Terumbu Karang Sebagai Sumber Kehidupan Ekosistem Perairan

Terumbu karang merupakan sekelompok hewan karang yang memiliki kekayaan keragaman hayati serta produktivitas tinggi. Terumbu karang mempunyai peran yang signifikan dalam kelangsungan kehidupan banyak makhluk di laut. secara ekologis terumbu karang merupakan tempat organisme hewan maupun tumbuhan mencari makan dan berlindung.

Sedangkan secara fisik, terumbu karang adalah pelindung pantai dan kehidupan ekosistem perairan dangkal dari abrasi laut. Oleh karena itu, terumbu karang perlu dijaga kualitasnya. Selain juga proses pertumbuhannya yang memakan waktu puluhan sampai ratusan tahun.

Terumbu karang dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning, batu karang, pariwisata, wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya. Selain itu, terumbu karang juga bisa berfungsi sebagai objek penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya.

Habitat terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut.

Berdasarkan proses geologis terbentuknya terumbu karang dan hubungannya dengan daratan, maka terumbu karang dibagi ke dalam tiga tipe. Terumbu karang cincin (atol), yaitu terumbu karang yang dalam proses pembentukannya memerlukan waktu beratus-ratus tahun.

terumbu karang
Sunrise over the reef at Kanawa Island near Flores, Indonesia. The island is located in the Komodo National Park.

Terumbu karang cincin biasanya terdapat di pulau-pulau kecil yang terpisah jauh dari daratan. Terumbu karang penghalang (barrier reefs), yaitu merupakan terumbu karang yang berbentuk memanjang melindungi pulau (benua) dari lautan atau samudera dan memiliki goba (lagoon) diantara terumbu dan pulau. Terumbu karang tepi (fringing reefs), yaitu tipe yang paling banyak terdapat di Indonesia. Terumbu karang tipe ini berada di tepi pantai yang jaraknya kurang dari 100 meter ke arah laut.

Berdasarkan hasil penelitian Giyanto yang telah dilakukan, peneliti menemukan berbagai jenis karang yang hidup diperairan Pulau Tikus, Kota Bengkulu. Karang tersebut kemudian di identifikasi sampai pada tingkat spesies. jenis karang yang ditemukan di perairan Pulau Tikus, Kota Bengkulu sebanyak 8 genus dan 12 spesies.

caribbean van java
A drone image shows damaged coal reef near Kecil island in the area of Karimunjawa National Park, Central Java. The coral reef here has been damaged by the many coal barges illegally anchored in the area.

Pada titik sampling 1 ditemukan 5 jenis spesies karang yaitu genus Acropora, Palauastrea dan Montipora dengan jenis spesies karang Acropora intermedia, Acropora pulchra, Montipora foliosa, Montipora samarensis dan Palauastrea ramosa. Pada titik sampling 2 ditemukan jenis spesies karang yaitu Acropora intermedia, Pocillopora damicornis, Porites cylindrica, Porites lobata dan Ctenactis echinata.

Jenis karang paling banyak ditemukan pada titik sampling 3 yang merupakan bagian selatan Pulau Tikus, diarea ini merupakan spot bagi wisatawan untuk melakukan kegiatan rekreasi dan nelayan yang melakukan aktifitas penangkapan ikan,jenis karang yang ditemukan yaitu, jenis Acropora intermedia, Motipora samarensis, Porites lobata, Porites synarea rus, Hydnopora poliosa, dan Palauastrea ramosa.Serta pada titik sampling 4 yang merupakan titik pengambilan sampel karang yang terakhir di temukan 5 jenis spesies karang yaitu Acropora intermedia, Acropora pulchra,Pavona clavus, Ctenactis echinata dan Hydnopora pilosa.

Baca juga: Mindblowing! Pemerintah Indonesia berencana menggunakan FABA (Fly Ash and Bottom Ash) untuk Transplantasi Karang 

Editor: J. F. Sofyan

Artikel Terkait

Overfishing dan Kekeringan Laut

Peningkatan suhu global menyebabkan peningkatan penguapan air dari permukaan laut, yang pada gilirannya meningkatkan konsentrasi garam dalam air laut. Kekeringan laut terjadi ketika air laut menguap lebih cepat daripada yang dapat digantikan oleh aliran air segar, seperti dari sungai-sungai atau curah hujan. Akibatnya, air laut menjadi lebih asin dan volume air laut berkurang.

Tanggapan