Blue Dragon, Bidadari Cantik yang Mematikan

Hallo, Sobat LautSehat! Sebelum berbincang soal bidadari cantik dari lautan, ada baiknya jika terlebih dahulu kita memahami apa yang dimaksud dengan biota laut. Jadi, apa, sih, biota laut itu?

Pengertian Biota Laut

Dilansir dari KBBI, biota adalah segala jenis makhluk hidup, baik tanaman dan hewan. Sedangkan, laut adalah tempat di mana makhluk hidup tersebut tinggal dan hidup.

Jika disederhanakan, pengertian dari biota laut adalah segala jenis makhluk hidup yang tinggal, hidup dan berkembang biak di laut, baik itu hewan, tumbuhan, maupun karang.

Ekosistem di bawah laut. / Foto: Awaludinnoer / Greenpeace

Biota laut adalah salah satu kekayaan ekosistem laut yang tentu saja berguna untuk menjaga kelangsungan kehidupan makhluk hidup yang tinggal di laut.

Bicara soal biota laut, tentu otak kita sudah dapat membayangkan tentang keindahan dan betapa mempesonanya makhluk-makhluk tersebut. Namun, tidak semua biota laut aman bagi kita walaupun tampilannya begitu elok dan menarik. Ada kalanya kita hanya bisa menikmati keindahan biota laut tersebut dari kejauhan dan tanpa menyentuhnya demi kebaikan.

Nah, pernyataan ini cocok sekali untuk salah satu biota laut yang akan kita bahas kali ini. Sebut saja naga biru (blue dragon) atau yang lebih dikenal dengan nama siput samudera biru (blue ocean slug), si pembunuh tercantik dari laut. Lho, gimana, sih? Katanya cantik, kok pembunuh? Hayoo … pada penasaran nggak, nih? Harus penasaran, dong. Yuk, kenalan lebih jauh sama si cantik!

Karakteristik Umum

Siput samudera biru (blue ocean slug). / Foto: Wikipedia / Sylke Rohrlach

Siput samudera biru (blue ocean slug) adalah salah satu biota laut yang sangat langka. Hewan dengan nama ilmiah Glaucus atlanticus ini berasal dari bangsa gastropoda mollusca dan termasuk keluarga Glaucidae.

Yang lebih menarik lagi ialah hewan ini termasuk dalam ordo Nudibrachia alias siput laut tak bercangkang. Oleh karena itu, tak jarang hewan ini sempat dikira ikan, serangga laut atau bahkan fase larva dari suatu spesies hiu.

Siput samudera biru juga sering disebut mirip alien akibat bentuk tubuhnya yang jarang sekali ditemui. Sekilas jika kita lihat, siput ini lebih mirip kadal yang berwarna biru karena tubuhnya yang langsing dan melancip, dengan 6 sayap yang dari masing-masing cabang terlihat seperti kumpulan jari yang berumbai-rumbai seperti cakar atau disebut cerata.

Glaucus adalah hewan pelagis. Artinya, hidup mengapung di permukaan laut karena memiliki kantung udara di perutnya. Uniknya, ia mengapung terbalik. Kemampuannya itu pulalah yang menyebabkan hewan ini diberi nama genus “Glaucus“, nama dewa laut dari mitologi Yunani yang dalam kisahnya dipakai hidup terombang-ambing selamanya di laut.

Cara Adaptasi

Siput samudera biru (blue ocean slug). / Foto: thediveshack.com / Danastri Permata Putri

Tahu nggak, sih? Ternyata, siput samudera biru ini punya cara adaptasi sendiri untuk menghindari predator. Yang pertama, tentu saja karena ukuran tubuhnya yang sangat kecil. Ukuran khas spesies ini yaitu berkisar antara 5-8 inchi panjang keseluruhan. Panjang maksimum yang tercatat yaitu 40 cm.

Cukup besar memang, namun penemuan Glaucus dengan ukuran sebesar itu masih sangat susah ditemukan. Tentu saja ukuran tubuhnya yang sangat kecil ini membuat Glaucus jarang ditemui dan susah dikenali.

Tidak hanya berhenti disitu, siput laut kecil ini juga memiliki kemampuan countershading, yaitu teknik pewarnaan yang berfungsi untuk menyamar, di mana permukaan atas tubuh berpigmen lebih gelap daripada bawah tubuh. Bagian atas tubuhnya berwarna biru tua dan perak.

Fungsinya untuk membaur dengan permukaan laut yang berkilauan, jadi membuatnya sulit dilihat dari jauh dan juga membantu melindunginya dari predator yang mengandalkan penglihatan untuk mencari mangsanya, semisal burung laut. Sedangkan, bagian bawah tubuhnya berwarna biru muda dan abu-abu. Fungsinya agar tampak seperti langit. Jadi, ikan-ikan tertipu dan tidak memangsanya.

Makanan

Ilustrasi Naga Biru Memakan Ubur-ubur Blue Bottle. / Sumber Foto: Salleh, 2021

Hal yang paling menarik dan mencengangkan adalah jika kita menelusuri perilaku makan dari siput samudera biru. Walaupun memiliki ukuran yang relatif kecil serta bentuk tubuh unik dan warna yang indah, siapa sangka jika makhluk cantik ini berbahaya dan mematikan?

Siput samudera biru adalah hewan karnivora yang hidup dengan memangsa hewan-hewan hydrozoa, seperti ubur-ubur dan kerabatnya yang beracun. Salah satu makanan favorit dari Glaucus adalah blue bottle jelly fish atau biasa disebut juga dengan ubur-ubur botol biru.

Untuk memakan, glaucus memakai semacam gigi kecil yang membantunya berpegangan dan kemudian merobek bagian tubuh mangsanya. Glaucus memakan ubur-ubur ini seperti benalu. Jadi, mereka menempelkan diri kemudian merobek tubuh mangsanya. Selain itu, Glaucus ternyata juga memiliki sifat kanibalisme atau dapat memakan sesamanya.

Meski kecil, siput ini rupanya memiliki banyak keahlian lain seperti kebal terhadap racun dari hewan-hewan mangsanya. Ia juga dapat menyerap racun dari hewan yang dimakannya tersebut, kemudian menyimpannya di kantong khusus, cnidosac. Kantong itu ada di ujung-ujung cerata.

Racun yang disimpannya tersebut lalu digunakan sebagai alat pertahanan bagi dirinya sendiri. Sehingga bisa dikatakan, siput samudera biru menjadi beracun dengan menyerap racun dari hewan lain. Karena bisa menimbun racun yang diserap dari mangsanya, siput samudera biru bisa memiliki kadar racun yang lebih tinggi dari mangsa-mangsanya sekalipun.

Cara Berkembang Biak

Siput samudera biru (blue ocean slug). / Foto: m.teen.co.id/Sora Sarah

Ada yang sangat menarik mengenai siput ini. Faktanya, Glaucus merupakan hewan hermafrodit atau berkelamin ganda dan berkembang biak dengan cara bertelur. Saat melakukan perkawinan, siput samudera biru akan menempelkan perutnya dan kemudian melakukan kopulasi. Setelah melakukan perkawinan, kedua pasangan siput tersebut akan menghasilkan telurnya sendiri-sendiri.

Telur yang dikeluarkan itu dibungkus semacam lapisan berlendir yang membantu melindungi dan saling merekatkan telur-telur tersebut. Berbeda dengan siput laut lainnya yang memproduksi telur sesudah kawin berlangsung, Glaucus justru lebih menyimpan telur mereka di kayu, atau benda-benda yang mengapung untuk menghindari pemangsanya. Tak jarang Glaucus juga akan menaruh telur-telurnya dalam potongan tubuh dari mangsa yang dirobeknya.

Habitat dan Persebarannya

Glaucus hidup di perairan sedang dan beriklim tropis. Habitat mereka paling banyak tersebar di pantai timur dan selatan Afrika Selatan, perairan Eropa, pantai timur Australia, dan Mozambik. Namun, belum ada data mengenai keberadaan Glaucus di perairan Indonesia.

Pesan Penulis

Nah, setelah mengenal dan memahami bahaya dari biota laut siput samudera biru (blue ocean slug), diharapkan pembaca bisa lebih berhati-hati bila menemukan hewan ini ketika sedang berlibur ke pantai. Walaupun hewan ini sebenarnya adalah hewan jinak dan tidak terlihat mematikan, namun alangkah baiknya jika kamu harus tetap waspada.

Jika kamu memang merasa sangat penasaran dengan betapa mempesona dan menakjubkannya penampilan dragon blue, sah-sah saja jika kamu mengamatinya lebih dekat. Jangan lupa juga untuk mengabadikan momen lewat jepretan kamera. Yang terpenting, jangan sekali-kali menyentuh atau membuatnya merasa terancam, ya.***

Baca juga: Wayag, Raja Ampat, Habitat Pembesaran si Pari Raksasa

Editor: J. F. Sofyan

Sumber:

1. Agung Pratnyawan, Rezza Dwi Rachmanta. 11 Februari 2019. Naga Biru Cantik Berbahaya [Online]. https://www.hitekno.com/sains/2019/02/11/160000/jangan-sentuh-siput-laut-naga-biru-yang-cantik-ini-bahaya
2. Emma Siosian. 10 Februari 2019. Striking blue dragon nudibranch [Online]. https://www.flickr.com/photos/87895263@N06/8599051974
3. Apin. 25 Mei 2011. Glaucus Atlanticus (Siput Laut Biru) [Online]. https://www.anakpintar.web.id/2011/05/glaucus-atlanticus-siput-laut-biru.html
4. ABC Australia-DetikNews. 10 Februari 2019. Waspada Sengatan Siput Laut Naga Biru di Pantai Utara New South Wales [Online] https://news.detik.com/abc-australia/d-4421761/waspada-sengatan-siput-laut-naga-biru-di-pantai-utara-new-south-wales
5. Sora Sarah. 22 Maret 2018. Blue Dragon [Online]. http://m.teen.co.id/read/9543/blue-dragon-naga-laut-biru-yang-nyata-dan-berbahaya

Artikel Terkait

Overfishing dan Kekeringan Laut

Peningkatan suhu global menyebabkan peningkatan penguapan air dari permukaan laut, yang pada gilirannya meningkatkan konsentrasi garam dalam air laut. Kekeringan laut terjadi ketika air laut menguap lebih cepat daripada yang dapat digantikan oleh aliran air segar, seperti dari sungai-sungai atau curah hujan. Akibatnya, air laut menjadi lebih asin dan volume air laut berkurang.

Tanggapan