Minggu Pertama Sekolah Isabel Mengajak Temannya Gunakan Stainless Straw

Bagi kalian penggemar fanatik klub sepak bola Persita dan Persikota Tangerang serta Persiba Balikpapan pasti mengenal Alm. Bruno Zandonadi.

Tapi apakah kalian tahu bahwa anak semata wayang Alm. Bruno Zandonadi hasil pernikahan dengan Finalis Puteri Indonesia 2004 Arniza Sanjaya adalah pencinta lingkungan?

Nah guys, Selain pencinta lingkungan Isabel Nasywa Zandonadi memiliki pribadi rendah hati dan sangat penduli dengan sesama.

Karena sifat itulah membuat gadis cilik kelahiran 06 September 2017 sering terlibat dalam kegiatan kemanusiaan dan aksi peduli lingkungan di Kota Tangerang mengisi waktu luangnya.

Di akhir bulan Desember 2018, saat teman-temannya menikmati waktu liburan sekolah dengan jalan-jalan ke mall, berlibur ke luar kota, atau tidur-tiduran di kamar yang sejuk gadis virgo yang telah membintangi beberapa iklan komersial dan iklan layanan masyarakat ini justru memilih berada di perempatan jalan.

Bersama dengan orang-orang dewasa Isabel melakukan aksi kemanusiaan untuk para korban bencana tsunami selat Sunda.

Di bawah terik matahari, kemacetan jalan raya, debu dan asap kendaraan yang terbang ditiup angin Isabel membawa kotak sumbangan amal pada para pengendara yang melewati jalan protokol Tangerang hingga turun senja.

Bagi Isabel, bencana alam yang terjadi itu disebabkan oleh ulah manusia juga. Karena itu, kita harus menjaga dan melestarikan lingkungan dengan penghijauan. Dan jangan lupa menolong mereka yang terkena dampak dari bencana alam.

Dalam aksi kemanusiaan itu Isabel menyempatkan waktu untuk menyampaikan pada teman-teman seusianya untuk menjaga lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya.

Setelah lulus dari bangku sekolah dasar gadis penggemar aksesoris milter ini memilih SMPN 13 Tangerang sebagai tempat melajutkan studinya.

Oh yach guys, ternyata Isabel memilih sekolah yang dikepalai oleh H. Mulyono Sobar, S.Pd karena sekolah ini adalah salah satu sekolah yang berwawasan lingkungan atau adiwiyata mandiri.

Sekolah yang berlokasi di Jln. Perintis Kemerdekaan I Tangerang itu memiliki program khusus lho untuk mewujudkan kondisi yang baik bagi sekolah dan menjadikan sekolah tempat pembelajaran, penyadaran serta memiliki tanggungjawab pada penyelamatan lingkungan di sekitar sekolah.

Selain itu, di luar jam sekolah para murid diwajibkan membaca buku-buku cerita anak-anak, salah satunya itu tentang lingkungan.

Nah, dalam rangka pengenalan sekolah dan untuk mewujudkan program itu di minggu pertama masuk sekolah Isabel bersama murid baru lainnya diharuskan membawa pohon. Dengan sangat antusias Isabel mengikuti acara yang dilakukan di sekolahnya mulai jam 07.00 – 08.30 pagi.

Bersama murid baru lainnya Isabel mendengar para pengajar menyampaikan tentang pentingnya menjaga lingkungan di sekitar sekolah.

Di tengah acara pengenalan sekolah dan penanaman pohon gadis cilik blasteran Indonesia – Brazil – Italia mengajak teman-temannya untuk menggunakan stainless straw. Karena dengan menggunakan stainless straw sampah plastik bisa dikurangi.

Sambil mengangkat sebuah pohon di pot kecil Isabel bersama seorang guru memberi semangat untuk murid baru lainnya. Di akhir acara pengenalan sekolah pagi itu, Isabel bersama murid baru lainnya menanam dan menyirami pohon yang ada di sekitar halaman sekolah.

Wiihh, mantul neh kegiatan belajar mengajar di SMPN 13 Tangerang. Karena selain diajarkan untuk mencintai lingkungan para murid juga merasakan kesejukan di dalam kelas selama proses belajar berjalan.

Nah guys, pastinya kalian ingin merasakan kesejukan di dalam kelas juga khan?

Ayo, mulai sekarang ajaklah teman-teman menanam banyak pohon di halaman sekolah kalian dan jangan lupa pesan Isabel: budayakan menggunakan stainless straw dan tumbler. Memulai dari diri sendiri itu sangat baik.

Saatnya menjaga lingkungan sekitar dengan cara mengurangi sampah plastik di mana saja dan kapan saja untuk bumi kita yang lebih sehat.

Editor: AN.

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan