Tips Budidaya Ikan Bandeng, Potensi Usaha dan Pemenuhan Gizi Masyarakat Indonesia

ikan bandeng

Pemenuhan gizi untuk masyarakat Indonesia belum bisa dikatakan cukup. Dapat kita lihat masih banyak masyarakat yang kekurangan gizi di daerah tertentu.

Cara memenuhi kebutuhan gizi adalah mengonsumsi makanan atau suplemen bergizi. Peluang terdapatnya gizi terbesar salah satunya adalah dengan mengonsumsi ikan.

Indonesia memiliki sumber daya laut yang luas tentunya memiliki keanekaragaman hayati lautnya juga beragam, salah satunya adalah ikan bandeng (Chanos chanos forsskal). Ikan bandeng kaya akan gizi, protein, dan asam aminonya mendekati asam amino yang berada pada tubuh manusia.

Ikan bandeng memiliki kandungan gizi per 100gram daging ikan terdiri dari 129 kkal energi, 20 gram protein, 4,8 gram lemak, 20 mg kalsium, 150 mg fosfor, 2 mg besi, 150 SI vitamin A serta 0,05 mg vitamin B.

Kandungan gizi tersebut dapat mencukupi kebutuhan protein tubuh, serta meningkatkan kekebalan tubuh dan dapat mencegah penyakit akibat kekurangan zat gizi, terlebih ikan bandeng dapat dikonsumsi oleh semua usia (Saparinto, 2009).

Pembudidayaan atau pemeliharaan ikan bandeng cenderung berada di daerah Jawa timur dengan produksi ikan bandeng terbesar mencapai 94,6 ribu ton. Dalam hal pemberdayaan, masyarakat kurang mendapatkan edukasi. Akibatnya masyarakat kurang minat memelihara ikan karena dirasa sulit untuk merawatnya dan gangguan hama yang dapat menyebabkan kerugian besar.

Disinalah tugas pemerintah maupun mahasiswa sangat dibutuhkan untuk mengedukasi masyarakat bagaimana cara pemberdayaan ikan bandeng yang baik agar pemerataan gizi juga dapat terlaksana dengan baik.

Adapun cara dan tips yang dapat penulis sampaikan untuk pemeliharaan ikan bandeng adalah:

1. Pemilihan Tempat Budidaya Ikan Bandeng

tambak ikan bandeng
Ilustrasi tempat budidaya ikan. / Foto: Greenpeace / Clive Shirley

Adapun cara pemilihan dan pembuatan tempat pemberdayaan yang baik yaitu:

1) Pilihlah lokasi maupun aliran yang jauh dari limbah maupun banjir yang dapat mencemari tempat pemberdayaan.

2) Penyesuaian tempat juga harus mendapatkan izin dari masyarakat setempat maupun pemerintah.

3) Posisi tempat sebaiknya terletak di antara pasang surut air laut, karena berguna bagi pengairan tambak yang mengandalkan mekanisme pasang surut air laut.

4) Berdekatan dengan sumber air, baik sungai maupun langsung dari laut.

5) Pemilihan tanah yang bersifat porous (mudah menyerap air) dan tanah yang bersifat sulfat masam atau memiliki kadar asam yang rendah, sehingga tambak dapat mempertahankan volume air.

6) Disarankan untuk menggunakan tanah yang baik yaitu yang bertekstur lempung (komposisi liat, pasir dan debu berimbang) dan liat berpasir.

2. Pemilihan dan Pemindahan Bibit Ikan (Nener)

Ciri-ciri Kriteria nener yang baik adalah:

1) Tidak cacat dan bebas penyakit.

2) Bentuk fisiknya memiliki panjang 1,6 cm dan berwarna transparan.

3) Agresif dan renponsif terhadap makanan yang diberikan.

4) Berumur minimal 16 hari.

Proses pemindahan bibit nener memiliki tahapan tertentu yaitu:

1) Pemindahan dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari stres akibat perubahan suhu.

2) Pastikan kantong yang digunakan cukup untuk ruang oksigen.

3) Ukuran suhu kantong normalkan pada suhu 24°𝐶.

Proses penebaran benih memiliki tahapan tertentu yaitu dengan melakukan sistem aklamasi, caranya dengan kantong yang berisi nener dimasukkan ke dalam tempatnya, lalu ditunggu beberapa saat hingga suhu dalam kantong relatif sama dengan suhu di luar kantong. Setelah proses aklamasi, tuangkan benih ikan secara perlahan ke tempatnya.

3. Pemberian Pakan dan Suplemen

Pemberian pakan dan suplemen sangat berpengaruh pada pertumbuhan ikan dan juga kandungannya sangat bermanfaat. Adapun pakan yang diberikan adalah pakan alami contohnya adalah Nannochloropsis spp dan Brachionus spp.

Suplemen ikan (feed additive) yang diberikan merupakan sel-sel mikroba hidup yang memiliki pengaruh menguntungkan.

Manfaat pemberian suplemen pada ikan antara lain untuk meningkatkan dan menyehatkan fungsi pencernaan sehingga penyerapan nutrisi lebih maksimal, dapat meningkatkan immunitas ikan terhadap mempercepat pertumbuhan, dan meningkatkan nafsu makan ikan (Irianto 2003).

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan dengan cara menjaga kualitas airnya dan lakukan pergantian air secara rutin dengan memanfaatkan kondisi pasang surut.

Mengecek kualitas air dalam tambak secara rutin setiap hari yaitu pH, suhu, kecerahan dan perhatikan sumber-sumber pencemar di sekitar tempat pemberdayaan.

5. Pengendalian Hama

Hama merupakan permasalahan yang menyebabkan kerugian. Hama yang biasanya terlihat dalam pembudidayaan ikan adalah hewan perusak tempat pemberdayaan, hewan liar selain ikan bandeng, parasit, dan burung. Cara penanggulannya adalah:

1) Memasang saringan inlet dan outle.

2) Membuat ramuan biji teh sebanyak 150 sampai 200kg/ha lalu dituangkan ke tempat pemberdayaan.

3) Menggunakan jaring pelindung dan memakai alat pengusir burung.

4) Mengurangi pemakaian pangan organik karena dapat menyebabkan tumbuhnya parasit.

5) Jika terdapat ikan yang mati, segeralah membuang ikan tersebut, karena dapat menjadi hama bagi ikan yang lain.

6. Cara Panen

Panen dilakukan secara selektif setelah lebih dari empat bulan masa pembudidayaan. Idealnya ikan bandeng saat dipanen berbobot 200 – 350 gram/ekor.

Panen dilakukan pada pagi hari saat isi perut ikan kosong dengan menggunakan jaring dengan hati-hati agar ikan tidak terluka. Jika sudah diangkut lalu bersihkan ikan tersebut dari lumpur menggunakan air.

7. Pengiriman

Pengiriman sebaiknya dilakukan menggunakan metode cold storage atau dapat menggunakan metode pembekuan yaitu dengan wadah ikan bandeng yang kedap suhu seperti styrofoam atau boks plastik (fiber glass berinsulasi) agar ikan bandeng tetap segar dan tahan lama.

Untuk bagian bawah ditaburi es batu yang telah dihancurkan. Setelah itu taruh ikan bandeng pada posisi tengah lalu taburi kembali es yang telah dihancurkan.

Pengiriman dapat berjalan lancar ketika jasa unit pengiriman juga dapat menjangkaunya. Maka dari itu tugas dari pemerintah yaitu menyediakan jasa unit pendistribusian dan perbaikan jalan agar dapat terjadinya pemerataan distribusi ikan di seluruh wilayah Indonesia.

Dapat disimpulkan bahwa ikan bandeng akan lebih berkualitas dan melimpah jika cara pembudidayaan dilakukan dengan baik dan benar.

Diharapkan tulisan ini dapat mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pembudidayaan ikan bandeng yang kaya akan kandungan gizi agar dapat dikonsumsi oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Peulis juga berharap kepada pemerintah untuk dapat membenahi infrastruktur pendistribusian ikan bandeng agar pemerataan gizi dapat terjamin sampai ke daerah terpencil.***

Baca Juga: Penerapan Kampung Ikan Berbasis Teknologi Hatchery dalam Optimalisasi Percepatan Kemandirian Pangan Perikanan Nasional

Editor: J. F. Sofyan

Sumber:

Abdul Malik. “Pengaruh Pemberian Suplemen dan Probiotik Terhadap Hasil Panen Bandeng (Chanos chanos) Di Wilayah Desa Kentong Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan”. https://grouper.unisla.ac.id/index.php/grouper/article/download/7/7. Diakses pada tanggal 5 Mei 2022.

Ahmad Romadon dan Endah Subekti. (2011). “Teknik Budidaya Ikan Bandeng Di Kabupaten Demak”. Vol 7. No. 2, 2011: Hal 19 – 24. https://www.publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/Mediagro/article/download/572/69. Diakses pada tanggal 5 Mei 2022.

Badrudin. (2014). “Budidaya Ikan Bandeng (Chanos chanos)”. Tim Perikanan WWF Indonesia http://awsassets.wwf.or.id/downloads/bmp_budidaya_ikan_bandeng_2014.pdf. Diakses pada tanggal 5 Mei 2022.

Irianto, A. (2003). “Probiotik Akuakultur”. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. http://repository.unimus.ac.id/3186/4/10.%20BAB%20II.pdf. Diakses pada tanggal 5 Mei 2022.

Mukhlis, dkk. (2020). “Penyuluhan Teknologi Pembenihan Ikan Bandeng Untuk Mendorong Kemandirian Produksi Benih Ikan Bandeng Di Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat.” Vol. 2, No. 2, https://core.ac.uk/download/pdf/327209303.pdf.  Juli 2020: Hal 125132. Diakses pada tanggal 5 Mei 2022.

Saparinto, C. 2009. “Bandeng Cabut Duri dan Cara Pengolahannya”. Dahara Prize: Semarang. http://repository.unimus.ac.id/3186/4/10.%20BAB%20II.pdf. Diakses pada tanggal 5 Mei 2022.

Sofiati (2018). “Perbedaan Konsentrasi Protein dan Profil Protein Pada Ikan Bandeng”  http://repository.unimus.ac.id/3186/4/10.%20BAB%20II.pdf. Diakses pada tanggal 5 Mei 2022.

Warta Kesmas Edisi 02 (2017). “Gizi, Investasi Masa Depan Bangsa”. https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Warta-KesmasEdisi-02-2017_898.pdf. Diakses pada tanggal 5 Mei 2022.

Artikel Terkait

Penerapan Kampung Ikan Berbasis Teknologi Hatchery dalam Optimalisasi Percepatan Kemandirian Pangan Perikanan Nasional

Salah satu kisah sukses teknologi hatchery adalah hatchery skala rumah tangga (HSRT) yang terdapat dibagian utara Bali.

Teknologi ini dikembangkan oleh Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali dan dengan pesat diterapkan oleh nelayan – nelayan setempat yang awalnya ingin mengadakan diversifikasi usaha dari perikanan budidaya secara tradisional ke perikanan budidaya skala industri seperti tambak dan keramba jaring apung.

Overfishing dan Kekeringan Laut

Peningkatan suhu global menyebabkan peningkatan penguapan air dari permukaan laut, yang pada gilirannya meningkatkan konsentrasi garam dalam air laut. Kekeringan laut terjadi ketika air laut menguap lebih cepat daripada yang dapat digantikan oleh aliran air segar, seperti dari sungai-sungai atau curah hujan. Akibatnya, air laut menjadi lebih asin dan volume air laut berkurang.

Tanggapan