Panggilan Ombak dari Pesisir Barat Lampung

Punya rencana berlibur setelah masa pandemi usai ?

Sekaligus menghilangkan  perasaan penat setelah sekian lama terkurung akibat lockdown yang tidak kunjung usai ?

Orang bilang jalan- jalan dan berliburlah ketika engkau masih muda, dikarenakan kita berada di salah satu negara terindah di dunia, yang dikenal dengan Indonesia.

Dan kini setelah Indonesia di landa bencana virus yang cukup mematikan membuat aku dan kita semua serasa berada dalam jeruji kurungan yang tiada usai, banyak orang bilang bahwa berlibur merupakan self healing yang paling ampuh untuk menyembuhkan keadaan emosial manusia di tengah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia belakang ini, namun kita tetap harus mematuhi protokol kesehatan yang ada.

Kini Lampung memiliki semua keinginan anda, mengapa Lampung menjadi salah satu tujuan destinasi wajib buat kamu para Traveller ?

Karena Lampung memiliki banyak sekali tempat wisata yang akan memanjakan mata para pengunjungnya. Sebut saja Pahawang yang memilliki keindahan bawah laut yang tiada tara, Bisa dibilang bahwa Pahawang merupakan Raja Ampat nya Sumatera.

Tidak hanya Pahawang lampung juga memiliki wisata perbukitan yang cukup terkenal sebut saja bukit Sakura dan Puncak Mas. Namun pada artikel kali ini aku akan membahas pesona ombak dari pesisir Barat Lampung yang dikenal dengan sebutan Pantai Labuhan Jukung dan pantai terkenal dengan ombaknya.

Ombak panjang yang menjadi ciri khas dari pantai yang satu ini, dengan tinggi ombaknya yang bisa mencapai 7 meter dan  panjang mencapai 200 meter menjadi pantai ini menjadi destinasi surfing terbaik dunia. Maka tidak salah banyak wisatawan manca negara yang menjadi kan Pantai Jukung ini menjadi salah satu destinasi wisata andalan ketika masa berlibur tiba.

Dilansir di Lampost.co Pantai Labuhan Jukung ini berada di Pekon Kampung Jawa, Kecamatan Pesisir Tengah, Pesisir Barat, Krui Lampung. Jarak dapat di tempuh sekitar 5 jam 50 Menit dari pusat kota Bandar Lampung. Memang cukup jauh dari pusat kota Bandarlampung namun kalian tidak akan merasa rugi atau kecewa setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang ini.

Tidak hanya dikenal dengan ke kehebatan deburan ombaknya, Pantai Labuhan Jukung ini merupakan kawasan vegetasi yang cukup indah antara lain : Kelapa, Waru, Pandan Laut, Pisang, Pepaya dan Ketapang.

Menurut Penelitian yang di lakukan Pratiwi, 2018 yang menyatakan bahwa Pantai Jukung memiliki tiga potensi aktivitas yaitu aktvitas di dalam air, permukaan air dan di darat. Hal ini menujukan bahwa pelabuhan Jukung merupakan tempat andalan yang harus keluarga anda kunjungi saat masa pandemi usai. Namun tetap di sarankan mengikuti aturan yang ada di pantai tersebut.

Banyak orang bilang ombak yang ada di Pantai Labuhan Jukung ini akan selalu membuat peselancar rindu akan keindahan dan keganasan dari deburan ombak yang di berikan. Tidak hanya di kenal dengan aktivitas surfing  yang sering di lakukan oleh wisatawan lokal maupun wisataan mancanegara.

Wisatawan yang ingin bersantai sembari menikmati panorama yang indah terlebih menjelang sore hari melihat indah nya senja yang mulai menampakan pesonanya dan akan membuat para penikmat senja akan merindukanya.

Panorama yang di suguhkan dengan ditambahnya udara sejuk yang berasal dari banyaknya vegetasi di sekitaran lokasi tersebut.  Menjadikan Pantai Jukung yang tak kalah Instagramable dengan menyuguhkan panorma senja yang memanjakan mata.

Pantai jukung ini juga memiiki pasir putih yang sangat indah, anda bersama keluarga dapat menikmati nya dengan bermain pasir di sekitaran lokasi tersebut, pantai ini juga jauh dari suasana padat  perkotaan. Udara yang sejuk yang dilengkapi dengan pemandangan yang aestethic dan  pantai ini bersifat umum alias gratis serta banyak nya fasilitas yang disedikan menjadikan pantai Jukung ini menjadi destinasi wisata favorit di Pesisir Barat Krui, Lampung.

Semoga bumi cepat pulih ! Salam Lestari !

Editor : Annisa Dian Ndari

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan