Liburan ke Bali PP (Pulang Pergi) dan Nemu Hidden Gems? Budget di Bawah Rp150.000,-?

Bali tentu masih menjadi primadona kebanyakan orang sebagai destinasi liburan, baik turis domestik maupun internasional. Tapi pernah gak sih, kalian kepikiran buat main ke Bali tapi pulang pergi?

Pelabuhan Gilimanuk ©Syahputrie Ramadhanie
Pelabuhan Gilimanuk. / Foto: Syahputrie Ramadhanie

Yap! Kita bisa, loh, main seharian di Bali dan pulang pergi di hari yang sama!

Kira-kira berapa budgetnya? Bagaimana transportnya? Mana saja yang bisa dikunjungi? Emang worth it?

Tentunya ini adalah cerita perjalananku yang cukup panjang karena aku ingin menjabarkannya secara lengkap kepada teman-teman sehingga bisa ikut larut dalam perjalananku. Yuks, kita bahas satu per satu!

Perjalanan ke Bali

Cerita perjalanan ke Bali kali ini, tidaklah menggunakan transportasi udara, melainkan transportasi darat dan laut saja. Perjalanan kali ini, aku dan temanku memulai keberangkatan dari Banyuwangi.

Jika kalian dari kota lain, bisa naik kereta ke kota ini dan turun di stasiun akhir, yaitu Stasiun Ketapang. Kemudian dapat menuju Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk di Bali.

Pelabuhan Ketapang ©Syahputrie Ramadhanie
Pelabuhan Ketapang. / Foto: Syahputrie Ramadhanie

Kalian bisa pesan tiket secara online pada H-1 keberangkatan untuk menghindari risiko kehabisan tiket. Perjalanan PP Ke Bali ini dimulai sejak pagi hari supaya punya lebih banyak waktu di Bali nanti. Namun, kebetulan aku dan temanku ternyata agak telat dan baru sampai Pelabuhan sekitar pukul 08.30 WIB.

Pencetakan Tiket Kapal ©Syahputrie Ramadhanie
Pencetakan Tiket Kapal. / Foto: Syahputrie Ramadhanie

Jika kamu sudah punya tiket online, sesampainya di Pelabuhan Ketapang, kita perlu cetak tiketnya dulu dan dibantu petugas disana. Harga tiket penyebrangan ini hanya Rp8.500,-/orang.

Tiket Kapal Bwi-Bali ©Syahputrie Ramadhanie
Tiket Kapal Bwi-Bali. / Foto: Syahputrie Ramadhanie

Ohiya, di Pelabuhan Ketapang ini, kita punya tiga opsi berangkat ya. Bisa menggunakan mobil, motor, dan bahkan jalan kaki! Ada pun persyaratan membawa kendaraan tentunya punya SIM dan STNK. Namun, jika tidak ada surat-surat tersebut atau memang tidak memiliki kendaraan, kita bisa ambil opsi jalan kaki alias tanpa kendaraan, yah!

Jalan Kaki ke Kapal ©Syahputrie Ramadhanie
Jalan kaki ke kapal. / Foto: Syahputrie Ramadhanie

Untuk tempat duduk, kita bebas duduk dimana saja yah. Tersedia tempat duduk di dalam maupun di luar yang langsung menghadap laut. Hanya +30 menit untuk menuju Bali dari Banyuwangi menggunakan kapal laut.

Tempat Duduk di Kapal Menuju Bali ©Syahputrie Ramadhanie
Tempat duduk di kapal menuju Bali. / Foto: Syahputrie Ramadhanie

Setelah berlabuh di Gilimanuk, kita perlu keluar pelabuhan dan mencari Terminal Bus Gilimanuk menuju ke tempat sewa motor yang akan dituju. Harga ongkos bis ini, yaitu Rp20.000,-/orang. Nantinya, kita akan banyak eksplore Bali Barat yang mungkin sangat jarang menjadi tujuan utama wisatawan.

Terminal Bus Gilimanuk ©Syahputrie Ramadhanie
Terminal Bus Gilimanuk. / Foto: Syahputrie Ramadhanie

Jika ditotal budget transportasi (kapal dan bus) pergi ke Bali dengan start di Pelabuhan Ketapang-Banyuwangi, yaitu 28.500,-/orang yang berarti pulang pergi sebesar Rp57.000,-/orang.

Di Bali Barat, Memang Ada Apa Aja?

Aku dan temanku memutuskan untuk eksplore tempat-tempat hidden gems yang berada di Bali Barat yang mungkin belum pernah kamu ketahui.

Bisa saja jika kalian mau melanjutkan ke Bali Timur dan pulang di hari yang sama. Namun nampaknya, Bali Timur sudah sangat sering dibahas dan direkomendasikan sehingga kami ingin mencari tahu apa saja yang dapat dikunjungi di Bali Barat ini.

Gapura Bali ©Syahputrie Ramadhanie
Gapura Bali. / Foto: Syahputrie Ramadhanie

Berbekal riset di internet untuk mencari tempat penyewaan motor yang berada di pinggir jalan dan dilewati bus, akhirnya kami turun di Jalan Udayana, Kabupaten Jembrana.

Adapun biaya sewa motor disini adalah Rp70.000,- dan isi bensin sebesar Rp30.000,- yang ditanggung berdua dengan temanku. Itu artinya untuk transportasi selama di Bali sebesar Rp50.000,-/orang. Nah, sebelum melanjutkan perjalanan, dari tempat penyewaan motor kami mampir ke salah satu rumah makan.

Rumah Makan di Bali Barat ©Syahputrie Ramadhanie
Rumah Makan di Bali Barat. / Foto: Syahputrie Ramadhanie

Aku dan temanku makan di warung ini dan rasanya nikmat sekali! Cukup dengan Rp15.000,-/orang kita sudah dapat nasi ayam, tempe, sayuran, dan minum sampai perutku sudah sangat kenyang dan hati senang!

Setelah mengisi perut dan mengembalikan tenaga, aku dan temanku sudah sangat siap melanjutkan perjalanan. Let’s gooo!

Destinasi 1: Green Cliff

Destinasi pertama, yaitu Green Cliff! Awalnya aku menemukan tempat ini setelah riset cukup banyak di google dan blog maupun artikel.

Jalur menuju Green Cliff pun cukup mengejutkan karena tanjakan cukup curam namun pemandangan luar biasa dan tidak begitu terik karena masih banyak pepohonan di sepanjang jalan.

Berbekal mengikuti maps, aku dan temanku sempat kebingungan karena lokasi yang dituju sudah sampai di maps. Namun, kami tidak kunjung menemukan loket wisata dan kami pun memutuskan untuk bertanya pada warga sekitar.

Kami cukup terkejut ternyata kami dipersilakan parkir di rumah warga, tidak ada biaya parkir maupun tiket masuk alias Rp0,-.

Green Cliff ©Syahputrie Ramadhanie
Green Cliff. / Foto: Syahputrie Ramadhanie

Disini disediakan tangga dari kayu dan kami pun naik ke atas untuk melihat Green Cliff. Begitu sampai di atas, kami disuguhkan dengan pemandangan cantik, jurang yang sangat dalam di antara bukit dan pepohonan serta perpaduan dengan laut. Indah sekaliii!

Sayangnya, kami kesini saat panas terik pukul 12.30 WITA sehingga kurang cocok untuk foto-foto aesthetic. Buat teman-teman yang mau kesini, disarankan sore hari dan bisa menyusuri jembatan disana dengan sinar mentari senja.

Setelah kurang lebih 1 jam di atas sembari foto, ngobrol, dan ngadem, aku dan temanku memutuskan untuk mengunjungi destinasi selanjutnya yang tentunya kutemukan dari riset di internet. Yuk, tetap ikuti kami!

Destinasi 2: Pantai YehLeh Yehembang

Ke Bali tentu tidak lengkap jika tidak ke pantai! Salah satu pantai yang kutemukan secara random adalah Pantai YehLeh Yehembang ini.

Aku dan temanku pun memasuki gapura dan memarkir motor. Disini terdapat banyak saung-saung untuk berteduh dan makan serta sangat banyak pedagang yang menjual makanan serta minuman.

Gerbang Pantai YehLeh ©Syahputrie Ramadhanie
Gerbang Pantai YehLeh. / Foto: Syahputrie Ramadhanie

Aku dan temanku menghabiskan waktu di salah satu saung sembari menikmati suara deburan ombak dan menyerap energi disekitar.

Karakter pantai disini adalah batuan dengan ombak yang cukup kencang. Disini juga ada beberapa orang yang memancing dan tidak begitu ramai orang mengunjungi pantai ini. Padahal secara fasilitas dapat dikatakan cukup baik. Oh iya, disini kita hanya bayar parkir Rp2.000,- saja dan tidak ada tiket masuk loh!

View Pantai YehLeh ©Syahputrie Ramadhanie
View Pantai YehLeh. / Foto: Syahputrie Ramadhanie

Di sini aku lebih banyak observasi dan diam menikmati suasana karena memang sangat nyaman. Selang beberapa lama di saung, aku pun memutuskan untuk pergi ke tengah untuk membasahi kaki dan menyapa ombak serta ikan-ikan yang terperangkap di laut yang surut.

Sekitar pukul 16.00 WITA, aku dan temanku pun memutuskan untuk mencari destinasi lain. Yap! Destinasi selama di Bali ini adalah tugasku untuk mencari dan meriset. Sampai aku pun menemukan satu tempat yang menarik namun sangat sedikit kunjungan dan review tapi bagus! Mau tau apa itu? Yuk, lanjut baca ceritaku!

Destinasi 3: Air Terjun Grobogan, Penutup yang Epic

Setelah mengunjungi hutan jurang, pantai, dan terakhir air terjun! Yap, ini adalah destinasi terakhir karena hari sudah semakin sore. Dan trip ini termasuk nekat karena sudah sangat sore namun ternyata tujuan kami harus melalui jalan menanjak dan sempat hilang sinyal!

Perjalanan dari Pantai YehLeh menuju Air Terjun ini sekitar 1 jam dan mendekati tempat penyewaan motor tadi. Sesampainya disana, aku dan temanku bingung karena tidak ada sinyal dan titik terakhir di maps sudah sampai. Akhirnya kami bertanya pada warga dan lagi-lagi tujuan kami tidak memiliki loket!

Jalan Masuk Hutan Menuju Air Terjun ©Syahputrie Ramadhanie
Jalan Masuk Hutan Menuju Air Terjun. / Foto: Syahputrie Ramadhanie

Kami dipersilakan untuk parkir di rumah warga dan berjalan menyusuri hutan untuk sampai ke air terjun yang dimaksud.

Ternyata ini adalah air terjun tersembunyi dan milik warga sekitar. Walaupun sudah sangat sore, namun keinginanku dan temanku yang sangat nekat ini pun memutuskan untuk masuk ke hutan dan kebun warga tanpa maps! Gak ada sinyal sama sekali disini dan kami hanya mengandalkan feeling.

Menuju Air Terjun Grojogan ©Syahputrie Ramadhanie
Menuju Air Terjun Grojogan. / Foto: Syahputrie Ramadhanie

Cukup menegangkan saat ternyata kami tersesat dan tidak menemukan jalan. Kami pun sampai berdebat kecil saat memilih memasuki jalan yang mana bahkan sempat terpikirkan untuk balik kanan saja untuk pulang.

Namun, aku dan temanku memang sama-sama penasaran alias ambisius! Berbekal kemampuan sederhana membaca mata angin dan mencari suara air, kami mencoba keluar masuk dan akhirnya menemukan satu jalan yang berbatu dan berair. Kami sangat yakin air terjun yang dituju sudah tidak jauh!

Air Terjun Grojogan ©Syahputrie Ramadhanie
Air Terjun Grojogan. / Foto: Syahputrie Ramadhanie

Benar saja! Akhirnya yang dituju pun ada di depan mata. Aku dan temanku sempat terdiam beberapa saat karena merasa kagum dan juga lega karena setelah nyasar beberapa kali, akhirnya tujuan kami pun ketemu.

Kami sibuk menyerap energi dari alam dan mengagumi ciptaan Tuhan. Tentunya tidak lupa kami berfoto dan ambil beberapa video serta mencuci muka, tangan, kaki dengan air yang sangat jernih dan dingin ini. Sekitar pukul 18.00 WITA kami pun bergegas pulang karena khawatir hari semakin gelap.

Senja di Perjalanan Pulang ©Syahputrie Ramadhanie
Senja di perjalanan pulang. / Foto: Syahputrie Ramadhanie

Selepas dari Air Terjun, kami pun menuju tempat penitipan motor tadi dan mengejar bis malam untuk naik kapal kembali.

Aku dan temanku sangat senang dengan trip PP yang bisa dibilang nekat dan random ini, terlebih kami mengunjungi tempat-tempat hidden gems yang bukan tujuan utama orang berkunjung ke Bali, tidak ada tiket masuk, dan tentunya worth it! Total yang kuhabiskan dalam perjalanan ini adalah Rp140.000,-/orang dengan makan malam!

Next, kami akan eksplor Bali Barat lebih lama lagi, terlebih ke Taman Nasional Bali Barat!***

Baca juga: Traveling Low Budget Demi Menjamah Sebuah Surga Bernama “Dukun Buta” Di Pulau Sumbawa

Editor: J. F. Sofyan

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan