5 Fakta Indonesia dan Terumbu Karang
Tahukah kamu kalau Indonesia memiliki hubungan yang sangat vital dengan keberadaan terumbu karang di bumi. Dunia pasti akan menyorot Indonesia ketika berbicara terumbu karang.
Terumbu karang merupakan sebuah ekosistem di laut yang sangat kompleks. Berperan sebagai rumah bagi jutaan makhluk laut dan berperan pula dalam sosial ekonomi masyarakat.
Terumbu karang tersusun menjadi beragam jenis, bentuk, warna, dan ukuran. Kompleksitas bentuk dan warna juga menghasilkan estetika jika dipandang.
Ada yang disebut karang keras dan karang lunak, ada yang berbentuk seperti ranting pohon, jamur, meja, jari, bulat seperti otak, dan bentuk unik lainnya.
Berikut ini 5 fakta Indonesia dan terumbu karang yang penting untuk kamu ketahui.
1. Indonesia adalah Negara Pemilik Terumbu Karang Terbanyak
Indonesia menjadi negara dengan pemilik terumbu karang terbesar di bumi. Dengan luas lebih dari 51 ribu km2 setara dengan 17,95% dari total terumbu karang di bumi.
Dillansir dari goodstats.id posisi selanjutnya negara dengan pemilik terumbu karang terbanyak adalah Australia, Filipina, Perancis, Papua Nugini, Fiji, Maladewa, Arab Saudi, Kepulauan Marshall, kemudian India.
2. Indonesia adalah Pemilik 65% Luasa Kawasan Segitiga Terumbu Karang
Tahukah kamu? Indonesia juga pemilik 65% total luas kawasan Coral Triangle (segitiga terumbu karang) Asia Pasifik.
Segitiga Terumbu Karang atau Coral Triangle adalah kawasan laut di bagian barat Samudera Pasifik dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Sekitar 76% spesies terumbu karang dunia dapat dijumpai di area ini. Pada kawasan ini, ditemukan lebih banyak spesies laut daripada perairan manapun di bumi.
3. Kepulauan Raja Ampat, Indonesia sebagai Jantung Segitiga Terumbu Karang Dunia
Wilayah Raja Ampat dibentangi lautan biru jernih yang kaya akan kehidupan bawah laut dan menjadi pusat dari segitiga terumbu karang.
Direktur Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF), Tonny Wagey menyatakan sebagai kawasan yang menjadi pusat segitiga terumbu karang (dunia), kawasan Raja Ampat memiliki lebih dari 500 spesies (terumbu karang).
Tidak hanya itu, di sana juga merupakan tempat bagi 1.456 jenis ikan karang yang membuat Kepulauan Raja Ampat menjadi kawasan dengan kekayaan jenis ikan karang tertinggi di dunia.
4. Lebih dari 30 Persen Terumbu Karang Indonesia dalam Kondisi Buruk
Penelitian yang dipimpin ilmuwan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI sekarang BRIN) mengungkap kondisi kesehatan terumbu karang di Indonesia.
Selama 26 tahun terakhir, pengamatan kondisi terumbu karang di seluruh Indonesia ini dipimpin oleh Pusat Penelitian Oseanografi (RCO).
Rincian hasil survei 1.151 terumbu karang Indonesia yang disurvei pada tahun 2019, ditemukan fakta bahwa 33,8% dalam kondisi buruk (390 terumbu karang), 37,4% sedang (431 terumbu karang), 22,4% baik (258 terumbu karang) dan 6,4% luar biasa (74 terumbu karang).
Dengan kata lain, hanya sekitar 30% terumbu karang di pesisir Indonesia yang memiliki tutupan karang lebih dari 50% (Baik dan Sangat Baik). Sedangkan 70% sisanya memiliki tutupan karang kurang dari 50% (Buruk dan Cukup Baik).
Kondisi terumbu karang di wilayah pesisir Indonesia sangat bergantung pada letak geografisnya. Perbedaan utama dalam tren kondisi karang dapat dilihat antara terumbu di pesisir Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.
Alasan utama di balik perbedaan-perbedaan ini adalah karena luasnya wilayah pesisir Indonesia, setiap wilayah mempunyai kondisi lingkungan dan faktor polutan antropogenik (pencemaran) yang sangat berbeda. Sehingga menyebabkan beberapa wilayah terkena kondisi yang lebih berbahaya dibandingkan wilayah lainnya.
5. Terumbu Karang Indonesia Terkena Imbas Suhu Laut Naik
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang melakukan penilaian terhadap fenomena pemutihan karang tersebut.
Penilaian ini dilakukan secara bertahap sejak Januari hingga pertengahan Februari 2024 di Kawasan Konservasi Pulau Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan (Gili Matra), Kawasan Konservasi Laut Banda dan Taman Nasional Perairan Laut Sawu.
Kepala BKKPN Kupang, Imam Fauzi, mengatakan penilaian dilakukan menggunakan metode citizen science yang melibatkan kelompok masyarakat dan operator selam.
Hasil penilaian cepat menunjukkan rata-rata tingkat pemutihan karang keras hidup pada seluruh bentuk pertumbuhan karang di Kawasan Konservasi Pulau Gili Matra berkisar 75%.
Tanggapan