Bulu Babi, Kuliner Mahal di Jepang

Jika kamu sering pergi ke pantai kemudian mengamati hewan-hewan yang berada di area pasang surut air laut, umumnya kamu akan menemukan hewan yang satu ini.

Bentuknya sekilas seperti bom-bom yang di imajinasikan dalam film kartun, berwarna hitam, bulat, dan berduri. 

Nama hewan satu ini umum disebut Bulu Babi yang dalam bahasa populer lainnya disebut “Sea Urchin”. Hewan laut inimemiliki tubuh berupa cangkang yang keras dan dipenuhi duri-duri sehingga hewan ini sering juga disebut sebagai landak laut. 

Duri-duri inilah yang dipakai oleh Bulu Babi untuk bergerak, melindungi diri, dan juga mendapatkan makananannya. 

Pada duri-duri tersebut terdapat bisa yang dapat menyebabkan demam sehingga bulu babi kerap ditakuti oleh para penyelam, atau orang-orang yang berenang atau bermain di sekitaran pantai terutama yang tidak menggunakan alas kaki. 

Foto: Via Indozone.id

Akan tetapi, di balik bentuk tubuh dan namanya yang sedikit seram, ternyata bagian dari bulu babi yang berupa telur (Gonad) atau populer disebut Uni dalam bahasa Jepang sangat digemari untuk dikonsumsi oleh masyarakat Jepang yang memang terkenal sebagai negeri penikmat makanan-makanan laut. 

Sebagaimana dilansir dari situs itpc.or.jp, jika kita masuk ke toko-toko sushi yang ada di Jepang, uni merupakan salah satu menu wajib yang disediakan. 

Harganya berkisar antara 50 sampai 500 US dollar per kilogramnya. Lebih dari 90 % produk bulu babi yang diproduksi di seluruh negara, dikonsumsi oleh masyarakat Jepang saja.

Bulu Babi termasuk dalam kelas Echinoidea. Terdapat lebih dari 100 spesies yang termasuk dalam kelas ini. Akan tetapi, di Jepang hanya kurang lebih 4 ( empat ) spesies yang biasa diproduksi atau dikonsumsi.

Selain rasanya yang enak, uni memiliki banyak manfaat dari segi kesehatan. Uni merupakan makanan yang kaya akan sumber protein dan rendah lemak, sehingga uni menjadi alternatif sumber protein selain daging bagi masyarakat Jepang. 

Kemudian uni mengandung serat yang tinggi seperti halnya gandum sehingga dengan mengonsumsi uni dapat mencegah gangguan pencernaan seperti sembelit dan wasir. 

Manfaat selanjutnya uni dapat meningkatkan daya tahan tubuh dikarenakan kaya akan vitamin A. Selain itu, oleh sebagian masyarakat Jepang, bahkan uni dipercaya sebagai makanan yang dapat membangkitkan vitalitas seksual dikarenakan dengan mengonsumsi uni dapat memperlancar peredaran darah.

Uni banyak ditangkap dari perairan utara Jepang seperti Hokkaido pada saat musim semi. Selain dari Hokkaido, Jepang tiap tahunnya mengimpor uni ini dari Rusia, Amerika Serikat, dan Kanada untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Uni biasa dijual di pasar-pasar Jepang pada saat musim panas dan musim gugur. Uni ini memiliki ciri-ciri utama berupa warna kuning pucat dan duri-duri berwarna hitam pada cangkangnya.  Uni ini mengalami puncak produksi pada saat musim gugur dan musim dingin. 

Variasi Kuliner Uni di Jepang

Foto: Via media.suara.com

Uni pada umumnya dimakan dalam keadaan segar dan mentah, sehingga rasa asli dari uni tidak tertutup dengan rasa yang timbul dari bahan atau bumbu lainnya.

Selain itu, uni juga biasa direndam di dalam shoyu (kecap asin), cuka, minyak zaitun ataupun yuzu (citrus) sehingga uni memilki rasa tambahan.

Kemudian terdapat juga masakan modern dari barat yang memliki rasa yang kuat dipadukan dengan uni seperti uni gratin. Pada masakan-masakan tertentu, uni juga disajikan dalam keadaan sudah dibakar atau digoreng. 

Bagaimana pembela lautan ? apa kamu tertarik untuk mencicipi uni ?***

Baca juga: Efek Kebisingan di Bawah Laut: Penyu Termasuk Hewan yang Rentan Terhadap Gangguan Pendengaran

Sumber: ITPC Osaka

Artikel Terkait

Overfishing dan Kekeringan Laut

Peningkatan suhu global menyebabkan peningkatan penguapan air dari permukaan laut, yang pada gilirannya meningkatkan konsentrasi garam dalam air laut. Kekeringan laut terjadi ketika air laut menguap lebih cepat daripada yang dapat digantikan oleh aliran air segar, seperti dari sungai-sungai atau curah hujan. Akibatnya, air laut menjadi lebih asin dan volume air laut berkurang.

Tanggapan