Sudah Saatnya Untuk Melindungi Flora Dan Fauna

Flora dan fauna yang ada didunia termasuk Indonesia sangat mengkhawatirkan jika tidak dijaga hewan bisa mengalami kepunahan. Apakah kita mau untuk melihat hewan mengalami kepunahan? Jika tidak mau kita juga harus menjaga hewan dari kepunahan

Kepunahan hewan ini sudah terjadi sejak zaman dinosaurus, kepunahan ini disebabkan karena adanya komet yang menghantam bumi sehingga tercipta kawah

Kepunahan di Bumi sudah terjadi sebanyak 5 kali, tapi kepunahan di Yucatan yang masih menjadi tragedi paling menakutkan karena punahnya hewan yang berukuran besar

Menurut para ilmuwan zaman dahulu hewan berukuran besar, tapi sekarang hewan berukuran kecil atau sedang. Prasejarah juga dipenuhi dengan berbagai jenis tumbuhan, mulai dari lumut hingga pohon besar.

Kepunahan massal pertama terjadi pada zaman ordovisium 450 juta tahun lalu, kepunahan massal terbesar terjadi pada zaman Perm 250 juta tahun lalu, kepunahan muthakhir terjadi pada akhir zaman kapur dinosaurus, plesiosaurus, mosasaurus, amonit, pterosaurus. Hewan bertulang belakang muncul 500 juta tahun lalu dan sekarang kepunahan keenam itu terjadi .

Seleksi alam terjadi setiap hari dan setiap jam, di seluruh dunia, memilah semua variasi, sekecil apapun, menyingkirkan yang buruk, melestarikan dan menambahkan yang baik, berkerja diam2 tanpa terlihat, kapanpun, dan dimanapun ada kesempatan .

Kepunahan bisa terjadi pada hewan darat atau hewan laut, sesama binatang memiliki rantai makanan yang artinya bahwa bisa saja hewan memakan hewan lain tapi hewan dan manusia saling membutuhkan, begitupun juga dengan tumbuhan.

Kepunahan ini tidak hanya terjadi di darat tapi juga dilaut, karena ekosistem kini mulai terganggu karena ada banyak pencemaran sampah plastik yang bertebaran di sekitar laut sehingga menganggu ekosistem laut untuk hidup, banyak yang masih menggunakan sedotan plastik, tau gak kalau jumlah pemakaian sedotan plastik sangat banyak di indonesia.

Cara kita bisa menjaga ekosistem laut yaitu dengan cara t mengurangi plastik sekali pakai, dan jika bisa tidak menggunakan plastik dan mulai menjaga lingkungan bisa juga dengan mendaur ulang apa yang bisa dipakai kembali .

Hewan harus dijaga sehingga mereka tidak mengalami kepunahan, apa kita tega untuk memusnahkan sebagian hewan sehingga mungkin generasi mendatang tidak bisa menemui hewan lagi, tanpa disadari juga kita membutuhkan makanan berupa hewan untuk bertahan hidup kecuali jika kita vegetarian.

Kita juga membutuhkan fauna yang berupa tumbuhan untuk dijadikan obat atau makanan itu kenapa hentikan penebangan hutan secara liar yang justru membahayakan kehidupan fauna. Semua bisa dimanfaatkan tapi dengan batasan dan keberlanjutan.

Coba bayangkan seandainya manusia terus – menerus akan membunuh hewan langka, menjadikan kulitnya sebagai pembuatan tas, sepatu, dll. Hewan bisa mengalami kepunahan karena itu, manusia hidup berdampingan dengan flora dan fauna dan harusnya menjaga agar tidak punah, dengan cara melakukan cagar alam atau pelestarian lingkungan, melindungi hewan langka

Manusia harus sadar untuk tidak merusak ekosistem dan mulai sadar akan lingkungan, sudah saatnya manusia untuk bangkit dan mencegah terjadinya kepunahan .

Laut juga bisa menjadi bersih jika manusia bisa menjaga lingkungan. Banyak sekali ditemui bahwa laut sekarang tidak lagi berwarna biru itu disebabkan karena ulah manusia, apakah kita mau merusak lingkungan dengan tangan sendiri. Dengan menjaga lingkungan, hewan juga bisa hidup dengan bebas dan tidak mencemari lingkungan

Tapi setidaknya dengan adanya pandemi seperti sekarang justru alam mulai bisa recover dirinya dan alam pun menjadi hijau, suhu udara juga bersih. Saatnya harus mencegah menggundul hutan dan mulao menanam pohon atau tumbuhan sehingga tumbuhan bisa mencegah adanya pemansan global yang makin mengkhawatirkan.

Karena adanya polusi udara yang semakin meningkat membuat lingkungan menjadi tidak sehat, setidaknya di masa pandemi kita disuruh istirahat dirumah supaya alam dan bumi bisa tetap menjaga manusia kita pun juga harus melakukan hal yang sama terhadap flora dan fauna .

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan