Manfaat Chip dalam Mengurangi Karbon Dunia

mengurangi karbon

Pengurangan karbon melalui penggunaan chip memang masih terdengar sulit untuk dipercaya. Ketika dunia saat ini berada dalam krisis iklim, dan kemudian setelah selesainya pertemuan COP28 yang membawa kabar baik pada respon iklim. Artikel ini akan membahas peran chip yang belum banyak disadari oleh orang banyak.

Era modern ini semua orang telah mengetahui apa itu chip. Sebuah komponen yang digunakan oleh semua perangkat elektronik di dunia.

Chip merupakan otak dari perangkat elektronik. Digunakan mulai dari headphone, smartphone, laptop, dan juga peralatan keamanan seperti pesawat tempur yang berguna sebagai alat pertahanan negara-negara di dunia.

Industri yang digunakan oleh semua perangkat bahkan untuk kemanan sebuah negara ini tidak semuanya diproduksi oleh negara, melainkan oleh pihak swasta.

Pentingnya chip ini membuat semua negara mulai fokus pada sektor ini seperti Eropa lewat European Chips Act, Amerika lewat Chips and Science Act, Korea Selatan dan Jepang lewat investasi. Namun, raksasa teknologi chip yang menguasai pangsa pasar internasional bukanlah empat negara tersebut melainkan perusahaan swasta bernama Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd (TSMC).

Jejak Karbon Kita

Perangkat elektronik yang kita pakai saat ini merupakan salah satu jejak karbon paling dekat dengan kita. Dering alarm setiap pagi, bunyi notifikasi, melakukan chatting, membaca berita, menonton film dan masih banyak lagi.

Saat ini perlu adanya kesadaran bahwa bukan hanya perhitungan pada alat transportasi saja yang menjadi jejak karbon, namun paradigma mengenai jejak karbon juga harus dipahami bahwa kita membawa bukti kerusakan lingkungan ditangan kita setiap hari. Fakta bahwa listrik kita masih didominasi dengan batu bara merupakan bukti yang valid pada pernyataan ini.  

krisis iklim
PLTU batubara masih menjadi penopang energi listrik Indonesia. / Foto: Greenpeace

Lantas Kenapa Perangkat yang Merupakan Jejak Karbon Memiliki Manfaat Mengurangi?

Jawabannya bukan kepada mengurangi penggunaan perangkat. Meski pada dasarnya pengaruh besar tentunya adalah mengurangi. Pada era sekarang langkah pengurangan pada penggunaan teknologi tidak menciptakan pengurangan karbon, namun bisa jadi malah membuat masyarakat kita mengalami kemunduran dan tidak memiliki daya saing. 

Saat ini pembuatan chip tidak hanya menyasar pada kinerja kecepatan pemprosesan data, namun juga pada efisiensi energi. Perusahaan swasta TSMC melakukan transfer serta produksi secara masal teknologi 5nm dan pengembangan 3 nm, dan sedang melakukan progres masif ke arah 2 nm yang diprediksi pada 2025.

Lalu apa inti pokok dari ini semua? Perlu dipahami alat elektronik membutuhkan energi listrik. Produk yang mencakup seluruh industri aplikasi elektronik seperti komputer, smartphone, tablet, jam tangan pintar,  produk kabel maupun nirkabel, server dan sistem pusat data. Semua itu memerlukan energi listrik untuk berjalan, dari perkembangan chip yang masif hingga pada level 3 nm bukan hanya pada performa namun juga menghemat penggunaan listrik. Efek yang dihasilkan mampu mendorong penghematan pada sektor yang menjadi salah satu pengonsumsi energi terbesar era modern.

Alasan Chip Harus Ramah Lingkungan

Penghematan pada kapasitas chip ini mampu memiliki efek yang besar. Pada tahun 2019, terdapat lebih dari 2 miliar komputer di dunia, termasuk server, desktop, dan laptop. Data pada tahun 2021 jumlah perangkat seluler yang beroperasi di seluruh dunia mencapai 15 miliar.

Dari total sebesar itu jika efisiensi penggunaan energi lewat chip akan menghasilkan perubahan besar pada konsumsi energi dunia. Manakala saat ini energi dunia masih didominasi oleh fosil. Pengurangan penggunaan energi mengakibatkan efek merusak  lingkungan yang semakin kecil. 

Perspektif Mendalam Mengenai Jejak Karbon Individu

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ini memiliki dampak pada laut karena limbah air panas yang dialirkan kelaut dapat merusak ekosistem. Energi listrik yang berasal dari fosil menciptakan kerusakan pada skala global.

Asap dari pembakaran ini menciptakan polusi, kemudian mencemari tanah, terbawa oleh air hujan yang akhirnya menurunkan kulitas air. Kemudian pembangkit listrik batu bara juga memerlukan air yang banyak dapat menganggu ekosistem, tempat dimana sumber air yang berlimpah adalah lautan, itu kenapa PLTU ditempatkan dekat dengan laut. 

Kegiatan yang dilakukan ini merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan kita semua akan energi listrik. Di mana kemudian kita gunakan untuk hanya sekedar posting foto, melepas penat, atau hanya sekedar scrolling.

Semua kegiatan yang kita lakukan pada aspek terkecil seperti penggunaan teknologi harus disadari bahwa inilah bukti jejak karbon kita. Sehingga perlu untuk lebih bijak. Jika kegiatan tersebut dilakukan tanpa ada perubahan ke arah baik, kerusakan lingkungan hanya akan sebagai korban dari aktivitas kita yang bahkan hanya kita lakukan sambil berbaring. Hal inilah yang kemudian menghasilkan kerusakan tiada henti.

Apakah Kamu Terjebak Tren Saat Ini?

Siapa yang memiliki earbuds yang sering kita jumpai menghiasi telinga orang-orang saat berada di ruang publik atau di transportasi umum?

Apakah itu dianggap lebih baik dari earphone kabel, atau sebaliknya? Tentu pertanyaan ini tidak langsung bisa dijawab bukan, karena perlu melihat dari beberapa faktor.

Earbuds bisa unggul dari earphone kabel jika hemat energi, namun earphone memiliki keunggulan di mana tidak perlu lagi menambah beban konsumsi energi tambahan (karena beban energi akan ditanggung oleh perangkat, sehingga permasalahan pada perangkat merupakan uji nilai tersendiri).

Meski demikian earphone memiliki kelemahan jika tidak memiliki masa pakai yang lama karena akan menjadi limbah elektronik yang pada akhirnya perlu dikelola dengan khusus.

Kesimpulan

Perlu diketahui bahwa perkembangan chip yang mampu mengantarkan kita pada era modern yang lebih baik juga harus berkorelasi dengan efisiensi penggunaan energi.

Chip merupakan komoditas yang menjadi fondasi dalam masyarakat saat ini. Jejak karbon kita bahkan tanpa sadar selalu ada ditangan setiap saat, menghubungkan kita dengan jejak karbon lain saat bersosialisasi.

Memiliki kesadaran dan tanggungjawab mengenai lingkungan adalah sebuah kewajiban. Manakala kita adalah bagian dari ekosistem yang akan menjadi korban saat lingkungan sudah sepenuhnya hancur.***

Baca Juga: Hidup Penuh Kesadaran adalah Landasan Membela Lautan

Editor: J. F. Sofyan 

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan