Pantai Pangandaran, Sampah Kembali Datang

Semenjak pandemic Covid-19 berlangsung tempat-tempat wisata menjadi tidak terurus, ada beberapa  yang ditutup bahkan sampai terlihat kumuh. Berbulan-bulan mereka diharuskan untuk tidak keluar rumah atapun membatasi aktivitas diluar.

Namun masih saja ada sebagian orang yang tetap melakukan kegiatan diluar apalagi jika tujuannya untuk berlibur. Seperti yang akan saya bahas didalam artikel ini, yaitu Pantai Pangandaran. Menurutku ditempat wisata tidak jarang jika tidak ada sampah, pasti tempat tersebut selalu dikelilingi banyak sampah walaupun sudah ada petugas yang membersihkannya.

Mereka dengan mudahnya membuang begitu saja sampah-sampah bekas makanan atau minuman mereka, kesedaran dalam diri mereka kurang. Jika ditanya mengapa banyak orang-orang  atau pun mungkin kita sendiri selalu buang sampah sembarangan, pasti mereka akan melontarkan “tong sampahnya tidak ada, tong sampahnya penuh, gak ada yang liat ini…”.

Walaupun kegiatan sudah dibatasi namun sampah masih saja ada sampah yang tertinggal di pantai yang ada di Indonesia. Karena sampah-sampah ini terbawa oleh arus. Seperti yang terdapat didalam video dibawah ini, video yang di unggah kurang lebih sebulan lalu memperlihatkan betapa memprihatinkan sampah yang ada di Pantai Pangandaran ini.

Sedangkan kondisi pandemi Covid-19 ini kan masih berlangsung, tetapi disana sudah dipenuhi oleh banyaknya pengunjung. Video yang dipublikasikan pada tanggal 9 April 2021 dengan durasi 3 menit, terdapat pasukan yang membersihkan pantai tersebut dengan sebutan pasukan merah.

Mereka dengan senang hati membersihkan sampah yang ada dipantai tersebut dan kemungkinan bisa juga memberikan sebuah himbauan agar tetap menjaga kebersihan lingkungan Pantai Pangandaran itu serta membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan.

Dalam cuitan twitter mantan Menteri Kelautan dan Perikanan @susipudjiastuti 5 Oktober 2020 mengatakan, “Wisata kembali.. sampah kembali.. bisa kah kita berbeda untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan.. saya sedih melihat pantai pangandaran pagi ini,”.

Pernyataan mantan Menteri tersebut dibenarkan oleh pihak pantai tersebut kalau memang pantai tersebut bayak sampah, namun bukan factor dari pengunjung tetapi factor angin yang membawa sampah tersebut.

Sumber

Mereka yang berkunjung ke Pantai Pangandaran pun sebagian ada yang mematuhi protokol Kesehatan namun ada juga yang mengabaikannya. Untuk menjaga dirinya dari kondisi yang seperti ini saja diabaikan apalagi sampah-sampah yang terdapat disekitarnya.

Semua kembali kepada diri masing-masing, dimana pun kalian berada mau sedang berwisata ataupun ada keperluan maka patuhilah peraturan yang ada. Menjaga lingkungan sama saja dengan menjaga diri kita sendiri .

Pantai Pangandaran merupakan sebuah objek wisata andalan Kabupaten Pangandaran yang terletak di sebelah Tenggara Barat, tepatnya di Desa Pangandaran dan Pananjung. Pantai ini juga terkenal karena keindahan pasir hitam dan pasir putihnya dan berada di sekitar area cagar Alam Pananjung.

Pantai tersebut pernah juga dinobatkan oleh AsiaRooms sebagai pantai terbaik di Provinsi Jawa Barat. Sebagaian besar mata pencaharian masyarakat adalah sebagai nelayan, oleh karena itu dulu pantai  ini mendapat julukan sebagai Kota Nelayan Kecil.

Nah bisa kita ketahui ternyata Pantai Pangandaran sendiri pernah dinobatkan sebagai pantai terbaik di Jawa Barat karena keindahan nya juga yang dimiliki. Jadi sangat disayangkan sekali jika pantai tersebut kita kotori dengan berbagai jenis sampah yang kita tidak mau buang pada tempatnya.

Marilah dari sekarang kita biasakan untuk menyadari betapa  pentingnya menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat, serta jika kalian sedang memakan atau meminum sesuatu dan ingin membuangnya namun belum menemukan tempat pembungannya harap kalian bawa terlebih dahulu setelahnya jika kalian menemukan tempatnya baru kalian buang.

Siapa lagi kalau bukan kita yang melakukannya! yang terpenting adalah menegakkan perilaku mengurangi penggunaan plastik sekali pakai !

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan