan penanaman pohon di lingkungan sekolah mereka.

Penanaman pohon yang rencananya hanya 50 pohon ternyata melebihi jumlah itu. Para siswa/i membawa begitu banyak pohon hingga mencapai 100 pohon.

Membangkitkan semangat kepedulian terhadap lingkungan alam melalui penanaman pohon sebagaimana yang diupayakan oleh para pengajar dan siswa/i di SDN Sukasari 5 Tangerang di satu sisi memberikan manfaat untuk mengatasi dampak dari pemanasan global yang kini sedang melanda negara-negara di dunia.

Salah satu dampak dari pemanasan global adalah naiknya permukaan laut. Penyebab naiknya permukaan air laut karena terjadinya penebangan pohon dalam julmlah yang sangat besar.

Penebangan pohon dilakukan antara lain untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah, membangun jalan raya – gedung perkantoran, membuka lahan pertanian dan perternakan, serta untuk tujuan-tujuan komersial lainnya.

Naiknya permukaan air laut yang terus terjadi sampai saat ini menyebabkan beberapa pulau-pulau kecil di wilayah Indonesia terancam tenggelam beberapa tahun mendatang.

Untuk mengatasinya diperlukan upaya dari semua pihak. Mengatasi pemanasan global sama saja dengan menyelamatkan pulau-pulau kecil yang berada di wilayah Indonesia dari serangan air laut.

Penanaman pohon yang dilakukan oleh para pengajar dan siswa/i di sekolah SDN Sukasari 5 Tangerang merupakan sebuah contoh baik untuk menyelamatkan pulau-pulau kecil yang terancam tenggelam karena naiknya permukaan air akibat dari pemanasan global itu.

Isabel dan teman-temannya serta para guru di sekolah SDN Sukasari 5 Tangerang telah melakukan langkah kecil untuk menyelamatkan bumi.

Ayo kita bersama-sama mendukungnya dengan cara ikut berperan aktif menanam dan merawat pohon di lingkungan sekitar kita secara rutin.

Karena dengan menjadikan aksi kecil kita sebagai rutinitas dan bersama-sama ikut terus berperan aktif maka dampak dari pemanasan global dapat kita kurangi secara perlahan-lahan.

Mari kita jadikan setiap adalah hari bumi! (*)

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan