Dampak Penambangan Laut Dalam (Deep Sea Mining), Hentikan Sebelum Terjadi

penambangan laut dalam

Kita dapat membayangkan secara horizontal luasnya lautan di muka bumi, belum lagi jika kita bayangkan secara vertikal ke kedalaman. Para ilmuwan mulai banyak mengemukakan ada apa saja di bawah sana, walaupun sebagian lagi masih misterius.

Tahukah kamu? Akhir-akhir ini, perusahaan-perusahaan energi besar terus mendorong badan otoritas untuk bisa melakukan industri ekstraktif penambangan di laut dalam (Deep Sea Mining).

Hal Ini dikarenakan meningkatnya permintaan mineral dan logam, termasuk untuk penggunaan di sektor teknologi. Padahal, semestinya semua mendorong pada kemajuan teknologi yang tidak bergantung pada mineral tambang.

Otoritas Dasar Laut Internasional (ISA) telah mengeluarkan 27 kontrak untuk eksplorasi mineral, lebih dari 1,4 juta km2, dan terus mengembangkan aturan untuk pertambangan komersial.

Pada saat yang sama, beberapa operasi penambangan dasar laut telah dilakukan di wilayah landas kontinen negara-negara, umumnya pada kedalaman yang relatif dangkal, dan yang lainnya pada tahap perencanaan lanjutan.

Apa Kamu Sudah Bisa Membayangkan Seperti Apa Penambangan Laut Dalam?

Yang jelas, tujuannya adalah mengambil tanpa menanam, lalu akan menghilangkan simpanan sumber daya seperti mineral dan logam dari dasar laut dalam. Belum lagi, bagaimana nasib keanekaragaman hayati yang ada di sana?

Metode penambangannya akan bervariasi tergantung pada jenis endapan mineral. Pengeboran dalam dan bahkan penghancuran, seperti metode pemindahan puncak gunung di darat, hingga mengekstraksi endapan bijih.

https://www.instagram.com/reel/CqmtZtQu5la/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MmJiY2I4NDBkZg==

Organisme laut dalam tumbuh lambat dan rapuh, membutuhkan ribuan, bahkan jutaan tahun untuk pulih dan karena itu, sangat kecil kemungkinannya untuk pulih dari gangguan.

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa pendekatan yang ketat terhadap penambangan laut dalam pun bisa sangat menghancurkan.

Apa Potensi Dampak Penambangan Laut Dalam?

Hilangnya Keanekaragaman Hayati

Endapan mineral dalam nodul polimetalik yang mengandung nikel dan mangan, membutuhkan waktu jutaan tahun untuk terbentuk dan menyediakan habitat penting bagi kehidupan laut.

Pengumpulan nodul akan secara langsung menghilangkan habitat yang dibutuhkan oleh spesies, seperti gurita hantu, sementara bentuk penambangan lainnya dapat memusnahkan taman karang laut dalam serta bentuk kehidupan unik yang ditemukan di sekitar lubang hidrotermal.

Gangguan Rantai Pasokan Pangan Laut

Gumpalan sedimen dari operasi ini dapat berdampak luas pada pasokan pangan laut dan ekosistem perairan dangkal yang berdekatan seperti padang lamun dan terumbu karang tropis.

Gangguan Terhadap Sahabat Terbaik Kita (Laut) untuk Melawan Perubahan Iklim

Laut dalam memberikan fungsi global yang vital, seperti mengunci karbon dalam sedimen laut dalam. Mengganggu siklus karbon lautan berpotensi melepaskan simpanan karbon dan mempersulit untuk mengatasi perubahan iklim dan pengasaman laut.

Baca juga: Penambangan Laut Dalam (Deep Sea Mining): Ancaman Bencana dan Kehidupan Unik di Kedalaman Laut

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Overfishing dan Kekeringan Laut

Peningkatan suhu global menyebabkan peningkatan penguapan air dari permukaan laut, yang pada gilirannya meningkatkan konsentrasi garam dalam air laut. Kekeringan laut terjadi ketika air laut menguap lebih cepat daripada yang dapat digantikan oleh aliran air segar, seperti dari sungai-sungai atau curah hujan. Akibatnya, air laut menjadi lebih asin dan volume air laut berkurang.

Penerapan Kampung Ikan Berbasis Teknologi Hatchery dalam Optimalisasi Percepatan Kemandirian Pangan Perikanan Nasional

Salah satu kisah sukses teknologi hatchery adalah hatchery skala rumah tangga (HSRT) yang terdapat dibagian utara Bali.

Teknologi ini dikembangkan oleh Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali dan dengan pesat diterapkan oleh nelayan – nelayan setempat yang awalnya ingin mengadakan diversifikasi usaha dari perikanan budidaya secara tradisional ke perikanan budidaya skala industri seperti tambak dan keramba jaring apung.

Tanggapan