Fungsi Lamun dalam Ekosistem Laut

Menjadi satu – satunya tanaman tingkat tinggi yang mampu hidup di dalam air laut, tidak memberikan keistimewaan yang berarti bagi lamun. Keberadaannya sering disandingkan dengan rumput laut. Wujudnya yang menyerupai tanaman dan mampu hidup didalam air, membuat banyak orang awam mengira bahwa lamun dan rumput laut itu sama.

Padahal keduanya merupakan jenis yang berbeda. Lamun atau dalam bahasa inggris disebut sebagai seagrass, merupakan tanaman tingkat tinggi yang memiliki akar, batang, daun, bunga dan buah. Sedangkan rumput laut atau dalam bahasa inggris disebut sebagai seaweed, merupakan makroalga yang akar, batang, dan daunnya tidak dapat dibedakan.

Jika kita telisik lebih dalam, nasib lamun memang terbilang cukup miris. Selain sering disandingkan dengan rumput laut yang terbilang lebih populer, lamun sebagai ekosistem juga sering dibanding – bandingkan dengan ekosistem karang dan ekosistem mangrove.

Hal ini dikarenakan kedua ekosistem tersebut dinilai lebih berperan dalam hal menjaga keseimbangan dan melindungi lingkungan. Terlihat dari beragam upaya konservasi yang dilakukan lebih banyak mengarah ke penjagaan mangrove dan karang ketimbang lamun. Padahal jika kita usut lebih dalam, lamun memiliki manfaat yang tidak kalah dengan rumput laut, karang, ataupun mangrove.

Secara garis besar, lamun sebagai sebuah ekosistem memiliki empat fungsi utama. Keempat fungsi tersebut adalah supporting, provisioning, regulating, dan cultural.

1. Fungsi Supporting

Lamun memiliki peran yang besar dalam mendukung kehidupan beragam biota laut, khususnya yang hidup di wilayah pesisir. Biota seperti penyu, dugong, ikan – ikan kecil, teripang, bintang laut dan mikrozoobenthos lainnya, terbilang cukup bergantung pada keberadaan lamun.

Berbagai peran yang dimiliki lamun terhadap biota – biota tersebut adalah sebagai penyedia tempat tinggal yang aman dan nyaman, penyedia sumber makanan, dan sebagai tempat tumbuh kembang. Tidak jarang, hilangnya keberadaan lamun akan berdampak pada hilangnya biota – biota tersebut.

Credit: David Peart/arabianEye/Getty Images
Peran lamun sebagai sumber makanan untuk dugong (Credit: David Peart/arabianEye/Getty Images)

2. Fungsi Provisioning

Selain memberikan manfaat kepada biota laut, lamun juga dapat memberikan manfaat bagi manusia. Faktanya masih banyak masyarakat yang memanfaatkan lamun secara tradisional dalam berbagai hal. Misalnya yang dilakukan oleh sebagian warga Skotlandia dan Denmark yang memanfaatkan lamun sebagai atap alami.

Lamun tersebut dipanen dari muara setempat dan dikeringkan sebelum nantinya disulap menjadi sebuah atap yang kokoh oleh pengrajin. Pemanfaatan lainnya adalah dibidang pertanian, peternakan dan medis. Pada sektor pertanian, lamun umumnya jadikan sebagai pupuk organik karena kandungan karbonnya yang tinggi membuat lamun dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Sedangkan dibidang peternakan, lamun sering manfaatkan untuk dijadikan pakan hewan ternak seperti sapi dan kambing. Pada bidang medis, banyak penelitian yang memberikan gambaran bahwa beberapa jenis lamun dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional yang mampu menyembuhkan penyakit seperti demam, malaria, tekanan darah tinggi, penyakit kulit, batuk dan pencegah infeksi pada luka.

Credit: Thomas Kyhn Rovsing Hjørnet/Alamy
Pemanfaatan lamun sebagai atap alami (Credit: Thomas Kyhn Rovsing Hjørnet/Alamy)

3. Fungsi Regulating

Lamun memiliki kemampuan untuk melindungi ekosistem wilayah pesisir secara alami. Kemampuannya dalam menahan kekuatan ombak dan perannya dalam siklus karbon, membuat lamun menjadi komponen penting dalam meregulasi atau mengendalikan keseimbangan wilayah pesisir.

Jasanya dalam menahan kekuatan ombak bersama dengan karang dan mangrove, membuat wilayah pesisir lebih aman dari kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh terjangan ombak. Perannya dalam menangkap emisi karbon berlebih dari atmosfer melalui siklus karbon, juga membuat lamun menjadi salah satu faktor penting dalam mitigasi perubahan iklim yang saat ini mengancam bumi kita.

Selain itu, lamun juga berperan dalam mengendalikan arah arus, menangkap sediment, dan mengatur siklus nutrisi yang terdapat di jaring – jaring makanan agar kualitas air dapat terjaga.

4. Fungsi Cultural


Keberadaan lamun dalam hal budaya juga perlu diperhatikan. Beberapa budaya atau kebiasaan seperti memancing ikan, menangkap bulu babi, teripang, kerang, ataupun sekedar snorkling dan diving, umum dilakukan di wilayah padang lamun. Tentunya hal ini juga akan memberikan manfaat tersendiri kepada masyarakat di daerah setempat. Misalnya keperluan rekreasi ataupun keperluan konsumsi.

Kegiatan snorkling di padang lamun. / (Credit: James St. John/Wikipedia

Banyaknya manfaat yang dimiliki lamun, seharusnya membuat masyarakat sadar bahwa lamun juga memiliki nilai tersendiri. Hal ini membuat lamun seharusnya tidak kalah pamor dengan rumput laut ataupun komponen ekosistem lainnya seperti karang dan mangrove. Lamun bukan sekedar rumput yang bergoyang. Lamun telah menjelma menjadi rumput yang memiliki sejuta manfaat bagi kehidupan.

Editor : Annisa Dian Ndari

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Overfishing dan Kekeringan Laut

Peningkatan suhu global menyebabkan peningkatan penguapan air dari permukaan laut, yang pada gilirannya meningkatkan konsentrasi garam dalam air laut. Kekeringan laut terjadi ketika air laut menguap lebih cepat daripada yang dapat digantikan oleh aliran air segar, seperti dari sungai-sungai atau curah hujan. Akibatnya, air laut menjadi lebih asin dan volume air laut berkurang.

Penerapan Kampung Ikan Berbasis Teknologi Hatchery dalam Optimalisasi Percepatan Kemandirian Pangan Perikanan Nasional

Salah satu kisah sukses teknologi hatchery adalah hatchery skala rumah tangga (HSRT) yang terdapat dibagian utara Bali.

Teknologi ini dikembangkan oleh Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali dan dengan pesat diterapkan oleh nelayan – nelayan setempat yang awalnya ingin mengadakan diversifikasi usaha dari perikanan budidaya secara tradisional ke perikanan budidaya skala industri seperti tambak dan keramba jaring apung.

Tanggapan