Mengintip Persoalan Plastik, Bagaimana dan Apa yang Bisa Dilakukan?

plastik

Persoalan sampah di Indonesia belum terlihat ujungnya. Kurangnya perhatian khusus, kesadaran masyarakat, dan mungkin juga perhatian dari pemerintah yang mungkin tidak terlalu fokus pada permasalahan ini.

Salah satu yang harus sangat diperhatikan ialah sampah non-organik contohnya sampah plastik, sampah plastik sangat sekali sering kita jumpai dimanapun. Bahkan plastik bisa kita temui di tempat yang tidak seharusnya seperti di gunung maupun dilaut, dimana hal ini sangat bisa mengganggu kelestarian lingkungan hidup.

Berdasarkan data Indonesia National Plastic Action Partneship yang dirilis April 2020 sebanyak 67,2 juta ton sampah Indonesia masih menumpuk setiap tahunnya, dan 9 persennya atau sekitar 620 ribu ton masuk ke sungai, danau, dan laut.

plastik
Pantai Kuta Bali. / Foto: Made Nagi / Greenpeace

Dan ironisnya penumpukan ini diperkirakan akan bertambah duakali lipat pada tahun 2050, kenaikan duakali lipat ini sangat mungkin bisa terjadi apabila tidak ada kebijakan tegas untuk sampah plastik yang berakibat pada pencemaran ekosistem dan lingkungan sebagaimana dilansir dari kompas.com.

Kawan-kawan mengenai berita diatas tentu sangat sekali mengerikan jika hal itu bakal terjadi kedepannya, kedepannya sampah plastik ini akan dijadikan seperti apa? Sedangkan jika dibakar sampah plastik akan memunculkan masalah baru bagi lingkungan khususnya udara. Zat yang dihasilkan oleh sampah plastic yang dibakar adalah Volatil, zat ini dapat menyebabkan gangguan pernafasan seperti iritasi saluran nafas, asma, dan penyakit paru-paru kronis.

plastik
Investigasi Sampah Plastik. / Foto: Caner Ozkan / Greenpeace

Siapa yang Bertanggung Jawab atas Melimpahnya Sampah Plastik? Produsen? atau konsumen?

Pasal 15 UU No. 18/2008 menyebutkan: Produsen wajib mengelola kemasan dan barang yang diproduksinya yang tidak dapat atau sulit terurai oleh alam.

Artinya produsen bertanggung jawab terhadap sampah yang dia buat dari sejak produksi, dikonsumsi oleh masyarakat, sampai dengan proses pemusnahan di tempat pembuangan akhir.

Hal ini sejalan dengan prinsip extended producer responsibility (EPR) yang mengatakan bahwa dunia industri selaku produsen berbagai produk penghasil sampah bertanggung jawab atas biaya-biaya lingkungan yang diakibatkan oleh produk yang dihasilkannya hingga tidak dapat digunakan lagi (end of life cycle dari produk). 

Dilansir dari kumparan Sains bahwa pada tahun 2019 perusahaan yang menyumbangkan sampah plastik terbesar di Indonesia diantara lain yaitu Indofood, JS, dan Danone. Sementara untuk keseluruhan tahun 2016 hingga 2019 Danone, Orangtua, dan Wings menjadi perusahaan yang berada di peringkat teratas penyumbang sampah plastik terbanyak.

Mendorong produsen untuk bertanggung jawab serta penegakan aturan yang telah banyak dibuat merupakan langkah fundamental. Kita bisa berkampanye dan mendukung petisi untuk mewujudkan perubahan itu.

Ecobrick Adalah Salah Satu Upaya Kecil untuk Menanggulangi Permasalahan Sampah Plastik di Tingkat Kosumen dan di Sekitar Kita

Ada salah satu cara mengenai pengelolaan sampah plastik, mungkin dari kawan-kawan pembaca ada yang sudah tau salah satu metode ini yaitu Ecobrick.

 

plastik
Membuat Ecobrick. / Foto: Fakhrul Akbar

Ecobrick merupakan metode yang digunakan untuk meminimalisir sampah plastik melalui media botol plastik yang diisi penuh oleh sampah plastik sampai botol plastik ini terisi penuh atau sangat padat dan tidak terdapat udara di dalamnya. “Eco” dan “Brick” artinya bata ramah lingkungan.

Contoh yang bisa dibuat yaitu kursi sederhana yang bisa diukir dengan mudah dari bahan Ecobrick yang sudah lama di diamkan atau sudah mengeras seperti batu, dengan keterampilan maka sampah plastik Ecobrick ini sangat bisa dihasilkan menjadi karya seni.

Ada pun yang bisa dihasilkan oleh Ecobrick ini yaitu sebagai bahan dasar bangunan rumah, meskipun sederhana bentuknya tapi benar-benar dapat menjadi material subtitusi bangunan seperti batu bata atau batako.

Apasih manfaat dari Ecobrick ini? Manfaatnya adalah sampah plastik ini akan terjaga di dalam botol sehingga tidak perlu kita membakar yang akan menghasilkan masalah baru, juga tidak perlu di timbun, juga tidak akan berserakan yang akan menggangu kelestarian lingkungan.

Yang menjadi menarik di daerah Semarang sampah yang dijadikan Ecobrick diperjualkan, Bank Sampah Resik Becik yang beralamat di jalan Cokrokembang Semarang Barat ini menjadi salah satu pionir dalam pengolaan sampah yang akan diperjualkan dan mendapat keuntungan dari sampah, hanya bermodalkan sampah plastik mereka bisa mendapatkan keuntungan yang bisa dibilang sangatlah lumayan. Sebab terbukti Ecobrick ini bisa menjadi pengganti batako untuk bahan bangunan.

Bagaimana kawan-kawan?? Apakah kalian tertarik untuk membuat Ecobrick ?? dengan cara ini kawan-kawan akan menjadi salah satu pionir untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi sampah yang berserakan dan juga mengurangi penyumbangan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Mari lebih peka lagi untuk menindaklanjuti permasalahan sampah, agar kedepannya hal ini bisa ditangani menjadi Ekonomi Hijau. Penghasilan atau menciptakan perekonomian yang menitikberatkan kepada proteksi lingkungan.

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan ini, semoga bermanfaat untuk kawan-kawan semua. Salam Lestari!!!!

Baca juga: Perusahaan Besar Dibalik Pencemaran Plastik dan Krisis Iklim

Editor: J. F. Sofyan

Sumber: ipehijau.org, Kumpara Sains, Kompas.com

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan