Pulau Barrang Lompo di Kepulauan Spermonde: Salah Satu Penghasil Teripang Terbanyak!

Halo teman-teman LautSehat! Masih ingatkah kalian tentang Kepulauan Spermonde? Atau bahkan nama tersebut asing di telinga kalian?

Sebelumnya, aku sudah pernah menuliskan terkait Kepulauan Spermonde pada perjalanan Ekspedisi Pembela Lautan tahun 2019. Buat kamu yang mau tahu atau ingin mengingat kembali, bisa baca tulisanku disini dan disini.

Selain itu, aku juga sudah pernah mengulas terkait Pulau Lae-Lae yang pada saat itu sedang ada upacara adat untuk selamatan kapal baru yang bisa dilihat disini.

Selain Pulau Lae-Lae yang sudah terlebih dahulu kutuliskan, aku juga mengunjungi salah satu pulau di Kepulauan Spermonde, yaitu Pulau Barrang Lompo.

©Citra Satelit Google Maps

Gambaran Pulau Barrang Lompo

Mengutip dari laman fdcunhas.com, Pulau Barrang Lompo termasuk wilayah Kecamatan Ujung Tanah dan terletak di sebelah Barat Laut, serta berada di sebelah utara Pulau Barrang Caddi. Saat ini, Pulau Barrang Lompo tidak lagi berada di dalam wilayah administratif Kecamatan Ujung Tanah, namun sekarang sudah menjadi bagian dari Kecamatan Sangkarrang.

Pulau ini berjarak ± 11 km dari Makassar dan dapat ditempuh dengan kapal reguler selama 60 menit. Untuk mencapai pulau ini, kita cukup membayar sebesar Rp10.000,- untuk mahasiswa dan Rp15.000 untuk masyarakat umum.

©Sumarjitho
Foto : Sumarjitho (Dermaga barrang lompo)

Mayoritas penduduk di Pulau Barrang Lompo merupakan nelayan dan pemilik kapal. Pulau Barrang Lompo merupakan salah satu pulau yang padat penduduk yang dilengkapi dengan fasilitas kesehatatan berupa Puskesmas dan fasilitas pendidikan berupa satu buah TK, dua buah SD, dan satu buah SMP.

©Sumarjitho
Foto : Sumarjitho (Sekretariat FDC Unhas dan Marine Field Station)

Selain itu, di Pulau Barrang Lompo kita juga dapat menemui Marine Field Station milik Universitas Hasanudin dan juga Sekretariat teman-teman FDC (Fisheries Diving Club).

Biasanya, teman-teman dari MSDC (Marine Science Diving Club) dan FDC lah yang paling sering mengunjungi Pulau Barrang Lompo ini. Kalian bisa mengetahui aktivitas MSDC disini dan FDC disini.

Teripang di Pulau Barrang Lompo

Kembali ke perjalananku tadi, sesampainya di pelabuhan, aku langsung berjalan menyusuri pulau. Tidak lama, aku menemukan anak-anak sedang berkumpul dan bermain bersama. Mereka sangat senang ketika aku menghampiri dan mengajak ngobrol.

Foto :Medina (foto bersama anak pulau)

Setelah menyapa dan berbincang dengan anak-anak, aku pun melanjutkan perjalanan. Sampai akhirnya, tibalah aku dengan pemandangan yang belum pernah ku lihat sebelumnya. Aku melihat di sepanjang rumah sedang mengeringkan banyak “benda” panjang dan berwarna abu-abu kehitaman. Benda tersebut ternyata adalah teripang!

©SyahputrieRamadhanie
Foto : Syaputrie Rahmadhanie ( teripang kering di barrang lompo )

Akupun langsung bertanya terkait teripang tersebut. Ia langsung mengajakku untuk masuk ke rumahnya supaya dapat melihat teripang yang sudah dijemur dan kemudian dimasukkan ke dalam lemari es untuk dibekukan sebelum di jual maupun di eskpor.

Aku pun mendapatkan kesempatan untuk memegang teripang yang sedang dibaluri garam sebagai teknik pengawetan tradisional agar kondisinya tetap baik saat di ekspor.

©MedinaBasaib
Foto : Medina

Usut punya usut, ternyata Pulau Barrang Lompo ini memang terkenal akan teripangnya. Harga teripang di pasaran pun sangat tinggi. Berdasarkan informasi yang kudapatkan, jika hasil tangkapan teripang sedang bagus, penghasilan nelayan teripang dapat mencapai Rp30juta rupiah/orang hanya dalam waktu satu minggu!

Harga teripang sendiri tergantung dengan jenisnya. Di Jepang, sebagai negara penghasil teripang dengan kualitas terbaik, harganya bisa mencapai Rp50juta/kilogram loh!

Berdasarkan informasi yang didapat dari nelayan teripang di Pulau Barrang Lompo, adapun harga teripang yang biasa dipanen disini, yaitu:

  • Teripang Dongang. Dijual per-ekor dengan haarga 50ribu/ekor (berat 1-3 kg)
  • Teripang Pasir. Dijual dengan harga Rp100.000 – Rp200.000/kilogram
  • Teripang Gondrong, dijual dengan harga Rp500.000 – Rp600.000/kg

Khasiat Teripang Salah Satunya Sebagai Skincare Alami!

©Sumarjitho ( panen teripang di dermaga )

Aku pun bertanya lebih lanjut terkait manfaat teripang ini. Ternyata, permintaan teripang tinggi karena khasiatnya yang sangat luar biasa untuk kesehatan.

Lebih jauh informasi yang ku dapatkan, dilansir dari laman klikdokter.com, manfaat teripang bagi kesehatan antara lain untuk:

  1. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
  2. Mencegah kanker
  3. Menjaga kesehatan kardiovaskular
  4. Mempercepat penyembuhan luka
  5. Mengatasi nyeri sendi
  6. Antimikroba dan antijamur yang dapat menginfeksi tubuh
  7. Menjaga kesehatan hati dan ginjal
  8. Mengurangi serangan asma
  9. Menguatkan tulang
Foto : Syaputrie Rahmadhanie (teripang basah di barrang lompo)
Foto : Syaputrie Rahmadhanie (teripang basah di barrang lompo)

Dibalik bentuknya yang biasa saja, bahkan cenderung aneh dan seperti ulat, ternyata teripang memiliki kandungan gizi, vitamin, dan mineral yang sangat luar biasa kaya (kamu dapat melihat lebih lengkap disini). Oleh karena itu, teripang juga kerap dijadikan sebagai bahan utama obat-obatan tradisional.

@SyahputrieRamadhanie
Foto: Syaputrie Rahmadhanie (teripang kering di barrang lompo)

Selain itu, berdasarkan penuturan warga, teripang juga menjadi bahan baku kosmetik/produk kecantikan kulit. Hal ini karena teripang diantaranya memiliki kandungan niacin dan retinol yang membantu regenerasi kulit, sebagai anti-aging, dan mengatasi garis halus/keriput, loh!

Cerita Nelayan Teripang: Dari Komoditas Ekspor hingga Risiko Kematian!

Berdasarkan informasi yang ku peroleh, karena sebagian masyarakat sudah memiliki kapal sendiri, biasanya mereka mengajak nelayan teripang dari luar Makassar untuk menyelam mendapatkan teripang.

Diantaranya nelayan penyelam didatangkan dari Papua, Ambon, Bima, Flores, maupun yang masih satu pulau di Sulawesi (Utara dan Tenggara).

©Sumarjitho
©Sumarjitho (pulau barrang lompo dari jauh)

Kemudian, ketika nelayan teripang sudah mengumpulkan teripang hasil tangkapannya di Pulau Barrang Lompo, maka selanjutnya akan dijual ke pengumpul. Dari pengumpul, nanti akan dipasarkan di pasar lokal, seperti Pasar Paotere dan Pelelangan Ikan Lelong (Pasar Lelong).

Selain di pasar lokal, ternyata teripang di Pulau Barrang Lompo ini juga menjadi komoditas ekspor ke kawasan Asia Tenggara, hingga ke China dan Hongkong!

©SyahputrieRamadhanie
Foto: Syaputrie Rahmadhanie (teripang basah dan kering di barrang lompo)

Dibalik primadona teripang, ternyata hewan ini sudah cukup langka untuk didapatkan. Bahkan penyelam teripang di Barrang Lompo seringkali harus menyelam ke laut Kalimantan untuk mendapatkan teripang dan harus menyelam lebih jauh ke dasar laut.

Padahal menurut informasi yang ku dapat, dulunya teripang di kisaran Kepulauan Spermonde (khususnya di Barrang Lompo) sangat mudah didapatkan.

Selain itu, ternyata menjadi nelayan penyelam teripang sangat berisiko. Menurut informasi yang kudapatkan, tercatat sekitar total 18 orang di Pulau Barrang Lompo meninggal pada tahun 2018 akibat menjadi nelayan penyelam teripang. Selain meninggal, banyak juga dijumpai nelayan yang lumpuh.

Risiko meninggal dan lumpuh ini akibat penggunaan kompresor sebagai alat selam para nelayan. Kompresor itu sendiri merupakan alat bantu berupa pompa angin yang biasa ditemui di bengkel  dan digunakan nelayan agar dapat menyelam lebih lama di dalam air dan memudahkan untuk menangkap ikan dalam jumlah yang lebih banyak.

Saking banyaknya kejadian meninggal nelayan kompresor ini, ada sebuah lorong di Pulau Barrang Lompo yang dinamai Lorong Janda. Oleh sebab itulah, saat ini nelayan penyelam untuk mencari teripang banyak didatangkan dari luar Makassar.

Kejadian ini pun tidak hanya dialami di Pulau Barrang Lompo. Bahkan di Jepang pun kejadian serupa juga terjadi terhadap nelayan penyelam pencari teripang.

Teripang dapat dikatakan sebagai primadona. Mulai dari harga hingga khasiatnya sangat menggiurkan. Akan tetapi, perlu kita ingat bersama bahwa alam juga memiliki limitasi dalam memberikan manfaatnya kepada manusia.

Kita boleh memanfaatkan sumber daya alam lautan, hanya saja perlu bijak dalam pemanfaatannya. Jangan sampai karena tergiur oleh harga yang tinggi, kita pun mengeksploitasi teripang hingga punah.

Padahal, teripang berperan sangat penting dalam menyeimbangkan dan menjaga ekosistem dasar laut karena berpengaruh sebagai penyumbang pakan dan penyubur substrat.

Jika kini teripang sudah mulai langka, lantas bagaimana bisa ekosistem laut kita bertahan?

Editor : Annisa Dian Ndari

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan