Menikmati sembari Berkontribusi untuk Laut

Pagi hari yang sangat cerah kita menuju pelabuhan Tanjung Bira untuk menyebrang ke Pulau Selayar. Jam setengah 8 kapal pun jalan. Alhamdullilah, 2 jam perjalanan kapal kita sampai di pelabuhan Pulau Selayar.

Sampai sana kita langsung jalan menggunakan bis menuju penginapan, setelah kita menaruh barang-barang ke penginapan, kami pun langsung bersiap ke dermaga untuk melanjutkan perjalanan ke tempat kita melakukan transplantasi terumbu karang.

Setengah perjalanan, kita berhenti di Pantai Punagaan disana kita dijelaskan tentang cara, bagaimana langkah-langkah melakukan transplantasi karang. Setelah itu kita masing-masing diberikan 2 buah karang lalu di pasangkan ke kawat.

Setelah sudah semuanya, kita lanjut perjalanan lagi ke tempat snorkeling dan tempat menanam karang yang tadi kita sudah pasang. Akhirnya sampe di tempat snorkeling kita langsung pake alat snorklingnya lalu nyebur.

Tapi sayangnya airnya hijau, terumbunya sama semua, hampir ga sesuai ekspetasi aku, tapi gapapa kita juga melihat karang tetapi tidak warna warni seperti di Kepulauan seribu. Tapi kita tetep senang banget bisa snorkeling, setelah 15 menitan kita naik lagi ke kapal dan balik ke dermaga dan itu lumayan lama sampai dermaga hampir maghrib.

Besoknya kita melakukan kegiatan Bakti Pendidikan, kita mengajari anak anak sekolah disana. Salah satu program besar Young Explorer adalah WBA (waste brand audit) disana kita melakukan bersih-bersih pantai tepatnya di Pantai Tanjung Bira.

Kondisi pantai disana banyak sampah, apalagi sampah plastik dan puntung rokok. Kita juga sempat melakukan kampanye tentang bahaya sampah untuk laut kepada pengunjung di Pantai bira.

Kita juga mendonasikan sejumlah uang untuk membangun rumah penetasan telur penyu untuk menghindari punahnya penyu. Juga kita mendonasikan alat tulis dan sembako untuk siswa dan warga sekitar.

Dengan terlaksananya Young Explorer ini banyak Sponsor dan Donatur yang kita dapat, salah satu organisasi besar yang membantu kita adalah Greenpeace.

Masih banyak cara untuk menyelamatkan laut kita, tetapi dengan cara yang baik dan ramah lingkungan, agar kita sadar bahwa masih banyak Flora dan Fauna yang hidup berdampingan dengan kita, dan kita harus sadar bahwa kita semua  harus menjaga lingkungan alam, lautan agar mereka hidup tenang, damai, dan tentram. Kan, kalau mereka aman hidup kita juga akan tenang.

Kita yakin banyak orang yang sudah sadar bahwa laut kita sedang tidak baik-baik saja, maka dari itu kita semua yakin  banyak orang yang ingin menyelamatkan laut Indonesia maupun dunia. Sudah seharusnya kita memperbaiki yang telah kita rusak.

Sudah seharusnya kita memperbaiki lingkungan karst yang dulu di bom secara ilegal hanya untuk membuat semen. Maka dari itu ayo sama-sama sadar untuk menjaga bumi kita!***

Baca juga: Menjaga Lingkungan Melalui Susur Sungai

Editor: J. F. Sofyan

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan