Sensasi Menyelam di Goa Bawah Laut, Wundi Cave

Indonesia memang salah satu negara yang dianugrahi alam yang menawan oleh Sang Pencipta. Mulai dari gunung sampai laut, mulai dari perairan sampai daratan terbentang pemandangan yang indah dari Timur ke Barat dan dari Selatan ke Utara.

Tak kalah dengan panorama alam di darat, alam lautnya pun sangat memikat hati para wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. Mau berjemur, berenang, snorkeling, menyelam atau sekedar datang duduk-duduk dan berfoto ria semua bisa dilakukan di Indonesia. Nah… khusus untuk kegiatan diving atau menyelam, Indonesia menjadi surga para diver, baik yang pemula maupun yang sudah profesional.

Pemandangan bawah laut tak ada duanya dan tak ada kalahnya di banding dengan negara lain di dunia. Ini pun didukung dengan masuknya wilayah Indonesia sebagai salah satu negara yang membentuk karang dunia terbesar yang dikenal dengan nama coral triangle.

Coral triangle menjadi tempat yang memiliki keanekaragaman jenis karang dan ikan yang melimpah. Walaupun tak bisa dipungkiri bahwa saat sekarang ini kondisi lautan mengalami banyak masalah, seperti  penangkapan ikan dengan menggunakan bom dan pottasium, sampah, limbah rumah tangga dan masih banyak lagi. Tetapi kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan pun mulai nampak dengan terbentuknya komunitas peduli lingkungan, aturan-aturan dan sanksi.

Namun kondisi di atas tidak mengurangi minat para pelancong untuk menikmati alam bawah. Ditambah dengan banyaknya pilihan destinasi wisata alam laut yang dimiliki Indonesia. Sebut saja Kepulauan Seribu di Jakarta, Bunaken di Sulawesi Utara, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Gili Trawangan di Nusa Tenggara Barat. Itu hanya segelintir dari tempat yang menyuguhkan pemandangan alam laut yang nan eksotis.

Banyak hal yang disuguhkan alam bawah laut, seperti warna-warni terumbu karang yang indah, ikan yang berwarna warni dengan berbagai macam ukuran, biota eksostis dan langkah serta terancam punah seperti pari manta, hiu, paus, hiu paus dan masih banyak lagi.

Khusus untuk wilayah timur Indonesia. Alam laut di Indonesia bagian timur masih jarang terjamah oleh tangan-tangan nakal yang merusak lingkungan laut. Semua orang mengenal adanya Raja Ampat di Papua dengan pemandangan dan alam bawah laut yang tak bisa didapatkan di tempat lain.

Namun perlu diketahui bahwa tak hanya Raja Ampat yang dimiliki Papua dengan keindahan yang tak terkalahkan, sebuah kepulauan di sekitar Teluk Cendrawasih bernama Kepulauan Padaido. Menyimpan keindahan luar biasa. Kepulauan Padaido secara administratif terletak di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua meliputi dua distrik atau kecamatan, yakni Distrik Padaido dan Distrik Aimando.

Kepulauan Padaido pun masuk ke dalam kawasan konservasi perairan nasional bernama Taman Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Padaido dan Laut Di Sekitarnya dengan luas sekitar 183.000 hektar. Terdiri dari sekitar 30-an pulau, hanya 8 pulau yang berpenduduk (Pulau Auki, Wundi, Pai, Nusi, Padaidori, Pasi, Mbromsi, dan Meosmangguandi).

Mencapai Kepulauan Padaido gampang susah, dari luar Biak bisa via udara tujuan Bandar Udara Frans Kaiseipo, kemudian melanjutkan perjalanan via darat menuju Pelabuhan Bosnik atau Kampung Opiaref dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.

Selanjutnya via laut ini yang sedikit susah karena kapal reguler tidak beroperasi setiap ahri, jadi harus menggunakan perahu ataupun speed boat yang disewakan oleh masyarakat dengan waktu tempuh sekitar 40 menit untuk pulau terdekat dan 2,5 jam untuk pulau terjauh. Harganya pun lumayan. Jadi kalau ke Padaido bisa dikata perjalanan yang komplit ada udara, darat dan laut.

Keindahan Kepulauan Padaido tak kalah dari daerah lain di Indonesia. Dengan pantai pasir putih, saat surut atau penduduk setempat menyebutnya meti terpampang di depan mata perairan luas nan biru, beberapa spot snorkling dan diving, berjemur, menikmati sunset dan sunrise, melihat kehidupan masyarakat lebih dekat dan berbagai macam kegiatan yang dapat dilakukan.

Tetapi salah satu hal yang tak boleh dilewatkan ketika ke Padaido bagi para diver adalah menyelam di Wundi Cave. Wundi Cave merupakan goa bawah laut yang terletak di Pulau Wundi, Distrik Padaido sekitar 1 jam perjalanan laut. Salah satu spot diving favorit dan menjadi daya tarik serta bisa dikata sebagai icon Taman Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Padaido.

Ini pun membuktikan bahwa goa tidak hanya ditemukan di darat, tetapi di lautan pun ada goa. Ketika berkunjung ke Padaido bagi para diver harus dan wajib menyelam di sini. Begitu halnya saya, walaupun saya sebagai penyelam pemula, tapi saat berkunjung ke TWP Kepulauan Padaido saya tidak melewatkan hal tersebut.

Bermodal nekad dan penasaran, saya menyemplungkan diri ke dalam Wundi Cave bersama salah satu teman kantor. Awal-awalnya ada rasa takut untuk masuk ke dalam goa hanya berdua karena terus penasaran dan ingin melihat pemandangan di dalam goa, maka saya harus turun. Apalagi sudah ke Padaido baru tidak menikmati Wundi Cave rasanya tidak lengkap.

Memasuki goa kita akan turun secara vertikal, disambut dengan berbagai jenis ikan yang berwarna-warni serta beberapa biota laut lainnya. Setelah menyelam ke bawah sekitar 20 meter, kita akan menemukan beberapa lubang. Ini salah satu sensasi yang didapatkan ketika menyelam disini, kita akan memilih lubang mana yang akan kita seberangi. Sebagai penyelam yang belum memiliki jam terbang tinggi, saya pun memilih lubang yang pertama.

Menyeberangi lubang tersebut, kita masih disuguhkan dengan ikan-ikan dan salah satu icon foto adalah kipas laut yang berukuran besar. Tak banyak yang dapat kita temukan. Setelah melewati lubang tersebut, kita akan kembali menyelam ke atas menuju permukaan. Karena pada saat kami menyelam hari menjelang sore dan isi tabung sudah tinggal sedikit. Maka kami harus menyudahi bukan

Itu sedikit cerita ketika pertama kali menyelam di TWP Kepulauan Padaido sekaligus kali pertama menyelam ke dalam goa bawah laut.

Kalo ke Biak, harus injak Padaido. Kalo ke Padaido, haru nyelam di Wundi Cave. Bagaimana ??? Setuju ???

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan