Ekobrik, Seni Olahan Sampah Pengganti Bata

Seringkali jika kita sedang berlibur ke Pantai kita mendapati sampah plastik yang terapung di airnya maupun terdampar di pesisirnya. Kita merasa tidak nyaman dengan pemandangan tersebut. Namun tidak sadar bahwa sampah plastik tersebut berasal dari daratan ? mungkin dari sampah rumah kita dan aktifitas kita sehari-hari ?

Lalu bagaimana dengan keadaan laut kita, jika di pesisirnya saja sudah seperti itu?

Sudah sejak lama laut kita telah tercemar oleh limbah sampah plastik. Kita sendiri sudah dapat melihat dampak dari banyaknya sampah plastik yang berada di laut. Sebagai contoh seperti kehidupan biota laut yang sekarang semakin miris, sampah-sampah yang terdampar pada pesisir pantai membuat satwa laut mati karena memakan sampah yang mencemari lautan .

Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah memiliki banyak kegiatan yang “katanya” untuk mengatasi sampah-sampah plastik. Namun nyatanya, walaupun KKP telah berkomitmen untuk turut andil dalam menangani sampah plastik yang berada di Laut, sampah plastik tersebut tetap bertambah jumlahnya setiap tahun.

Selain KKP, Kemenkomarves, Para penggiat lingkungan juga berusaha menciptakan inovasi dalam pengelolaan sampah plastik. Salah satu inovasi yang sering kita dengar akhir-akhir ini adalah Ekobrik.

Sumber foto : jabarnews.com

Ekobrik merupakan botol sampah plastik yang diisi dengan sampah berupa kantong plastik, kemasan plastik, sedotan, hingga sterofoam. Ekobrik dibuat tidak semudah yang terlihat saat ia sudah jadi.

Botol plastik yang digunakan untuk tempat ekobrik harus benar-benar terisi penuh dengan sampah plastik. Hal tersebut agar ekobrik dapat menjadi keras, solid dan kuat sehingga bisa digunakan secara maksimal.  Selain itu sampah dan botol plastik yang digunakan haruslah kering agar bakteri tidak berkembang didalamnya.

Mengapa ekobrik menjadi pilihan yang tepat untuk mengolah dan mengatasi sampah plastik?

Ekobrik merupakan solusi jitu untuk sampah yang tidak terkendali saat ini. Sampah plastik yang disimpan kedalam botol plastik akan meminimalisir pembakaran sampah, penimbunan sampah hingga menggunung dan juga pembuangan sampah ke laut.

Ekobrik dapat dimanfaatkan dalam banyak hal. Sifatnya yang keras dan kuat dapat menjadikan ia salah satu yang dimanfaatkan untuk bahan pembangunan. Ia dapat menjadi pengganti bata. Selain itu yang paling mudah adalah pemanfaatannya untuk menjadi bangku dan meja yang ramah lingkungan.

Ekobrik sendiri sangat bermanfaat untuk lingkungan laut. Sampah-sampah yang bernaung di pesisir pantai dapat kita manfaatkan untuk menjadi bahan ekobrik. Apalagi jika sudah terdampar selama beberapa hari dan sampah plastik tersebut kering, maka akan dapat langsung dimasukkan kedalam botol plastik.

Bahkan jika dikembangkan, ekobrik dapat dijadikan sumber penghasilan lain berupa Taman ekobrik. Didasari karena ekobrik dapat dibuat untuk menjadi bata apada pondasi bangunan, sehingga lebih memudahkan untuk pembuatan taman.

Ekobrik akan mudah diterapkan jika kita semua sadar bahwa bagaimana ekobrik sebenarnya dapat menjadi salah satu solusi dalam mengolah masalah sampah di Indonesia. Seni daur ulang kreatif dengan mengolah sampah plastik menjadi sesuatu yang berguna sudah lama diterapkan .

Mengatasi masalah sampah di laut selalu menjadi perbincangan publik. Banyak hal juga yang selalu dijadikan pilihan untuk mengatasi permasalahan sampah ini. Tetap pilihan gaya hidup mengurangi sampah plastik sekali pakai merupakan yang utama yang harus diterapkan .

Atasi masalah dari akarnya. Mungkin kata-kata itu yang tepat digunakan. Jika kita terlalu fokus memikirkan bagaimana mengatasi sampah yang ada dilaut, kita jelas akan melupakan darimana asal sampah tersebut.  Manusia yang cenderung terlalu abai dengan lingkungannya akan sangat berdampak kepada kehidupan lainnya. 

Editor : Annisa Dian N

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan