Memanfaatkan Pengelolaan Sampah Sehari-hari

Seperti kita ketahui pengelolaan dan pembuangan sampah yang salah dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan dan sangat merugikan manusia. Tidak hanya udara, tanah dan air juga bisa tercemar karenanya.

Penumpukan sampah menyebabkan bau yang mengganggu. Jika dibakar dan asapnya sering dihirup oleh manusia akan mengakibatkan penyakit pernafasan. Sampah terutama plastik, membutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun agar dapat terurai didalam tanah.

Limbah pabrik yang larinya ke sungai, tidak hanya merusak ekosistem di sungai dan sekitarnya, karena air sungai ini juga akan bermuara ke laut. Bisa dibayangkan bagaimana ekosistem laut juga akan terancam kehidupannya. Kita sudah sering melihat beberapa biota laut yang terkena dampak dari sampah yang dihasilkan oleh manusia.

Padahal hasil kekayaan dari laut, manusia juga yang akan menikmati. Anak-anak kita yang akan menerima dampak negatifnya.

Berikut ada beberapa gaya hidup yang dapat membantu mengurangi penimbunan sampah, misalnya:

  1. Menggunakan botol minum yang dapat diisi ulang sehingga tidak perlu membeli air kemasan. Selain lebih sehat, bisa mengurangi penumpukan botol plastik.
  2. Menghabiskan makanan yang kita beli atau kita masak, sehingga bisa mengurangi sampah dari makanan sisa.
  3. Hanya membeli barang yang kita perlukan.
  4. Memisahkan sampah sesuai jenisnya dan lain-lain

Sampah yang tidak bisa kita hindari salah satunya adalah sampah yang berasal dari dapur  dan kebun kita. Contohnya, kulit buah dan sayur dari dapur, serta rontokan daun dari kebun.  Sampah dapur dan kebun bisa dijadikan karya seni untuk  sementara waktu  sebelum sampah itu diolah menjadi kompos, ecoenzym, dan sebagainya.

Sesekali sampah bisa bersolek dan menjadi sebuah karya yang indah dipandang sesaat sebelum dikembalikan kepada bumi. Bahkan bermain craft dengan sampah dapur dan kebun, bisa menjadi kegiatan asyik dan menarik bersama anak-anak.

Hanya perlu dipastikan, sampah yang digunakan masih kering dan menjaga kebersihan saat dan setelah bermain dengan sampah dapur dan kebun. Sudah banyak Ilustrator senior yang menggunakan sampah dapur dan kebun ini sebagai ide sebuah cerita dan juga sebuah karya seni.

Mereka menggunakan tagar #composart untuk berbagi karyanya tersebut. Beberapa komunitas pecinta lingkungan juga telah membuat workshop untuk mengenalkan kegiatan karya seni ini.

Selain itu, ada beberapa kegiatan dan kebiasaan lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi penimbunan sampah. Yang paling mudah adalah memisahkan sampah yang bisa terurai dengan yang sulit diurai. Kegiatan ini akan sangat membantu saat proses pemilahan sampah, sehingga tidak menumpuk karena tidak terurai dengan sempurna.

Sumber WWF

Pembusukan sampah bisa menghasilkan gas metana, yang efek kelanjutannya menyebabkan terjadinya pemanasan global. Untuk sampah dapur yang berupa sisa buah dan sayur, dapat digunakan sebagai bahan membuat ecoenzym yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Jika dipelajari dan dimanfaatkan dengan benar, pengelolaan ecoenzym ini sangat membantu mengurangi efek rumah kaca dengan meniadakan sumber gas metana tersebut.

Saat ini, di tiap daerah banyak terbentuk Bank Sampah sebagai bentuk kepedulian untuk mengurangi dan mengelola  sampah. Bank Sampah ini menerima sampah non-organik yang dapat didaur ulang, seperti botol, plastik, buku dan logam.

Beberapa bank sampah menyediakan kebijakan penukaran sampah dengan uang, sembako atau tanaman. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan masyarakat. Selain mengurangi penumpukan sampah, hal ini juga mendidik masyarakat agar memiliki kesadaran akan lingkungan yang baik.

Hal ini bisa dimulai dari rumah tangga masing-masing, kemudian tingkat RT, RW sampai wilayah yang lebih luas lagi. Kembali lagi pada prinsipnya ada mengurangi penggunaan sekali pakai atau hal lain yang dapatnya mengakibatkan penumpukan sampah .

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan