Zero Waste, Gaya Hidup Menyelamatkan Laut

zero waste

Zero Waste adalah gaya hidup dimana kita dituntut untuk melakukan perubahan besar dalam hidup. singkatnya, Zero waste adalah program mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. 

Sebagaimana kita ketahui bahwa limbah plastik sudah menjadi ancaman bagi bumi, begitupun pada lautan. Penggunaan plastik dapat membuat pencemaran laut yang sudah tampak mengerikan.

Memang perlu kita ketahui pula bahwa persoalan plastik juga tidak semata-mata menjadi beban setiap individu, kita tetap harus mendorong para produsen besar yang memiliki segenap kemempuan sumber daya.

Dewasa ini, manusia sudah tak bisa lepas dari plastik, hampir semua barang menggunakan plastik. Ditambah lagi kebiasaan manusia yang membuang sampah sembarangan terutama ke sungai yang akan mengalir ke lautan. Tidak hanya laut atau hewan juga terumbu karang yang ada di dalamnya, manusia juga akan merasakan dampaknya. 

Pencemaran laut ini lama kelamaan akan merusak ekosistem dan rantai manakan. Bayangkan saja jika banyak sampah di laut lalu sampah tersebut dimakan oleh ikan lalu ikan tersebut ditangkap oleh nelayan dan dibeli oleh kita. Maka kita akan mengkonsumsi ikan yang telah terkontimansi oleh limbah. Jelas itu tidak baik bagi tubuh.

Jumlah sampah akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kehidupan ekonomi yang meningkat. Sekitar 67,8 juta ton sampah tertimbun di Indonesia dan jumlah ini akan terus bertambah (KLHK, 2020). Dengan isu penumbunan sampah ini seharusnya masyarakat lebih sadar bahwa masalah sampah ini sudah sangat buruk. 

zero waste picnic
Piknik outdoor dengan menerapkan zero waste

Indonesia dinyatakan sebagai negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia. KLHK atau Kementrian Lingkungan Hidup dan kelautan menyebutkan Indonesia memproduksi sampah nasional mencapai 175.000 ton per hari. Limbah tersebut menimbulkan banyak persoalan mulai dari persoalan lingkungan hingga pencemaran laut. 

Menyadari sistem pengelolahan sampah di Indonesia yang masih belum maksimal dan gaya hidup modern yang terus mendorong manusia menggunakan plastik maka Zero Waste sangat diperlukan saat ini. 

Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, Zero Waste merupakan salah satu upaya untuk meminimalisir penggunaan sampah mulai dari produksi sampah hingga berakhirnya suatu produksi. 

Terdapat lima metode dalam zero waste, yaitu refuse (menolak) kita bisa menolak penggunaan plastik seperti menggunakan botol minuman atau seodatan dari bahan stainless  stell yang dapat digunakan berkali-kali.

Kedua, reduce (mengurangi). Megurangi pengggunaan plastik seperti membawa tas kain saat berbelanja sehingga kita tidak perlu plastik untuk membawa barang belanja kita. 

Ketiga, reuse (menggunakan kembali). Dengan menggunakan kembali barang plastik itu akan sangat membantu mengurangi dampak dari pencemaran laut yang disebabkan oleh limbah plastik. Kita bisa menggunakan botol plastik untuk penggunaaan lainnya. 

Keempat, recycle (mendaur ulang). Kita bisa menghindari penggunaan barang sekali pakai. Yang kelima adalah rot (membusukan sampah).

zero waste shopping
Zero Plastik saat berbelanja

Dikutip dari Wolipop yang mewawancarai wanita yang menerapkan gaya hidup bebas sampah atau zero waste. Andhini Miranda mendorong masyarakat untuk melestarikan lingkungan dan menjaganya dengan berusaha mengnolkan sampah hingga tak tersisa. 

“Cegah menggunakan produk yang berpotensi menghasilakan sampah dengan mencari opsi lain yang ramah lingkungan. Pilah sampah yang masih dihasilkan sesuai kategori untuk menghindari sampah tercampur, bau, rusak, agar bisa dimanfaatkan kembali. Olah sampah yang sudah terpilah dengan baik agar tidak berakhir di TPA, sungai dan juga laut” ungkap Andhini dalam wawancaranya pada Jumat (11/9/2021) dengan Wolipop.

Dengan menerapkan zero waste kita membantu melindungi laut yang kita ketahui bahwa telah banyak pencemaran laut karena limbah sampah. Maka ada baiknya jika kita terus menerapkan dan mengajak orang lain untuk ikut serta menerapkan gaya hidup zero waste.

Baca juga: Manusia Berpotensi Makan Sampah Plastik dari Ikan

Sumber: Wolipop, Beranda Inspirasi, Kejar Mimpi

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan