Belitong (Pulau Belitung), Terlihat Indah dari Atas Namun Ternyata Rusak

Belitong (Pulau Belitung), pulau yang terletak di bagian Selatan Sumatera.

Ini pertama kalinya aku mengunjungi pulau Belitung.

Banyak hal yang menakjubkan aku temui di Belitong (Pulau Belitung).

Kekayaan alam yang melimpah ruah dan pemandangan yang langka sangat mudah di temukan di Belitong.

Pulau Bellitung, jibriel firman
Pulau-pulau kecil di Belitong. / Foto: Jibriel Firman / Greenpeace

Seperti keindahan alam bawah laut,

Keindahan pulau-pulau kecil yang masih alami,

dan juga kandungan tanahnya yang kaya akan timah.

Karena banyaknya timah disana,

Banyak orang-orang pandai yang memanfaatkan hal tersebut.

Mereka menggali (menambang) timah tersebut hingga merusak bumi.

Dan tidak memikirkan cara pemulihannya.

Serta dampak buruk dari hasil tambang timah tersebut.

Yang mereka pikirkan hanya cuan dari tambang timah.

Saat ku lihat dari dalam pesawat, Belitong menyuguhkan pemandangan yang sangat indah.

Seperti terdapat banyak danau buatan yang indah.

Dan hamparan hijau nan luas dari kebun sawit.

Lahan kritis dampak pertambangan timah. / Foto: Jibriel Firman / Greenpeace

Yang terlihat seperti danau itu adalah lubang dari hasil tambang timah yang sudah tidak aktif lagi.

Akibat dari ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, yang telah merusak bumi ini.

Yang hanya memikirkan keuntungan semata.

Belitong, pulau yang terlihat indah.

Saat dilihat dari atas, namun ternyata rusak.

Akibat dari ulah manusia-manusia serakah.***

Baca juga: Serial Cerita Ekspedisi Pembela Lautan 2023

Editor: J. F. Sofyan

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan