Konser Alam di Sulawesi Selatan

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar, memiliki hutan terbanyak dan kekayaan bahari terbesar di dunia dalam hal ekspor. Selain itu Indonesia adalah negara kepulauan yang disebut negara maritim, juga disebut negara agraris karena banyak penduduknya yang bergantung hidupnya dengan hasil pertanian.

Pulau di Indonesia ada 17.504 pulau dimana 9.634 pulau belum diberi nama dan 6 ribu pulau tidak berpenghuni, pulau itu diisi oleh hutan dan dikelilingi oleh lautan yang sangat luas.

Laut di Indonesia adalah salah satu yang sangat penting di kehidupan karena laut berfungsi untuk menjadi mata pencaharian warga, sumber makanan, jalan raya berdagang, rumah bagi biota laut dan menyediakan hingga 80% oksigen di bumi.

Lingkungan Rusak dan Membutuhkan Kita

Laut sangat berperan penting bagi lingkungan, tapi karena kurangnya kesadaran masyakarat, banyak sampah yang dibuang sembarangan, tidak diolah secara lanjut.

Hal ini bisa dilihat banyaknya sampah yang berserakan di sungai, laut, pantai juga hutan. Bahkan sampah yang ada di Tempat pembuangan akhir (TPA) kini sudah menggunung dan melebihi batas dari kapasitas maksimal dan parahnya sampah-sampah itu sudah sampai merusak lingkungan yang berdampak ke habitat flora fauna, bahkan manusia juga merasakan, salah satu dampaknya mengancam kesehatan.

Lingkungan butuh untuk dipulihkan lagi. Banyak cara untuk memulihkan lingkungan agar untuk menjaga dan melestarikan lingkungan, yang melibatkan semua, karena menjaga lingkungan adalah tugas semua elemen masyakarat. Cara termudah adalah tidak membuang sampah sembarangan, baik di laut mau pun hutan.

Tapi itu semua tidak cukup, butuh usaha lain untuk dapat benar-benar bisa menjaga dan melestarikan lingkungan. Selain itu kita butuh dukungan untuk gerakan menjaga alam, seperti organisasi lingkungan Greenpeace.

Seperti diketahui  Greenpeace adalah organisasi kampanye independen yang menggunakan aksi konfrontatif, kreatif, dan tanpa kekerasan dalam mengungkap masalah-masalah lingkungan global, serta mendorong solusi-solusi yang memungkinkan terwujudnya masa depan yang hijau dan damai, berdiri sejak tahun 1971, dan kita bisa mendukungnya dengan cara berdonasi atau Ikut Waste Brand Audit dan kampanye.

Siswa-Siswi Kelas 1 SMP Ikut Berkontibusi

Kami dari Sekolah alam indonesia, Siswa-siswi kelas 1 SMP juga ikut menjaga dan melestarikan alam di indonesia. Kami belajar dengan cara belajar langsung dari tempatnya, dan salah satu kegiatannya adalah Young Explorer.

Young Explorer adalah dimana kami mempunyai project besar di kelas 1 SMP, dan di sana kami akan belajar dan mengeksplorasi alam di Sulawesi selatan. Upaya yang dilakukan untuk menjaga alam, dengan melakukan kegiatan Waste brand audit, kampanye dan aksi konservasi.

Waste Brand Audit dan Kampanye di Pantai Bira

Waste Brand audit adalah kegiatan mengumpulkan sampah, memilah, lalu didata sesuai merek dan jenisnya. Tujuannya untuk menyadarkan produsen tersebut.

Waste brand audit kami lakukan di Pantai bira, masya Allah pantai disini indah sekali, tapi sayangnya banyak sampah yang berserakan, jadi kami memutuskan untuk melakukan waste brand audit disini.

Kampanye Tentang Sampah. /Foto: Dokumentasi Young Explorer

Dari data yang dicatat, sampah yang paling banyak ditemukan adalah sampah gelas plastik dan sampah puntung rokok.

Selain itu kami juga melakukan Kampanye tentang “bahaya sampah terhadap lingkungan” kepada wisatawan dan masyakarat lokal di pantai bira, untuk menyadarkan masyarakat bahwa lingkungan perlu di selamatkan.

Konservasi Terumbu Karang dan Penyu di Pulau Selayar

Konservasi yang dilakukan oleh kami ada 2 konservasi, konservasi terumbu karang dan konservasi penyu yang kami lakukan di Pulau Selayar.

Di konservasi terumbu karang kami melakukan rehabilitasi dengan cara transplantasi terumbu karang menggunakan metode web spider atau jaring laba-laba, dimana bibit terumbu karang yang sudah siap diikat di rangka web spider.

Kami juga melakukan kegiatan snorkeling untuk melihat keindahan terumbu karang.

Transplantasi Terumbu Karang. /Foto: Dokumentasi Young Explorer

Konservasi yang kedua adalah konservasi penyu. Yang kami lakukan untuk konservasi penyu yaitu memberikan dana untuk pembangunan sanctuary, karena sanctuary yang ada disana sudah rusak dan tidak layak untuk tempat telur penyu. Juga kami mengadopsi telur penyu dan melepas tukik ke laut.

Pelepasan Tukik. /Foto: Dokumentasi Young Explorer

Dari perjalanan Young Explorer kami banyak mendapat ilmu dan pengetahuan, dimana kami bisa ikut menjaga lingkungan juga mengedukasi orang lain untuk menyelamatkan bumi.***

Baca juga: Kampung Penyu “Kerukunan Pemuda Pelindung Penyu”, Kepulauan Selayar

Editor: J. F. Sofyan

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan