Aku Dan Memmy (Hamster Anti Air)

Aku dan Memmy

Aku dan Memmy si hamster adalah teman baik. Memmy bukan hamster biasa. Dia bisa bertahan di air tanpa mati karena anti air. Kami berdua suka sekali berenang. Kebetulan di sebelah sana ada laut yang besar dan bersih.

Setiap pagi aku dan Memmy akan berjalan menuju ke laut sambil mengobrol. Kalau sudah sampai, aku dan Memmy langsung duduk di pinggir laut dan berjemur. Setelah berjemur, aku dan Memmy akan langsung mencebur ke laut dan berenang.

Jika aku dan Memmy melihat sampah, maka sampah itu akan langsung kami ambil keluar dan dibuang ke tempat sampah. Aku dan Memmy suka bertanya-tanya siapa yang berani membuang sampah sembarangan.

Selesai berenang, aku berganti baju dan Memmy mengeringkan bulunya. Di perjalanan pulang, kami masih saja membicarakan tentang siapa yang membuang sampah tadi. Sedih rasanya melihat bumi kotor.

Memmy berjalan
Ilustrasi oleh Afra Xio

Setelah dua hari, kami belum juga tahu siapa pelaku pembuangan sampah sembarangan tadi. Memmy mengeluh, “Kenapa kita harus melakukan misi ini, Tuan?”

“Karena tidak baik membuang sampah sembarangan. Sampah itu membuat bumi kotor. Apa kamu mau bumi kotor, Memmy?” tanyaku.

“Tidak. Tapi kenapa kita saja yang melakukannya? Orang lain tidak membantu kita, kan?,” jawab Memmy.

“Itu butuh waktu banyak, Memmy. Membersihkan harus mulai dari kita, keluarga, dan seterusnya,” jawabku.

Memmy bertanya lagi, “Jadi perlu banyak waktu?”

“Iya,” jawabku mantap.

“Oooh…, oke,” Memmy menjawab sambil mengangguk-angguk.

Memmy dan Botol
Ilustrasi oleh Afra Xio

Keesokan harinya aku dan Memmy sudah menemukannya siapa pelakunya. Pelakunya adalah Pika.

Pika itu hamster teman Memmy. Pika sukanya beli jajanan dan membuangnya sembarangan. Memmy segera menemui Pika. Tok…, tok…, tok…, terdengar suara ketukan pintu dari luar.

“Iya, siapa, ya?,” tawab Pika.

“Aku, Memmy,” kata Memmy.

“Oh, silakan masuk,” kata Pika.

Kriiiettt…., suara pintunya keras sekali. Untunglah Memmy membukanya dengan perlahan jadi tidak terlalu keras terdengarnya. “Aku ingin bicara denganmu, Pika,” Kata Memmy.

Pika menjawab, “Apa?”

“Kamu jangan membuang sampah sembarangan. Apa kamu mau buminya kotor, Pika?”

Pika menjawab, “Tidak.”

“Kalau tidak, kamu harus membuang sampah pada tempatnya. Yuk, membuat tempat sampah, Pika.”

Pika menjawab, “Yuk!”.

Satu jam berlalu dan tempat sampah-tempat sampahnya sudah jadi. Tempat sampahnya sudah ada ……… “Dua puluh,” kata Memmy.

“Woohooo!,” Pika berteriak.

Memmy kemudian berpamitan karena saatnya makan malam.

Sesampai di rumah, Memmy menceritakan semua hal tadi. “Bagus, Memmy! Itu tindakan benar,” pujiku. Memmy langsung bahagia.

Ilustrasi supermarket Lautsehat4
Ilustrasi oleh Afra Xio

Ketika esoknya ada sampah lagi di pinggir pantai, Memmy bingung siapa yang membuang sampah sembarangan. “Tuan,” kata Memmy.

“Apa?”

“Ada yang membuang sampah sembarangan lagi dan hari ini sampahnya lebih banyak. Menurut Tuan siapa pelakunya?”

“Mungkin itu temanmu si Pancake Cup.”

“Apa? Pancake Cup?,” tanya Memmy tidak percaya.

“Mungkin saja. Aku biasanya ketemu dia saat di supermarket. Dia membeli banyak sekali makanan,” kataku. Memmy takjub mendengar hal itu.

“Pantas dia selalu membawa makanan ringan untukku.”

“Jadi kamu menyembunyikan rahasia itu, ya?”

Upss…, Memmy ketahuan. Ternyata dia juga pernah membuang sampah sembarangan.

Memmy Bingunng Lautsehat5
Ilustrasi oleh Afra Xio

Ada waktu satu minggu penuh untuk Memmy mencari pelaku pembuang sampah sembarangan. Tapi dalam waktu tiga hari saja ternyata Memmy sudah menemukan siapa pelakunya. Pelakunya adalah Pancake Cup dan Super Gray.

Memmy kemudian menemui mereka dan mengajari mereka cara memilah mana  sampah yang organik, non organik, dan B3. Mereka juga diajarkan cara membuat tempat sampah dari sampah plastik.

Aku dan Memmy pun hidup bahagia. Lautku bersih, bumiku indah.

Editor: Jibriel Firman

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan