Semarak Kampanye Indonesia Bebas Sampah 2020 di Kota Kembang

Sinar surya mulai menyerbak, di tengah lalu lalang wajah someah (ramah -ed) warga Kota Kembang yang memenuhi kawasan CFD (car free day) Dago, Bandung menandakan Minggu pagi kembali datang.

Aktivitas olahraga mulai dari lari kecil sampai senam sehat diiringi pengeras suara terasa sangat akrab menyapa.

Hal itu pula yang dirasakan oleh sejumlah volunteer Greenpeace Youth Bandung yang melebur bersama teman-teman AIESEC. Pada 26 Februari 2017, melaksanakan aksi yang bertajuk “Indonesia Bebas Sampah 2020” dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional, muda-mudi dengan latar bahkan negara berbeda itu mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan, terutama lingkungan perairan, agar terbebas dari sampah.

Kesejukan udara Tatar Sunda mengiringi pukul 7 menandakan semangat aksi pagi ini dimulai. Hal ini menarik perhatian warga sekitar yang menyaksikan. Senyum tersimpul menyapa dengan ramah, tak lupa jua menjelaskan pesan mulia mereka disambut baik warga.

Tulisan bertuliskan “80% sampah di laut berasal dari daratan” dan “dukung Indonesia bebas sampah 2020” menjadi warna tersendiri ditengah riuh manusia.

Dukungan sangat tampak dari antusiasme warga, tidak jarang warga berhenti untuk sekedar ber-selfie ria bersama pegiat lingkungan ini dengan atribut yang mereka pakai, serta berpartisipasi dalam permainan bersama, yang dimaknai agar mengurangi penggunaan botol plastik yang berlebihan, bahkan sampai bertanya lebih mendalam.

Pagi hari menjelang siang pukul 10.00 WIB tak terasa sinar sang raja siang mulai menyenga.

Hal itupun sebagai peluit bagi warga Bandung bersamaan dengan mereka muda-mudi pegiat lingkungan untuk mengakhiri kegiatan dikawasan CFD, Dago. Aksi dan kampanye damai akan terus didengungkan, “Help us to save WORLD from CONFUSION.”

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan