Traveling Low Budget Demi Menjamah Sebuah Surga Bernama “Dukun Buta” di Pulau Sumbawa

Pada januari lalu saya bersama karib saya kembali memantapkan diri untuk memulai sebuah perjalanan low budget ke Indonesia bagian tengah. Yup, tujuan kami berdua adalah Nusa Tenggara Barat atau yang biasa disebut NTB.

Jika kalian berpikir di NTB hanya ada Pulau Lombok saja, maka kalian salah besar. NTB terdiri dari 2 pulau besar yaitu Lombok dan Sumbawa, namun kali ini saya akan menuliskan surga yang tak akan terlupakan di Pulau Sumbawa.

Sumbawa adalah salah satu pulau di Nusa Tenggara Barat yang berada di tengah-tengah antara Pulau Lombok dan Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, keberadaannya kadang tak dilirik oleh wisatawan karena masih kurangnya infrastruktur dibandingkan kedua pulau yang ada di sebelah selatan dan timurnya itu, namun karenanya masih begitu banyak objek wisata yang menjadi “hidden paradise” di Pulau Underrated ini.

SS of Sumbawa island map

Sandropole dan Dukun yang Buta

Di utara kota Sumbawa Besar terdapat sebuah pantai bernama Sandropole. Nama Sandropole sendiri memiliki arti yang masih diperdebatkan, sebagian masyarakat asli Sumbawa mengartikan Sandro sebagai ‘Dukun’ dan Pole sebagai ‘Buta’.

Konon pada zaman dahulu kala di pantai ini tinggal seorang dukun yang buta sehingga pantai ini dinamai Sandropole, tapi tenang saja pantai ini tidak se-menyeramkan namanya.

Sebagian masyarakat lainnya menyebut bahwa pada zaman dahulu tinggal seorang bule yang bernama Sandro di pantai tersebut yang memiliki rumah dan di dalamnya ada sebuah Pole (Kolam) sehingga dinamailah pantai tersebut menjadi Sandropole.

Akses Jalan dan Transportasi Menuju Sandropole

Akses jalan ke Sandropole terbilang cukup mudah dan dekat dari pusat kota, yaitu hanya sekitar 10 KM dari Bandara Sultan Mahmud Kaharudin Sumbawa dan 11 KM dari Terminal Bus Sumer Payung.

Anda hanya perlu menyewa jasa ojek dengan kisaran tarif Rp 15.000 – Rp 30.000 sekali jalan dengan tujuan Pantai Ai Lemak. Eitss, perjalanan anda belum selesai. Anda harus melakukan tracking selama 2 jam dari Pantai Ai Lemak baru bisa menemukan keindahan Pantai Sandropole.

Pantai Sandropole sendiri berada di kawasan Tanjung Menangis dan merupakan pantai yang sangat cocok untuk camping, snorkeling, freediving maupun diving.

Pantai Sandropole memiliki pasir putih yang kasar dan dikelilingi oleh tebing tebing yang mempesona. Sekitar 2 meter dari bibir pantai, anda langsung disuguhkan oleh beragam biota laut yang menawan.

Banyaknya terumbu karang dan biota laut yang berwarna warni membuat anda berpikir seakan sedang berada di laut dalam, padahal itu hanya sebagian kecil keindahan yang disuguhkan oleh Pantai Sandropole. 15 meter kemudian anda akan terkagum-kagum melihat keindahan dari palung yang tidak terlalu dalam menjulang kedalam lautan membuatnya sangat cocok untuk exercise freediving, jika anda sedang beruntung anda akan melihat penyu melintasi palung tersebut.

Karena biota lautnya yang sangat beragam, anda juga harus berhati-hati terhadap sengatan ubur-ubur ketika berenang. Meskipun hanya sengatan kecil, namun tetap saja ‘berasa’ di badan. Karena itu disarankan untuk memakai wetsuit yang proper.

Terlepas dari sengatan ubur-ubur, sangat jarang bagi masyarakat lokal (termasuk saya) untuk mengenakan wetsuit, karena sengatannya yang ‘berasa’ di badan tidak menjadi bahaya bagi manusia.

Saya sendiri pernah beberapa kali camping di Pantai Sandropole. Sunset di Pantai Sandropole sangat indah dan damai karena Pantai Sandropole masih jarang dijamah manusia.

Seringkali saya merasa Pantai Sandropole adalah pantai pribadi, membuat saya rela menapaki nusantara demi menjamah pantai ini.

Ketika malam, saya bersama kawan-kawan masyarakat lokal lain kerap kali mencari ikan untuk dimasak menggunakan tombak dan panah untuk ikan.

Hasilnya sangat beragam, mulai dari balistapus undulatus atau masyarakat lokal biasa sebut ikan macan hingga jika beruntung kawan saya bisa mendapat ikan kerapu.

Sejujurnya saya hanya bisa melihat dan menemani kawan saya menombak ikan, karena berkali kali saya mencoba untuk menombak namun tetap saja tidak ada yang kena, hahaha.

Keindahan lain Pesona  Pulau Sumbawa

Bagi anda yang tertantang dan ingin menjamah indahnya Pulau Sumbawa, banyak destinasi wisata yang begitu menakjubkan mulai dari pegunungan hingga lautan.

WhaleShark sedang singgah di Pulau Sumbawa
Whale Shark sedang singgah di Pulau Sumbawa./ Foto: Penulis

Bayangkan, ada salah satu spot khusus untuk kita melihat hiu paus. Tepatnya ada di Labuan Jambu, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa, disana kita bisa melihat hiu paus liar yang memang menjadi teman bagi para nelayan lokal.

Lalu ada Gunung Tambora yang merupakan gunung kerucut aktif yang terletak di Kabupaten Dompu, Pulau Sumbawa.

Gunung Tambora merupakan gunung dengan kaldera terbesar kedua di Indonesia setelah Toba, Sumatra Utara. Jalan antar kabupaten di Pulau Sumbawa juga terbilang aman dan bagus, hanya saja untuk penerangan ketika malam masih kurang memadai, kita harus waspadda karena banyak ternak yang dilepas liarkan, bayangkan saja ketika kita ngebut tiba-tiba ada sapi parkir di tengah jalan.***

Baca juga: Laut Bersuara: Mengungkap Pesan Tersembunyi Dari Kehidupan Laut Yang Terancam

Editor: J. F. Sofyan

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan