Covid 19 adalah mojang jajaka tahun 2020 dimana tahun ini adalah tahun yang tentunya tidak akan bisa kita lupakan. Wabah yang tersebar di seluruh penjuru dunia juga penyakit bak hantu yang tiap harinya menakuti kita.
Ketika Covid 19 melanda, hari-hari yang terdengar hanyalah berita meluasnya wabah, muncul jenis wabah baru atau bahkan berita kematian. Dikurung di dalam rumah terpaksa berdiam agar tak tertular wabah.
Covid 19 menjadi momok bagi manusia, namun siapa sangka wabah ini justru berdampak baik pada lingkungan. Mereka beristirahat dari tangan-tangan manusia.Setelah memporak porandakan aktivitas manusia, pandemi ini justru memberi ruang damai bagi lingkungan.
Seperti yang kita tahu bahwa pencemaran lingkungan sebagian besar adalah ulah manusia. Banyak asap pabrik mengotori langit bumi, banyak limbah pabrik berakhir di lautan, banyak sampah yang tertimbun di tanah, banyak gunung yang gundul, bahkan banyak hewan mati karenanya.
Tak hanya daratan, kiranya lautan juga membaik dengan keadaan ini. Laut yang dulunya menghitam karena limbah kini mulai menampakan keindahannya lagi. Lumba-lumba yang dulunya terhambat oleh kebisingan industri kini bisa dengan mudah berkomunikasi dan berburu dengan sinyal soniknya atau paus yang kesulitan kawin karena paus betina tak mendengar paus jantan bernyanyi lewat sinar soniknya kini mereka bisa berkembang biak dengan mudah.
foto dunia laut saat pandemi foto: Jibriel Firman (instragram jibrielfirman)
Pantai yang bersih juga laut yang secara terang-terangan menampakan keindahannya karena tak ada turis atau wisatawan yang datang menjadi bagian positif adanya pandemi ini.
Berkurangnya aktivitas manusia, tak banyak lagi sampah di lautan, tak banyak kapal-kapal yang membawa kebisingan. Hal ini sangat berdampak positif bagi laut.
Hal ini memberikan waktu bagi laut untuk beristirahat, mengembalikan pesona indahnya, kesegaranya, juga keasriannya. Namun hal ini bukanlah kegiatan jangka panjang, setelah covid 19 berakhir kegiatan manusia akan kembali seperti biasanya.
Dosen Fakultas Biologi UGM, Akbar Reza, S.Si., M.Sc., dalam seminar memperingati Hari Laut Sedunia yang dilakukan secara daring mengungkapkan “Setelah pandemi ini apakah kita akan kembali pada kegiatan yang sebenarnya abnormal?”
Menjadi PR bagi kita semua untuk tetap mejaga kondisi alam seletah Covid 19 ini. Tentunya kita ingin wabah segera berhenti, penyakit segera pergi namun alangkah baiknya jika kita mulai membiasakan diri untuk mengurangi aktivitas yang merusak lingkungan.
Hal yang kecil yang dapat kita lakukan adalah berhenti membuang sampah sembarangan, meski dianggap hal kecil namun akan berdampak besar jika kita melakukannya secara bersama-sama dan konsisten dalam waktu yang lama.
Jadi teman-teman selain kita do’akan pandemi segera berakhir, mari kita do’akan juga agar mansuia membenahi diri untuk meningkatkan rasa peduli pada lingkungan salah satunya adalah laut kita.
Agar nantinya kita bisa mewariskan keindahan alam bagi anak cucu kita, kita menjaga keseimbangan alam yang pastinya kita akan sangat dapat merasakan dampak baiknya.
Kendati demikian, ketimbang menyalahkan, saya sebenarnya sangat mengapresiasi upaya-upaya tersebut. Setidaknya mereka telah berbuat, meski hasil belum optimal.
Tentu kesalahan dan kegagalan juga merupakan sebuah proses pembelajaran, meski riskan agar belajar harus gagal terlebih dahulu menggunakan uang negara.
Pagi itu sangat cerah. Gunung Gede Pangrango memancarkan kecantikannya, disinari matahari yang baru terbit dari arah timur. Teh hangat yang telah disiapkan menemani suasana pagi…
“…Tinggal sebotol minyak untuk bertanak. Sedangkan kota ini kota minyak…” – Kutipan dari Puisi Kota dan Minyak, Aris A. Abeba.- Andaikata pepatah tikus mati di…
Tulisan bersambung ini ditulis oleh beberapa siswa kelas 8 Sekolah Alam Indonesia, tentang perjalanan mereka menuju Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur dalam misi perjalanan Young…
“Laut itu tak perlu kita jaga, Pak. Tidak akan terjaga oleh kita laut yang sedemikian luas itu,” ujarnya mantap. Dia kembali tersenyum, namun kali ini senyumnya begitu susah untuk diartikan. Entah bermakna sinis, entah pesimis.
Tahun 2020 merupakan tahun yang berat bagi seluruh masyarakat Indonesia dan dunia, tidak terkecuali masyarakat Sumatera Barat. Ditengah Pandemi Covid 19 yang mengubah segala sisi…
Please note:
This action will also remove this member from your connections and send a report to the site admin.
Please allow a few minutes for this process to complete.
Report
You have already reported this .
Untuk meningkatkan kualitas situs ini kami menggunakan cookie. Jika Anda terus membuka situs ini kami anggap Anda menyetujui hal ini.
pandemi covid-19 seolah menjadi 2 sisi mata koin. dibalik menakutkannya virus yang dapat mematikan siapa saja yang telah diinfeksinya, pandemi covid-19 juga dapat menimbulkan sisi positif untuk lingkungan. pembaca yang lain juga bisa mendapatkan informasi mengenai lingkungan pada link berikut ini, terimakasih https://tl.fst.unair.ac.id/en/2022/07/02/kegiatan-pengabdian-oleh-tim-teknik-lingkungan-fst-unair-di-desa-sapeken-usut-masalah-persampahan-dan-lingkungan/