Terumbu Karang Punah, Kita Bisa Apa!

Mengenal lebih dekat terumbu karang, salah satu hewan laut yang sering diartikan sebagai tumbuhan ini dirasa penting, kenapa? Semakin dunia asik dengan perkembangan teknologi yang semakin menggila, kini rasanya citra dan eksistensi hewan laut ini seakan terlupakan.

Mereka asik dengan konsep isu yang booming saja tanpa mencari tau lebih dalam fungsi hewan laut yang kita kenal dengan sebutan terumbu karang ini seperti apa.

Terumbu karang sering disebut rumah laut karena mendukung sekaligus penyumbang keefektifan ekosistem bawah laut yang sangat besar. Ini karena terumbu karang dapat menawarkan perlindungan berupa celah dan ruang agar ikan dapat bersembunyi dan berlindung dari pemangsa.

Selain itu, kehidupan laut di sekitar terumbu karang dirasa cukup terfilterisasi dengan baik dikarenakan ia memiliki sensifititas terhadap proses pertukaran nutrisi sehat yang akan memastikan aliran mineral dan vitamin tercukupi melalui proses penyaringannya.

Fakta penting yang harus kita ketahui pada dasarnya terumbu karang ini ini memiliki potensi hidup jangka panjang jika mendapatkan asupan suhu yang mendukung.

Namun disisi lain keberadaan terumbu karang kini semakin terancam menurun dan bahkan diprediksi mengalami kepunahan akibat kenaikan suhu air laut yang signifikan sehingga terumbu karang ini kesulitan melakukan adaptasi agar terus bertahan lebih lama.

Dilansir dari Nationalgeographic.co. id, suatu penelitian terbaru yang dipresentasikan pada 2020 Ocean Sciences Meeting, memprediksi bahwa habitat terumbu karang kemungkinan akan punah pada 2100 dan penyebab utamanya dipicu oleh kondisi perairan yang semakin menghangat dan pengasaman laut karena krisis iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

gambar oleh: Hans/Pixabay
Foto: Hans via Pixabay

Manusia, entah dirasa kurang pemahaman mengenai ekosistem dan segala kehidupan laut atau mereka egois untuk mengabaikan apa yang mereka ketahui. Pasalnya kepunahan ini menjadi tolak ukur sudah benarkan tata laksana aktivitas mereka atau justru berlebihan?

Aktivitas seperti pembangunan di wilayah pesisir, bongkar muatan, transportasi melalui laut, penangkapan ikan dan penggunaan alat dan cara tangkap apa tidak bisa dikoordinasi dan diminimalisir sedemikian rupa agar tidak menggangu hal yang seharusnya tidak perlu diganggu.

Jika kita bahas dari segi alam, pemanasan global menjadi isu penting yang harus kita segera pertanyakan, apa kita sudah cukup aware dengan ini terlebih ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ekosistem laut khususnya terumbu karang.

Pemanasan global ini adalah ketika terjadinya peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi terutama peningkatan yang terjadi secara terus menerus dengan skala besar dan menyebabkan perubahan iklim global.

Tahukan kita bahwasannya persoalan faktor alam ini terjadi akibat si sosok manusia lagi dan lagi. Mulai dari aktivitas penggunaan parfum, penggunaan listrik berlebihan, penggunaan bahan bakar tidak efesien dan masih banyak yang lainnya.

Pasalnya ketika terumbu karang punah, kita akan kehilangan berbagai jenis ekosistem laut karena kekacauan rumah mereka yang tidak dapat bertumbuh dan berdampak pada terganggunya sistematika rantai makanan akibat hilangnya keberagaman hayati.

Tanpanya para ekonom memperkirakan bahwa pendapatan dari sektor pariwisata juga akan turun lebih dari 9% atau sekitar $36 miliar setiap tahun. Selain itu ini bedampak juga untuk masyarakat pesisir dari abrasi pantai, terumbu karang menjadi salah satu penghalang alami selain bakau yang dapat menyerap serta memperkecil kekuatan gelombang ombak menuju ke pinggir pantai. Sehingga hal ini lebih meminimalisir lonjakan ombak yang tidak akan merusak ekosistem pantai.

Foto: SusyNoda/Pixabay.

Melihat ini sudah sangat cukup jelas kenapa konsen isu terumbu karang penting untuk kita pahami lebih dalam. Sebab dasarnya yang berbuat akan merasakan apa yang telah dibuat.

Untuk itu sebelum ini menjadi realita yang harus dihadapi alangkah baiknya kita sama sama berkontribusi dan bersinegergi untuk peduli dan memahami pentingnya menjaga sejak dini dan mencari alternatif solusi untuk terus melestarikan keberagaman ekosistem laut melalui pelestarian dan penjagaan terumbu karang dengan baik.

Baca juga: Memulihkan Terumbu Karang Si Pemberi Warna Laut Sumatera Barat dan Sosok Di Baliknya

Editor: J. F. Sofyan

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan