Dugong, Mamalia Laut yang Lucu Dinyatakan Punah di China, Bagaimana Fakta di Indonesia?

lamun

Dugong juga dikenal dengan sebutan sapi laut atau ikan duyung merupakan salah satu fauna kharismatik yang masih ada di abad ini, namun status populasinya digolongkan ke dalam rentan punah (vulnerable to extinction).

Dugong dikenal sebagai hewan yang ramah, bahkan di Alor Nusa Tenggara Timur seekor dugong dilaporkan bersahabat dengan manusia dan sudah menjadi kebiasaan dugong tersebut dapat dengan mudah muncul dan berinteraksi dengan manusia.

Indonesia sendiri secara hukum sudah melindungi dugong (UU No.7 Tahun 1999 dan Permen LHK No. 20 Tahun 2018). Selai itu dugong juga tergolong ke dalam appedix I CITES yang artinya spesies ini dilarang untuk diperdagangkan dalam betuk apapun.

Berbagai faktor mulai dari kerusakan lingkungan, perburuan dan proses reproduksi dari dugong sendiri menyebabkan dugong menjadi langka.

Penelitian yang dipublikasikan Royal Society pada 24 Agustus 2022 mengumumkan bahwa dugong secara fungsi telah punah di China. Fakta ini merupakan kepunahan fungsional pertama yang dilaporkan dari vertebrata besar di perairan laut China.

Peneliti telah melakukan survei wawancara skala besar terhadap pengguna sumber daya laut di empat provinsi Tiongkok dan meninjau semua data historis yang ada yang mencakup distribusi dugong di masa lalu di perairan China (Tiongkok).

Dugong di perairan Mesir. / Foto: Axel Heimken / Greenpeace

Hasil dari peelitian tersebut mengungakpkan hanya 5% saja dari 788 responden yang melaporkan penampakan duyung sebelumnya, dengan rata-rata tanggal penampakan terakhir 23 tahun sebelumnya, dan hanya tiga responden yang melaporkan penampakan duyung dalam 5 tahun terakhir. Catatan dugong mencapai puncaknya sekitar tahun 1960 dan kemudian menurun drastis dari tahun 1975 . Tidak ada catatan yang didokumentasikan setelah tahun 2008.

Kabar ini merupakan kabar yang memilukan dan menjadi pengingat serius bahwa kepunahan dapat terjadi dengan cepat sebelum tindakan konservasi yang efektif dilakukan.

Bagaimana Kondisi Dugong di Indonesia?

Peta sebaran dugong di Indonesia. / Gambar: KKP RI

Melansir dari situs KKP beberapa daerah diketahui bahwa terdapat 12 dugong di teluk Balikpapan pada 2005, di Taman Bunaken diperkirakan terdapat 1.000 dugong pada 1994, di sekitar Aru Timur dan Pulau-pulau Leste diperkirakan berkisar 22-37 ekor pada 1995, di Pulau Roon dan Mioswaar Kabupaten Biak pada 1981 tercatat 14 ekor dugong dan di Raja Ampat pada 2008 terdapat 24 ekor dugong.

Habitat Dugong di Idonesia

Persebaran dugong di Indonesia umumnya masih dapat ditemui perairan wilayah Indonesia Timur seperti Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat hingga Nusa Tenggara Timur.

Sebagai fauna herbivora dugong erat kaitannya dengan ekosistem lamun. Diketahui dugong memakan seluruh jenis lamun. Karenanya keberadaan ekosistem lamun yang sehat memungkinkan dugong untuk dapat hidup dengan baik.

Bagaimana Cara Kita Menjaga Dugong?

Menjaga kelestarian dugong tentu sangat penting untuk menjaga habitatnya yaitu ekosistem lamun. Selain itu, kita dapat segera melaporkan jika menemukan kasus perdagangan dugong kepada pihak berkepentingan seperti penegak hukum, dinas terkait, dan lain-lain.

Apabila kita berwisata ke laut kemudian menemukan spesies ini, kita tidak perlu menangkap atau bahkan menyentuhnya. Cukup abadikan dengan kamera dan biarkan dugong bebas di perairan.***

Baca juga: Lamun Melamun: Hiraukan Aku Kini, Bersedihlah Kemudian

https://youtu.be/VP8R97hhp_k

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan