Pesona Negeri Tulehu Maluku, Brazil-nya Indonesia

tulehu maluku

Bagi yang pernah menonton film “Cahaya dari Timur” pasti sudah tak asing lagi dengan Negeri Tulehu Maluku. Film garapan Visinema Picture itu menceritakan kisah anak-anak Tulehu yang terselamatkan dari konflik agama di Maluku melalui sepakbola.

Sejak lama Negeri Tulehu memang terkenal dengan olahraga sepakbolanya, bahkan Tulehu dijuluki sebagai Kampung Sepakbola. Tulehu melahirkan pemain-pemain terkenal di Liga Indonesia, seperti Alfin Tuasalamony, Rizky Pellu, Abduh Lestaluhu, Hendra Bayauw, dan ada nama legendaris seperti Imran Nahumarury.

Bagi warga Tulehu, sepak bola memang telah mendarah daging. Si kulit bundar sudah biasa menemani anak-anak Tulehu sejak kecil. Bahkan, sesaat setelah aqiqah, kaki kecil bayi Tulehu bakal ditapakkan ke wadah berisi air, lalu rumput lapangan bola.

Tradisi ini sudah ada sejak masa kolonialisme Belanda. Keharusan menapakkan kaki di rumput ini menjadi kewajiban orang tua di Tulehu untuk tiap anak mereka. Tujuannya, apalagi kalau bukan mengenalkan anak pada sepak bola sejak dini.

Kemudian, tiap kali Hari Raya dan jeda kompetisi, para pesepakbola profesional yang pulang ke Tulehu biasanya akan menggelar turnamen antar kampung (tarkam). Seterkenal apa pun, ketika tiba di tanah kelahirannya, mereka tak segan untuk segera membaur dan ikut kompetisi tarkam. Para pemain yang terkenal ini bertujuan memotivasi anak-anak muda Tulehu untuk mengikuti jejak mereka di dunia sepakbola.

Maka tak heran banyak media yang menjuluki Tulehu sebagai Brazil-nya Indonesia. Pecinta sepakbola Indonesia harus memasukkan list traveling ke Negeri Tulehu untuk mengenal lebih dalam satu-satunya kampung sepakbola di Indonesia.

Wisata Alam di Tulehu Maluku

Selain terkenal sebagai kampung sepakbola, Tulehu juga mempunyai potensi pariwisata yang besar, yakni pariwisata bahari dan budaya. Tulehu mempunyai beberapa pantai cantik yang bisa dikunjungi para wisatawan.

tulehu maluku
Penyelam berfoto bersama terumbu karang / Foto: Youris Setyo

Pantai yang paling terkenal di Tulehu adalah Pantai Batu Kuda, disana terdapat spot menyelam yang indah. Kalian bisa mencoba scuba Diving maupun freediving dengan hamparan terumbu karang yang sehat dengan biota laut yang beragam.

Pantai Batu Kuda juga bisa menjadi pilihan untuk panah ikan atau spearfishing. Jika ingin mencoba spearfishing, kalian harus membawa alat sendiri serta memiliki kemampuan menyelam yang baik.

Pantai-pantai di Tulehu juga bisa menjadi pilihan untuk berburu indahnya sunrise di timur Indonesia. Ada Pantai Wababe dan Namarua yang bisa dipilih wisatawan untuk menikmati indahnya sang surya ketika terbit.

Negeri Tulehu juga mempunyai potensi wisata budaya yang menarik. Masyarakat disana mempunyai tradisi unik yang dilakukan setiap hari, yakni mandi bersama di Pemandian Wailatu.

Masyarakat Tulehu percaya bahwa air Wailatu bisa menyembuhkan berbagai penyakit dan mengusir gangguan makhluk halus. Didasar pemandian juga terdapat batang pohon kecil yang bisa mengabulkan permintaan orang yang bisa menyentuhnya.

Saat hari raya Idul adha terdapat tradisi unik di Tulehu, yakni Abdau. Masyarakat Tulehu akan berebut menaikkan bendera tauhid setinggi-tingginya, hal tersebut untuk memperingati masuknya agama Islam di Negeri Tulehu.

Wisata Kuliner Tulehu Maluku

Wisata kuliner juga bisa menjadi pilihan para wisatawan saat berkunjung ke Tulehu. Warung-warung disana menawarkan makanan khas Maluku yang enak dan beragam.

tulehu maluku
Kuliner di Tulehu Maluku / Foto: Youris Setyo

Ada Papeda Ikan Kuah Kuning, Ikan Bakar Colo-colo, Nasi Kuning Ambon, Asida, hingga Pulut Siram Srikaya.  Soal rasa tak perlu diragukan lagi, masakan Mama-mama Tulehu tak akan membuat kalian kecewa.

Masyarakat Tulehu punya tantangan untuk tetap mengedepankan konservasi alam dan mempertahankan kearifan lokal di negerinya. Kini anak-anak muda Tulehu sudah mempunyai komunitas Taman Baca Haturessy yang bertujuan untuk mengedukasi anak-anak Tulehu untuk merawat alam dan budaya disana. Namun, komunitas tersebut masih perlu dukungan dari Tetua Adat serta Pemerintah.

Baca juga: Pesona Pantai Lubang Buaya Maluku

Editor: J. F. Sofyan

Foto Thumbnail: Youris Setyo

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan