Potensi Anggur Laut, Sumber Daya Bahari Dari Perairan Pesisir

“Buah anggur dari laut? Memangnya ada?”

Tentu saja ada! Anggur laut (sea grape) adalah nama umum dari spesies rumput laut Caulerpa. Di kalangan masyarakat pesisir di Indonesia, rumput laut jenis ini lebih dikenal dengan nama lawi-lawi, latoh/latok, atau bulung. Nama sea grape atau anggur laut merupakan penggambaran yang tepat untuk Caulerpa sp.

Jenis rumput laut ini memiliki buah dengan penampilan fisik yang mirip dengan buah anggur, yaitu terdiri dari satu tangkai utama yang ditumbuhi bola-bola /bulir kecil. Anggur laut juga disebut sebagai green caviar karena bulir-bulirnya sekilas berbentuk seperti telur ikan atau caviar berwarna hijau.

Anggur laut bukan hal baru bagi masyarakat pesisir. Umumnya anggur laut ditemukan di daerah pesisir dengan substrat karang, pasir hingga berlumpur yang merupakan kondisi yang ideal untuk habitat anggur laut. Akar anggur laut digunakan untuk menyerap nutrien dari substrat, sedangkan buahnya yang berbulir berperan dalam berfotosintesis.

Kolaborasi keduanya menghasilkan pertumbuhan batang utama (thalus) yang tumbuh menyebar di permukaan substrat. Semakin panjang thalus anggur laut, maka semakin banyak buah yang dapat tumbuh.

Penduduk kepulauan Okinawa, Jepang dipercaya dapat hidup hingga berumur panjang karena banyak mengonsumsi makanan laut, salah satunya anggur laut. Hal tersebut bisa jadi masuk akal, karena anggur laut memiliki kandungan antioksidan, asam folfat, asam karbonat, vitamin, dan lainnya yang baik bagi kesehatan tubuh.

Antioksidan pada anggur laut diketahui bermanfaat kulit dalam mencegah penuaan. Walaupun tetap saja, mengonsumsi anggur laut tidak akan otomatis membuat seseorang jadi berumur panjang.

Berbeda dengan rumput laut pada umumnya, anggur laut tidak dapat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan minuman menyegarkan seperti es campur dan es rumput laut. Alih-alih, anggur laut segar dapat dimakan mentah sebagai salad/lalapan.

Anggur laut segar juga dapat dimasak atau diolah menjadi santapan laut yang tidak hanya menyegarkan namun juga kaya rasa. Umumnya, anggur laut dipasarkan dalam bentuk segar dan asinan. Namun ada juga yang dipasarkan dalam bentuk kering, yaitu sebagai bahan untuk pembuatan kosmetik, produk perawatan dan obat-obatan.

Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui KEPMEN-KP nomor 1 tahun 2019 telah menjadikan anggur laut sebagai satu dari lima jenis rumput laut unggulan untuk kegiatan budidaya. Peluang pasar ekspor anggur laut terbuka lebar, terutama di negara-negara Asia.

Jika hanya mengadalkan stok di alam, tentu saja hasil yang diperoleh tidak akan maksimal karena anggur laut bersifat musiman. Budidaya menjadi solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut, di mana selain dapat menjamin ketersediaan stok secara terus-menerus, usaha budidaya anggur laut juga berperan dalam mendukung kehidupan pembudidaya secara ekonomis.

Beberapa unit pelaksana teknis di bawah naungan KKP terus melakukan pengembangan terhadap budidaya anggur laut untuk menemukan metode yang tepat dengan hasil terbaik. Tidak hanya itu, di sektor swasta juga tidak sedikit perusahaan yang mulai melirik anggur laut sebagai prospek komoditas budidaya yang menjanjikan.

Segmentasi usaha budidaya anggur laut bervariasi mulai dari yang sederhana, yaitu di tambak dengan substrat lumpur, hingga budidaya secara intensif menggunakan bak terkontrol dengan substrat rakit bambu/plastik. Penerapan teknologi secara tepat guna terbukti memaksimalkan produksi anggur laut juga memungkinkan eksplorasi dalam metode budidaya, misalnya dengan penerapan sistem polikultur.

Polikultur anggur laut dengan komoditas budidaya lain selain meningkatkan produktivitas sehingga pembudidaya dapat memperoleh pendapatan yang lebih besar, juga memberi pengaruh positif terhadap lingkungan perairan.

Jadi, bagaimana? Yakin tidak tertarik dengan anggur laut?

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Penerapan Kampung Ikan Berbasis Teknologi Hatchery dalam Optimalisasi Percepatan Kemandirian Pangan Perikanan Nasional

Salah satu kisah sukses teknologi hatchery adalah hatchery skala rumah tangga (HSRT) yang terdapat dibagian utara Bali.

Teknologi ini dikembangkan oleh Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali dan dengan pesat diterapkan oleh nelayan – nelayan setempat yang awalnya ingin mengadakan diversifikasi usaha dari perikanan budidaya secara tradisional ke perikanan budidaya skala industri seperti tambak dan keramba jaring apung.

Overfishing dan Kekeringan Laut

Peningkatan suhu global menyebabkan peningkatan penguapan air dari permukaan laut, yang pada gilirannya meningkatkan konsentrasi garam dalam air laut. Kekeringan laut terjadi ketika air laut menguap lebih cepat daripada yang dapat digantikan oleh aliran air segar, seperti dari sungai-sungai atau curah hujan. Akibatnya, air laut menjadi lebih asin dan volume air laut berkurang.

Tanggapan