Petualangan ke Teluk Saleman di Maluku Tengah

Beberapa waktu lalu aku membuka sebuah album foto digital di laptopku. Hal ini aku lakukan karena jenuh selama masa pandemi ini. Muncul foto dan video saat aku berada di Saleman sekitar empat tahun yang lalu. Petualanganku ke Teluk Saleman bukanlah dalam rangka liburan.

Aku dan seorang teman berangkat ke Saleman untuk terlibat dalam sebuah survei hidro-oseanografi. Sebuah kesempatan tentunya yang segera kami ambil. Ada banyak hal istimewa yang menjadikan Saleman sebagai sebuah pengalaman yang indah. Oya buat kamu yang belum tahu, Teluk Saleman yang berada di Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah .

Mendaki Bukit

Pemandangan Teluk Saleman dari Atas Bukit (Dok.Pribadi)
Pemandangan Teluk Saleman dari Atas Bukit (Dok.Pribadi)

Hari pertama saja, kami sudah langsung bertualang. Kami sampai sore hari. Malamnya, kami diajak mendaki bukit. Kami dijanjikan pemandangan mempesona. Tawaran yang tak bisa ditolak. Benar ternyata. Pemandangan perairan Teluk Saleman terhampar  di depan kami.

Sebuah daerah pembangkitan gelombang (fetch), dari atas bukit, aku bisa melihat bagaimana angin bertiup dan menciptakan riak-riak gelombang. Perlahan riak gelombang mulai memperoleh momentum dan semakin membesar. Sebuah pemandangan yang menyegarkan. Maklum saja gelombang laut selama ini lebih sering kami analisis ketimbang kami nikmati.

Atraksi Lumba-lumba

 Waktu itu, kami baru saja selesai melakukan survei batimetri untuk mencari titik instalasi sebuah instrumen wave recorder. Aku merapikan kabel echosounder yang baru saja kami gunakan. Alat ini berfungsi untuk mengukur kedalaman bawah laut dengan menggunakan prinsip pemantulan gelombang suara.

Tiba-tiba rombongan lumba-lumba melintasi perahu kami. Kami langsung bersorak. Rombongan lumba-lumba itu melompat-lompat tanpa bertabrakan dengan satu sama lain. Lumba-lumba memang memiliki kemampuan navigasi yang akurat menggunakan gelombang akustik. Kaka Jouain menyalakan perahu untuk mengikuti rombongan lumba-lumba supaya kami bisa menyaksikan pemandangan langka itu lebih lama.

Tebing Karst

Tebing Karst Teluk Saleman (Dok. Pribadi)
Tebing Karst Teluk Saleman (Dok. Pribadi)
Gambar Cadas di Tebing Karst Saleman (Sumber: Kemendikbud)
Gambar Cadas di Tebing Karst Saleman (Sumber: Kemendikbud)

                Teluk Saleman dikeliling oleh tebing-tebing karst yang tinggi. Aku takjub. Belum pernah menemui pemandangan yang seperti ini. Ternyata tebing-tebing karst ini bukan sekedar indah saja. Website kemendikbud.go.id mencatat adanya gambar-gambar cadas di dinding batuan karst tersebut.

Motifnya pun beranekaragam seperti manusia berburu dengan tombak, manusia dengan hiasan topi segitiga, matuto (manusia kadal), dan burung. Di sebelah tenggara Saleman, di pegunungan Binaya, arkeolog sedang melakukan penelusuran terhadap pemukiman purba, Nunusaku.

Bukti arkeologi ini semakin menguatkan narasi Pulau Seram sebagai Nusa Ina atau Pulau Ibu. Menjadi asal muasal manusia pertama di Maluku.

Monster Kraken

Gua Bawah Laut Kraken (Dok.Pribadi)
Gua Bawah Laut Kraken (Dok.Pribadi)

Ketika kami melewati tebing karst tersebut, Kaka Jouain memberhentikan perahu di sebuah lokasi dekat dinding tebing. Katanya ini salah satu spot yang sering dikunjung. Di sini terdapat sebuah gua bawah laut. Ketika kami sedang asyik snorkling, Kaka Jouain bercerita bahwa mitosnya sebuah gurita raksasa hidup di gua bawah laut tersebut. Sempat terbayang tentakel gurita raksasa itu menarik kaki kami berdua. Sebuah kesempatan langka bertemu Kraken.

Pantai Air Belanda

Pantai Air Belanda (Dok.Pribadi)
Pantai Air Belanda (Dok.Pribadi)
Pantai Air Belanda dari Sisi Lain (Dok.Pribadi)
Pantai Air Belanda dari Sisi Lain (Dok.Pribadi)

Pantai ini unik karena di sepanjang pantai sering muncul mata air – mata air kecil. Bukannya hanya itu, sebuah sungai kecil mengalir membawa mata air dari gunung. Airnya dingin dan segar. Air tawar dari sungai kecil ini langsung bertemu dengan air asin dari laut. Wajar saja air di pantai ini tidak terlalu asin. Kira-kira salinitasnya berapa ya? Hahaha.

Tradisi Safar

Tradisi Safar (Dok.Pribadi)
Tradisi Safar (Dok.Pribadi)
Tradisi Safar : Anak-anak Berlomba Saling Menghitamkan(Dok.Pribadi)
Tradisi Safar : Anak-anak Berlomba Saling Menghitamkan (Dok.Pribadi)

Petualangan kami ke Saleman ditutup dengan indah. Penduduk Saleman memiliki sebuah tradisi Safar yang unik. Anak kecil, muda dan orang tua saling berlomba menghitamkan satu sama lain dengan oli. Terdapat keseruan saat saling mengejar. Sehabis acara, semua penduduk beramai-ramai ke sebuah spot dekat dinding tebing untuk membersihkan diri. Berenang bersama-sama. Sungguh pengalaman tak terlupakan.

Berenang Seusai Tradisi Safar (Dok.Pribadi)
Berenang Seusai Tradisi Safar (Dok.Pribadi)

Begitulah pengalamanku selama di Saleman. Gimana tertarik berkunjung?

Editor : Annisa Dian Ndari

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan