Berburu “Alien” di Hutan yang Mengacam Sungai dan Lautan

Mengikuti kegiatan SAHABAT ALAM VOLUNTEERA EAGLE di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol menjadi pengalaman yang baru.

Sebab tidak hanya datang ke hutan menikmati pemandangan sepanjang perjalanan dan mengenal berbagai macam jenis flora fauna khas hutan hujan tropis akan tetapi dalam rangkaian kegiatannya di akhir kami harus menyelesaikan “Final Project” yaitu berburu alien hutan.

Volunteer Eagle merupakan organisasi sukarelawan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Di hutan taman Nasional ini dialiri beberapa sungai besar seperti sungai Cisadane dan Cimandiri yang akan bermuara ke lautan.

Dirasa penting untuk menjaga hutan tetap sehat hingga ke lautan yang juga harus sehat, maka dari itu dalam kegiatan SALAM (Sahabat Alam) kali ini kami tidak hanya diajarkan mengenai kelestarian hutan saja akan tetapi menjaga hutan agar bebas dari sampah.

Berburu Alien Hutan? Yaa.. “Alien” yang dimaksud adalah “Sampah”, yang mencemari hutan dan sungainya, yang mengganggu keindahan alamnya, yang mengancam satwanya, dan tentunya akan berdampak kepada manusia nya. Ini serius harus kita tuntaskan kebiasaan membuang sampah sembarang, meminimalisir plastik dan bijak menggunakan nya.

Dimulai dari lokasi kegiatan di dalam hutan hingga kampung diujung hutan kami memungut sampah, meski hujan tidak jadi masalah kami punguti sampah sebab jika dibiarkan sampah itu yang akan jadi masalah. Enam kantong sampah besar kami kumpulkan dalam waktu kurang lebih 1 jam lalu kami pilah berdasarkan jenisnya.

Peserta dibagi menjadi 5 tim dengan total jumlah peserta 30 orang. Perjalanan selama 1 jam dari PPKAB menuju batas hutan dengan jarak sekitar 2 km. Total Sampah yang didapat dari hasil buruan seayak 576 item, dengan urutan paling banyak adalah sampah dari bungkus makanan atau food packaging, urutan kedua yaitu puntung rokok, kemudian disusul dengan sampah material pembungkus serta sampah keperluan pribadi dan rumah tangga.

Sampah yang didapat akhirnya kami serahkan ke pengelola kawasan Resort Bodogol – TNGGP. Dengan demikian berakhirlah seluruh rangkaian kegiatan ini, akan tetapi ini menjadi awal tergugahnya kita untuk berubah dan mengabarkan pentingnya kelestarian alam ini harus sejalan dengan perilaku kita yang bijak terhadap sampah.

Baca juga: Yang Bisa Kamu Lakukan untuk Menyelamatkan Laut Indonesia 

Editor: J. F. Sofyan

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan